Tanpa Tinggalkan Motif Klasik, Batik Kekinian Dilirik Anak Muda
A
A
A
JAKARTA - Seiring perkembangan fesyen, batik dinilai bukanlah hal kuno lagi. Bahkan, berkat tangan kreatif para desainer, kini batik hadir dengan beragam mode yang trendi. Tren ini pun membuat pecinta fesyen tak segan mengenakan batik dalam berbagai kesempatan.
Dengan padu padan yang tepat, batik bisa dikenakan di berbagai acara. Mulai dari formal hingga santai. Seperti halnya yang dilakukan oleh desainer sekaligus pelestari batik, Iwet Ramadhan. Agar batik dilirik usia muda, Iwet terus berkreasi dengan mengikuti selera dan tren saat ini.
"Kalau dikasih baju full batik semua, kan terkesan tua. Karena itu, kemudian yang aku lakukan adalah dipotong kemudian dibentuk tidak sekadar kotak atau segitiga, bisa kurva. Lalu dipadukan dengan kain stripes, polkadot, sehingga membuat tampilan modern," ujar Iwet Ramadhan di Jakarta.
"Intinya, mengikuti apa yang disukai anak muda, tren sekarang, namun tidak meninggalkan motif klasik yang bagaimana pun ada filosofi yang harus kita jaga," tambahnya.
Inovasi lainnya yang juga dilakukan Iwet adalah membuat motif batik yang klasik menjadi lebih kekinian atau modern. Misalnya motif Sawunggaling yang dipadu dengan latar hujan rintik dan polkadot. Cara ini dinilai Iwet lebih menarik dan bisa diterima para usia muda.
"Ada Sawunggaling, saya pakai latar hujan rintik dan ada polkadot. Supaya apa? Agar lebih relate dengan anak muda. Kemudian dengan warnanya. Ada juga saya pakai latar strip untuk kombinasi kain batik cap dan tulis. Itu motif klasik kupu-kupu dan kita bawa sebagai pop dan zaman sekarang," jelasnya.
Sementara untuk warna, Iwet mendesain batik dengan warna-warna yang lebih terang dan kekinian seperti biru tua atau merah dan orange. Dengan demikian, batik yang merupakan salah satu dari budaya Indonesia tetap lestari dan tidak tergerus waktu.
"Itu warna yang memiliki daya tarik sendiri bagi anak muda yang bisa membuat anak muda lebih melirik," tandasnya.
Dengan padu padan yang tepat, batik bisa dikenakan di berbagai acara. Mulai dari formal hingga santai. Seperti halnya yang dilakukan oleh desainer sekaligus pelestari batik, Iwet Ramadhan. Agar batik dilirik usia muda, Iwet terus berkreasi dengan mengikuti selera dan tren saat ini.
"Kalau dikasih baju full batik semua, kan terkesan tua. Karena itu, kemudian yang aku lakukan adalah dipotong kemudian dibentuk tidak sekadar kotak atau segitiga, bisa kurva. Lalu dipadukan dengan kain stripes, polkadot, sehingga membuat tampilan modern," ujar Iwet Ramadhan di Jakarta.
"Intinya, mengikuti apa yang disukai anak muda, tren sekarang, namun tidak meninggalkan motif klasik yang bagaimana pun ada filosofi yang harus kita jaga," tambahnya.
Inovasi lainnya yang juga dilakukan Iwet adalah membuat motif batik yang klasik menjadi lebih kekinian atau modern. Misalnya motif Sawunggaling yang dipadu dengan latar hujan rintik dan polkadot. Cara ini dinilai Iwet lebih menarik dan bisa diterima para usia muda.
"Ada Sawunggaling, saya pakai latar hujan rintik dan ada polkadot. Supaya apa? Agar lebih relate dengan anak muda. Kemudian dengan warnanya. Ada juga saya pakai latar strip untuk kombinasi kain batik cap dan tulis. Itu motif klasik kupu-kupu dan kita bawa sebagai pop dan zaman sekarang," jelasnya.
Sementara untuk warna, Iwet mendesain batik dengan warna-warna yang lebih terang dan kekinian seperti biru tua atau merah dan orange. Dengan demikian, batik yang merupakan salah satu dari budaya Indonesia tetap lestari dan tidak tergerus waktu.
"Itu warna yang memiliki daya tarik sendiri bagi anak muda yang bisa membuat anak muda lebih melirik," tandasnya.
(nug)