TSI Tempat Wisata Berbasis Lingkungan dan Terlengkap
A
A
A
BOGOR - Sebagai salah satu lembaga konservasi sumber daya alam yang dipercaya pemerintah, Taman Safari Indonesia (TSI) terus mengembangkan bisnis guna menunjang program konservasi ribuan satwa.
Pasalnya, dalam kurun waktu lima tahun ini, TSI tak hanya terus mengembangbiakkan satwa untuk dipertunjukkan kepada pengunjung saja. Saat ini TSI juga sudah berkembang menjadi objek wisata rekreasi keluarga paling lengkap. General Manager TSI Cisarua Putu Harianto, dalam peringatan satu tahun kedatangan panda, mengungkapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang menyukseskan perkembangan taman safari menjadi tempat wisata keluarga berbasis lingkungan terbesar.
“Apalagi, dengan kehadiran dua satwa langka khas China 2017 lalu di Indonesia. Tapi, yang terpenting kesempatan hari bahagia ini. Saya ucapkan terima kasih kepada founding father Panda Indonesia Jansen Manangsang,” jelasnya.
Putu juga menyebutkan tanpa terasa setahun sudah kedua panda ini menjadi penghuni TSI yang menempati Istana Panda Indonesia. “Hingga kini keduanya dalam kondisi sehat, lincah, dan semakin bertambah berat tubuhnya,” ucapnya.
Dia menyebutkan TSI Cisarua Bogor sudah memiliki belasan wahana dan sejumlah pertunjukan edukasi tak kalah menarik dengan tempat wisata lain.
“Di zona taman rekreasi, kita memiliki 12 atraksi, yakni Plaza Gajah, Safari Water Park, Dino Park, Perahu Air, Flume Ride, Komodo Dragon Island, Penguin House, Elephant Rides, Rumah Aceh, Primate Center and Reptile Tunnel, Meerkat dan Bekantan, Jaksa Waterfall,” paparnya.
Kemudian di Zona Baby Zoo saat ini ada atraksi Jurrasic Train, Bird Aviary, Taj Mahal White Tiger, Australian Outback, Big Cat Center. “Kita juga dilengkapi sejumlah tempat wisata seperti Restoran Rain Forest, Caffe Onta Coffee and Bakery, Safari Bento, Drive Thru, Rimba Food Court, Restoran Safari Kuring, dan Caravan,” ujarnya.
Bagi pengunjung yang ingin membeli suvenir juga dapat membeli di Gerai Safari Gift Shop, Forest Wonderland, Kincir Souvernir, Waterpark Gift Shop, Cowboy Store, dan Jungle Store. “Pada jam tertentu, kita juga menghibur pengunjung dengan sembilan pertunjukan pada jam-jam tertentu di antaranya Elephant Show, Dolpin Show, Safari Theatre, Cowboy Show,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur TSI Group Jansen Manangsang mengatakan satwasatwa di TSI I (Bogor, Jawa Barat) TSI II (Prigen, Jawa Timur), dan TSI III (Gianyar, Bali) didatangkan dari lima benua di Indonesia, jumlahnya mencapai lebih dari 3.000 ekor, ada satwa lokal dan impor, serta satwa langka atau satwa yang dilindungi.
“Jika ditambah dengan ikan dan burung, jumlahnya bisa mencapai 7.500 ekor. Kami juga memiliki harimau sumatera yang sangat langka, ada lima spesies harimau di dunia dan hanya satu yang terancam punah, yakni harimau sumatera,” ungkapnya. Menurutnya, TSI tak hanya menampilkan beragam satwa langka, tapi juga memberikan pengalaman edukatif kepada para pengunjung.
“Kami juga memiliki andil dalam pelestarian satwa melalui konservasi satwa di luar habitat alaminya. Taman safari memberikan kontribusi yang besar tidak hanya kepada Indonesia, tetapi juga kepada negaranegara lain di seluruh dunia,” ungkapnya.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lokasi TSI Cisarua Bogor dulunya kebun teh. Namun, saat ini telah menjadi rimbun dengan pepohonan. Sejak mulai didirikan, TSI telah menanam lebih dari 50.000 pohon.
Selain itu, di belakang TSI merupakan Taman Nasional yang juga merupakan kawasan dilindungi dan kini menjadi obyek wisata alam populer di Indonesia. Saat ini TSI terus berupaya untuk melestarikan spesies satwa yang terancam punah.
