Review Film The Grinch
A
A
A
JAKARTA - Salah satu kisah Natal yang paling sering dikisahkan dan difilmkan adalah cerita The Grinch. Sosok karangan Dr Seuss dari buku berjudul How the Grinch Stole Christmas! ini berbentuk makhluk hijau berbulu yang sangat membenci Natal. Dia akan berusaha sekuat tenaga untuk mengganggu atau membatalkan Natal.
Tahun ini, kisah The Grinch kembali ke layar lebar. Dengan sentuhan teknologi animasi baru, kisah The Grinch yang disulihsuarakan Benedict Cumberbatch ini tampil dengan gambar yang cerah dan memanjakan mata.
Kisah ini berawal ketika penduduk desa Whoville sedang bersiap merayakan Natal. Segala sesuatu dari dekorasi hingga hidangan pun dipersiapkan untuk menyambut hari raya tersebut. Warga pun sangat bersuka cita menyambutnya.
Namun, dari sekian banyak warga desa, Grinch, yang tinggal di puncak gunung bersalju, tidak merasakan keriaan itu. Bersama anjingnya, Max, dan Fred, seekor rusa kutub gemuk yang dia temukan, Grinch berusaha menggagalkan Natal yang akan dirayakan warga desa.
Berbeda dengan adaptasinya pada tahun 2000 yang dibintangi Jim Carey sebagai Grinch, versi animasi ini lebih menonjolkan sisi sensitif The Grinch. Meski digambarkan sebagai sosok yang jahat, tapi, The Grinch di versi animasi ini memiliki kepribadian suram dan sensitif. Masa lalunya yang buruk membuatnya membenci semua keriaan terkait Natal.
Tidak banyak perubahan yang dilakukan sutradara Scott Mosier dan Yarrow Cheney dalam cerita film yang berdurasi 86 menit ini. Namun, gambar-gambar yang disuguhkan membuat cerita ini menjadi lebih hidup dan penuh dengan fantasi.
Selain itu, banyak adegan-adegan lucu yang bakal membuat Anda tertawa di film ini. Kisahnya yang ringan dan memiliki pesan moral sangat cocok untuk anak-anak. Film ini mengajarkan tentang kemurahan hati dan juga bagaimana kepolosan anak-anak mampu mengubah hati yang membeku menjadi cair dan penuh kasih sayang.
The Grinch sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda. Selamat menyaksikan!
Tahun ini, kisah The Grinch kembali ke layar lebar. Dengan sentuhan teknologi animasi baru, kisah The Grinch yang disulihsuarakan Benedict Cumberbatch ini tampil dengan gambar yang cerah dan memanjakan mata.
Kisah ini berawal ketika penduduk desa Whoville sedang bersiap merayakan Natal. Segala sesuatu dari dekorasi hingga hidangan pun dipersiapkan untuk menyambut hari raya tersebut. Warga pun sangat bersuka cita menyambutnya.
Namun, dari sekian banyak warga desa, Grinch, yang tinggal di puncak gunung bersalju, tidak merasakan keriaan itu. Bersama anjingnya, Max, dan Fred, seekor rusa kutub gemuk yang dia temukan, Grinch berusaha menggagalkan Natal yang akan dirayakan warga desa.
Berbeda dengan adaptasinya pada tahun 2000 yang dibintangi Jim Carey sebagai Grinch, versi animasi ini lebih menonjolkan sisi sensitif The Grinch. Meski digambarkan sebagai sosok yang jahat, tapi, The Grinch di versi animasi ini memiliki kepribadian suram dan sensitif. Masa lalunya yang buruk membuatnya membenci semua keriaan terkait Natal.
Tidak banyak perubahan yang dilakukan sutradara Scott Mosier dan Yarrow Cheney dalam cerita film yang berdurasi 86 menit ini. Namun, gambar-gambar yang disuguhkan membuat cerita ini menjadi lebih hidup dan penuh dengan fantasi.
Selain itu, banyak adegan-adegan lucu yang bakal membuat Anda tertawa di film ini. Kisahnya yang ringan dan memiliki pesan moral sangat cocok untuk anak-anak. Film ini mengajarkan tentang kemurahan hati dan juga bagaimana kepolosan anak-anak mampu mengubah hati yang membeku menjadi cair dan penuh kasih sayang.
The Grinch sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda. Selamat menyaksikan!
(alv)