Musik Reggae Masuk Daftar Warisan Budaya
A
A
A
PORT LOUIS - Perjuangan keras Jamaika melindungi musik reggae terbayar. Musik dengan irama dan entakan yang dipopulerkan Bob Marley dikancah internasional itu masuk daftar Warisan Budaya Dunia Organisasi Pendidikan Keilmuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa- Bangsa (UNESCO) kemarin.
UNESCO menyatakan reggae merupakan budaya yang tak ternilai harganya yang perlu dilestarikan, dilindungi, dan dipromosikan lebih jauh. “Meski awalnya mewakili suara kaum terpinggirkan, kini musik reggae dicintai berbagai lapisan masyarakat, gender, etnis, dan agama,” ungkap UNESCO seperti dikutip Nation.co.ke.
Kontribusi reggae terhadap perubahan masyarakat dunia sangat besar. Melalui lirik-lirik lagunya yang condong pada isu ketidakadilan, kemanusiaan, dan cinta, musik asal Jamaika itu berhasil menyadarkan masyarakat, baik langsung atau pun tidak langsung.
UNESCO menilai reggae sebagai musik sosiopolitik dan spiritual. Dengan pengakuan UNESCO, reggae kini bergabung dengan lebih dari 399 tradisi unik lain dari seluruh dunia seperti seni berkuda dari Wina, ritual pelatihan unta dari Mongolia, dan pertunjukan boneka milik Republik Ceko.
Jamaika berjuang selama be berapatahunagarreggaemasuk Warisan Budaya Dunia UNESCO. Tahun ini UNESCO menerima 40 proposal budaya. Mereka membahas seluruh budaya itu di Port Louis, Mauritius.
Selain reggae, UNESCO juga mempertimbangkan kerajinan jerami dari Bahama, tradisi gulat dari Korea Selatan (Korsel), olahraga hurling yang mirip hoki dari Irlandia, dan pembuatan parfum dari Prancis. Reggae dilaporkan sudah ada sejak akhir 1960-an. Single “Do the Reggay” karya Toots and the Maytals menjadi lagu reggae pertama yang mencuri hati para pecinta musik di dunia.
Beberapa musisi reggae terkenal lain yang sukses di panggung global ialah Bob Marley, The Skatalites, Sly Dunbar, dan The Upsetters. Dalam beberapa dekade reggae telah menyebar ke seluruh dunia. Dari Spanyol hingga Venezuela.
Beberapa artis reggae asal Inggris yang sukses besar di Eropa juga mengaku mendapatkan inspirasi langsung dari musisi Karibia dan Jamaika. Di Jamaika reggae menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar. Bob Marley dan grupnya, Wailers, mewarnai dan meramaikan musik global dengan lagu Now Woman, No Cry dan Stir It Up .
Lalu Desmond Dekker dengan lagu Israelites, Totts and the Maytals dengan lagu Pres sure Drop, dan Jimmy Cliff de ngan lagu The Harder They Come yang kemudian menjadi judul film pada 1972.
Irama reagge yang dominan dengan suara berat basnya dan entakan drum memengaruhi musisi aliran lain hingga lahir subgenre baru seperti reaggeton, dub, dan dancehall. “Reggae adalah budaya khas Jamaika. Kami telah menciptakannya,” kata Menteri Kebudayaan Jamaika, Olivia Grange, sebelum voting.
Inklusi terhadap daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO di nilai hanya bersifat simbolis. Meski demikian, hal itu dapat meningkatkan harkat dan martabat bangsa, juga identitas.
Semua budaya yang terdaftar di UNESCO bersifat unik dan beragam, dari tarian, pengolahan makanan, pembuatan perahu, hingga festival. Hurling dan camogie juga masuk daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO. Sama seperti Jamaika, Irlandia juga berjuang keras untuk meraih capaian itu.
Delegasi Asosiasi Olahraga Gaelic (GAA) mengunjungi Paris, Prancis, pada Oktober lalu. Hurling merupakan olahraga khas Irlandia yang sudah ada sejak 2000 tahun silam. “Hurling masih kental dengan mitologi kuno,” ungkap UNESCO.
“Hurling dianggap sebagai bagian intrinsik budaya Irlandia dan memegang peran penting dalam mempromosikan kesehatan, kebugaran, kerjasama, dan semangat. Saat ini, hurling masih dilestarikan di sekolahsekolah dan klub di Irlandia.” Presiden GAA, John Horan, menyambut baik keputusan UNESCO dan memuji warga yang melestarikan hurling.
Dia mengatakan, hurling sudah sepantasnya masuk Warisan Budaya Dunia. Sebab, hurling bukan sekadar olahraga, tapi aset nasional Irlandia yang menghubungkan masyarakatnya dari generasi ke generasi.
“Pengakuan internasional ini merupakan pengakuan pentingnya budaya, sosial, dan olah raga bagi masyarakat Irlandia,” kata Horan, dilansir Independent.ie. “Hurling meru pakan tradisi kuno yang hampir ter gerus budaya baru. Kami berutang budi pada mereka yang melestarikan dan mempromosikannya.”
Presiden Asosiasi Camogie, Kathleen Woods, juga mengaku bangga camogie masuk daftar Waris anBudaya Dunia UNESCO.“Saya senang atas pengakuan internasional ini, begitu juga dengan para pemain yang menjadikan camogie sebagai bagian dari kehidupan mereka,” imbuhnya.