“Di seluruh dunia ada banyak lembaga konservasi satwa seperti TSI dan kami saling bertukar pengalaman. Selain itu, kami juga memanfaatkan tenaga ahli untuk pembiakan dan pelestarian satwa agar mereka bisa memiliki keturunan terus berkembang biak,” ucapnya.
Pasalnya, dalam kurun waktu lima tahun ini, TSI tak hanya terus mengembangbiakkan satwa untuk dipertunjukkan kepada pengunjung saja. Saat ini TSI juga sudah berkembang menjadi objek wisata rekreasi keluarga paling lengkap. General Manager TSI Cisarua Putu Harianto, dalam peringatan satu tahun kedatangan panda, mengungkapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang menyukseskan perkembangan taman safari menjadi tempat wisata keluarga berbasis lingkungan terbesar.
“Apalagi, dengan kehadiran dua satwa langka khas China 2017 lalu di Indonesia. Tapi, yang terpenting kesempatan hari bahagia ini. Saya ucapkan terima kasih kepada founding father Panda Indonesia Jansen Manangsang,” jelasnya.
Putu juga menyebutkan tanpa terasa setahun sudah kedua panda ini menjadi penghuni TSI yang menempati Istana Panda Indonesia. “Hingga kini keduanya dalam kondisi sehat, lincah, dan semakin bertambah berat tubuhnya,” ucapnya.
Dia menyebutkan TSI Cisarua Bogor sudah memiliki belasan wahana dan sejumlah pertunjukan edukasi tak kalah menarik dengan tempat wisata lain.
“Di zona taman rekreasi, kita memiliki 12 atraksi, yakni Plaza Gajah, Safari Water Park, Dino Park, Perahu Air, Flume Ride, Komodo Dragon Island, Penguin House, Elephant Rides, Rumah Aceh, Primate Center and Reptile Tunnel, Meerkat dan Bekantan, Jaksa Waterfall,” paparnya.
Kemudian di Zona Baby Zoo saat ini ada atraksi Jurrasic Train, Bird Aviary, Taj Mahal White Tiger, Australian Outback, Big Cat Center. “Kita juga dilengkapi sejumlah tempat wisata seperti Restoran Rain Forest, Caffe Onta Coffee and Bakery, Safari Bento, Drive Thru, Rimba Food Court, Restoran Safari Kuring, dan Caravan,” ujarnya.
Bagi pengunjung yang ingin membeli suvenir juga dapat membeli di Gerai Safari Gift Shop, Forest Wonderland, Kincir Souvernir, Waterpark Gift Shop, Cowboy Store, dan Jungle Store. “Pada jam tertentu, kita juga menghibur pengunjung dengan sembilan pertunjukan pada jam-jam tertentu di antaranya Elephant Show, Dolpin Show, Safari Theatre, Cowboy Show,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur TSI Group Jansen Manangsang mengatakan satwasatwa di TSI I (Bogor, Jawa Barat) TSI II (Prigen, Jawa Timur), dan TSI III (Gianyar, Bali) didatangkan dari lima benua di Indonesia, jumlahnya mencapai lebih dari 3.000 ekor, ada satwa lokal dan impor, serta satwa langka atau satwa yang dilindungi.
“Jika ditambah dengan ikan dan burung, jumlahnya bisa mencapai 7.500 ekor. Kami juga memiliki harimau sumatera yang sangat langka, ada lima spesies harimau di dunia dan hanya satu yang terancam punah, yakni harimau sumatera,” ungkapnya. Menurutnya, TSI tak hanya menampilkan beragam satwa langka, tapi juga memberikan pengalaman edukatif kepada para pengunjung.
“Kami juga memiliki andil dalam pelestarian satwa melalui konservasi satwa di luar habitat alaminya. Taman safari memberikan kontribusi yang besar tidak hanya kepada Indonesia, tetapi juga kepada negaranegara lain di seluruh dunia,” ungkapnya.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lokasi TSI Cisarua Bogor dulunya kebun teh. Namun, saat ini telah menjadi rimbun dengan pepohonan. Sejak mulai didirikan, TSI telah menanam lebih dari 50.000 pohon.
Selain itu, di belakang TSI merupakan Taman Nasional yang juga merupakan kawasan dilindungi dan kini menjadi obyek wisata alam populer di Indonesia. Saat ini TSI terus berupaya untuk melestarikan spesies satwa yang terancam punah.
“Di seluruh dunia ada banyak lembaga konservasi satwa seperti TSI dan kami saling bertukar pengalaman. Selain itu, kami juga memanfaatkan tenaga ahli untuk pembiakan dan pelestarian satwa agar mereka bisa memiliki keturunan terus berkembang biak,” ucapnya.
(don)