Sally Rooney, Penulis Laris Generasi Milenial

Senin, 17 September 2018 - 09:55 WIB
Sally Rooney, Penulis...
Sally Rooney, Penulis Laris Generasi Milenial
A A A
DUA tahun lalu Sally Rooney adalah seorang calon novelis yang masih kinyis-kinyis jebolan Trinity College. Namun, berkat novel pertamanya, Conversations With Friends, yang laris manis, dia langsung diperhitungkan sebagai penulis muda berkualitas.

Buku yang dirilis pada tahun lalu ini langsung membuat sensasi di bidang sastra, laris berkat testimoni dari mulut ke mulut. Sebuah kisah keseharian dua anak muda dan sepasang suami istri yang dibumbui perbincangan tentang kehidupan dan romansa.

Saat ini dengan buku keduanya, Normal People, yang baru saja diluncurkan, nama Sally menjadi salah satu penulis muda Irlandia yang paling terkenal. Dikutip Evening Standard, penulis berusia 27 tahun ini memiliki gaya luwes dan tidak menonjolkan diri, tapi gaya ini sukses memikat banyak orang.

Berkat dua karyanya yang dinilai luar biasa, Sally pun disebut-sebut layak menerima berbagai penghargaan bergengsi, seperti Man Booker Prize 2018 .

Penulis kelahiran tahun 1991 ini juga masuk sebagai nomine penghargaan bergengsi Dylan Thomas Prize pada tahun ini yang baru saja diumumkan pemenangnya Mei lalu. Menurut BBC, kali ini para penulis perempuan mendominasi daftar kandidat Swansea University International Dylan Thomas Prize tersebut.

Dari enam novelis dan penyair dari Inggris, Irlandia, Amerika Serikat (AS), India, dan Nigeria, empat nama adalah perempuan dan empat penulis debutan. Ada 12 buku yang diikutsertakan, yakni delapan novel, dua kisah pendek, dan dua volume puisi. Tahun lalu Sally juga memenangi penghargaan Sunday Times Young Writer of the Year Award 2017.

Novel keduanya, Normal People, juga akan segera diangkat ke layar BBC. Untuk novel kedua ini, banyak orang menyebutnya sebagai novel yang superb. Buku keduanya mengangkat masalah percintaan pada era milenial saat ini, lengkap dengan berbagai limpahan teknologi di dalamnya.

Tak heran buku ini banyak direkomendasikan oleh generasi milenial. Novel ini seperti kisah cinta klasik yang tak lekang waktu, sangat erat dengan situasi saat ini, dan sastra banget. Sebetulnya apakah yang ingin disampaikan Sally melalui karyanya?

“Tidak jujur? Jika saya mengatakan saya ingin menulis semacam novel realistik sosial tentang struktur kelas di Irlandia. Sama sekali tidak. Tapi, setelah memutuskan bahwa ini adalah novel yang ingin saya tulis, saya harus berpikir serius tentang masalah ini.

Sangat penting bagi saya untuk bersikap adil, di satu sisi bagaimana sistem kelas memakan semua, dan di sisi lain bagaimana individu tidak dapat direduksi menjadi satu atau kelompok identitas lainnya,” urainya, dikutip Vogue.

Juara debat

Sally adalah seorang pendebat nomor satu di Eropa saat usianya masih awal 20-an. Kemampuan observasi dan bakat untuk menulis dialognya patut diacungi jempol. Meskipun ia mengatakan bahwa buku-bukunya bukan autobiografi, banyak yang melihat kisahnya mengandung unsur-unsur kehidupan nyata.

Kecintaannya terhadap buku dan profesinya kini sepertinya tidak jauh dari atmosfer yang terbangun di keluarganya. Tumbuh di Castlebar, County Mayo, Sally dikelilingi bukubuku. Kedua orang tuanya sangat menyukai membaca buku.

Sang ibu juga mengelola pusat seni lokal. Jadi, memang tidak ada banyak pilihan bagi Sally selain menyukai hal-hal yang berbau budaya. Kendati demikian, Sally mengenang kedua orang tuanya tidak berorientasi pada keberhasilan.

“Mereka hanya senang karena anak-anak mereka bahagia, dan jika salah satu dari kami ingin menjadi novelis sastra atau apa pun itu, baiklah, apa pun yang membuat kamu bahagia, kejarlah impian itu,” sebutnya.

Saat ini Sally diketahui tinggal bersama pacarnya yang berprofesi sebagai guru matematika di Dublin. Sally juga masih tercatat sebagai editor majalah sastra The Stinging Fly.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1667 seconds (0.1#10.140)