Camogie juga berasal dari Irlandia. Berikutnya UNESCO memasukkan budaya unik lain kedalam daftar Warisan Budaya Dunia. Ada tarian Lakhon Khol dari Kamboja, dinding Drystone dari Siprus dan delapan negara Eropa lainnya, festival Budslau Fest dari Belarus, gulat tradisional Chidaoba dari Georgia, Lim dari Tibet, dan Suri Jagek dari Pakistan. (Muh Shamil)
UNESCO menyatakan reggae merupakan budaya yang tak ternilai harganya yang perlu dilestarikan, dilindungi, dan dipromosikan lebih jauh. “Meski awalnya mewakili suara kaum terpinggirkan, kini musik reggae dicintai berbagai lapisan masyarakat, gender, etnis, dan agama,” ungkap UNESCO seperti dikutip Nation.co.ke.
Kontribusi reggae terhadap perubahan masyarakat dunia sangat besar. Melalui lirik-lirik lagunya yang condong pada isu ketidakadilan, kemanusiaan, dan cinta, musik asal Jamaika itu berhasil menyadarkan masyarakat, baik langsung atau pun tidak langsung.
UNESCO menilai reggae sebagai musik sosiopolitik dan spiritual. Dengan pengakuan UNESCO, reggae kini bergabung dengan lebih dari 399 tradisi unik lain dari seluruh dunia seperti seni berkuda dari Wina, ritual pelatihan unta dari Mongolia, dan pertunjukan boneka milik Republik Ceko.
Jamaika berjuang selama be berapatahunagarreggaemasuk Warisan Budaya Dunia UNESCO. Tahun ini UNESCO menerima 40 proposal budaya. Mereka membahas seluruh budaya itu di Port Louis, Mauritius.
Selain reggae, UNESCO juga mempertimbangkan kerajinan jerami dari Bahama, tradisi gulat dari Korea Selatan (Korsel), olahraga hurling yang mirip hoki dari Irlandia, dan pembuatan parfum dari Prancis. Reggae dilaporkan sudah ada sejak akhir 1960-an. Single “Do the Reggay” karya Toots and the Maytals menjadi lagu reggae pertama yang mencuri hati para pecinta musik di dunia.
Beberapa musisi reggae terkenal lain yang sukses di panggung global ialah Bob Marley, The Skatalites, Sly Dunbar, dan The Upsetters. Dalam beberapa dekade reggae telah menyebar ke seluruh dunia. Dari Spanyol hingga Venezuela.
Beberapa artis reggae asal Inggris yang sukses besar di Eropa juga mengaku mendapatkan inspirasi langsung dari musisi Karibia dan Jamaika. Di Jamaika reggae menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar. Bob Marley dan grupnya, Wailers, mewarnai dan meramaikan musik global dengan lagu Now Woman, No Cry dan Stir It Up .
Lalu Desmond Dekker dengan lagu Israelites, Totts and the Maytals dengan lagu Pres sure Drop, dan Jimmy Cliff de ngan lagu The Harder They Come yang kemudian menjadi judul film pada 1972.
Irama reagge yang dominan dengan suara berat basnya dan entakan drum memengaruhi musisi aliran lain hingga lahir subgenre baru seperti reaggeton, dub, dan dancehall. “Reggae adalah budaya khas Jamaika. Kami telah menciptakannya,” kata Menteri Kebudayaan Jamaika, Olivia Grange, sebelum voting.
Inklusi terhadap daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO di nilai hanya bersifat simbolis. Meski demikian, hal itu dapat meningkatkan harkat dan martabat bangsa, juga identitas.
Semua budaya yang terdaftar di UNESCO bersifat unik dan beragam, dari tarian, pengolahan makanan, pembuatan perahu, hingga festival. Hurling dan camogie juga masuk daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO. Sama seperti Jamaika, Irlandia juga berjuang keras untuk meraih capaian itu.
Delegasi Asosiasi Olahraga Gaelic (GAA) mengunjungi Paris, Prancis, pada Oktober lalu. Hurling merupakan olahraga khas Irlandia yang sudah ada sejak 2000 tahun silam. “Hurling masih kental dengan mitologi kuno,” ungkap UNESCO.
“Hurling dianggap sebagai bagian intrinsik budaya Irlandia dan memegang peran penting dalam mempromosikan kesehatan, kebugaran, kerjasama, dan semangat. Saat ini, hurling masih dilestarikan di sekolahsekolah dan klub di Irlandia.” Presiden GAA, John Horan, menyambut baik keputusan UNESCO dan memuji warga yang melestarikan hurling.
Dia mengatakan, hurling sudah sepantasnya masuk Warisan Budaya Dunia. Sebab, hurling bukan sekadar olahraga, tapi aset nasional Irlandia yang menghubungkan masyarakatnya dari generasi ke generasi.
“Pengakuan internasional ini merupakan pengakuan pentingnya budaya, sosial, dan olah raga bagi masyarakat Irlandia,” kata Horan, dilansir Independent.ie. “Hurling meru pakan tradisi kuno yang hampir ter gerus budaya baru. Kami berutang budi pada mereka yang melestarikan dan mempromosikannya.”
Presiden Asosiasi Camogie, Kathleen Woods, juga mengaku bangga camogie masuk daftar Waris anBudaya Dunia UNESCO.“Saya senang atas pengakuan internasional ini, begitu juga dengan para pemain yang menjadikan camogie sebagai bagian dari kehidupan mereka,” imbuhnya.
Camogie juga berasal dari Irlandia. Berikutnya UNESCO memasukkan budaya unik lain kedalam daftar Warisan Budaya Dunia. Ada tarian Lakhon Khol dari Kamboja, dinding Drystone dari Siprus dan delapan negara Eropa lainnya, festival Budslau Fest dari Belarus, gulat tradisional Chidaoba dari Georgia, Lim dari Tibet, dan Suri Jagek dari Pakistan. (Muh Shamil)
(nfl)