Studi: Yoga Bisa Melawan Kanker Paru-paru

Selasa, 04 Desember 2018 - 16:33 WIB
Studi: Yoga Bisa Melawan Kanker Paru-paru
Studi: Yoga Bisa Melawan Kanker Paru-paru
A A A
JAKARTA - Kanker paru-paru adalah jenis kanker yang paling umum di dunia dengan lebih dari 2.093.000 kasus yang dilaporkan pada 2018. Kanker paru menyumbang 12,3 persen dari semua kasus kanker yang didiagnosis selama periode yang sama secara internasional.

Secara statistik, angka itu jauh lebih mungkin menimpa laki-laki daripada perempuan. Namun, dengan perubahan gaya hidup wanita, ditambah dengan kualitas udara yang memburuk di banyak wilayah metropolitan, hanya masalah waktu sebelum kesenjangan gender berkurang.

Oleh karena itu, kanker paru adalah kekhawatiran yang berkembang untuk kedua jenis kelamin. Terapis yoga, Gulshan Kapadia mengatakan tentang kemungkinan peran dalam pencegahan dan pengobatan kanker paru-paru.

Ada empat jenis utama kanker paru-paru, diantaranya dua yang paling umum adalah Adenocarcinoma dan Squamous Cell Carcinoma yang menyumbang 40 persen dan 30 persen dari semua kasus masing-masing.

Sementara, kanker paru dapat diobati dengan tingkat yang jauh lebih besar dari masa lalu dan mendeteksi penyakit pada tahap awal sangat penting untuk mencapai hasil yang positif.

Gejala penyakitnya tidak terbatas pada batuk yang terjadi secara terus-menerus selama lebih dari dua minggu, tetapi bisa juga nyeri di lengan, bahu, leher dan punggung, sesak napas, penurunan berat badan, darah dalam dahak, dan kelesuan.

Perang melawan kanker telah membuat para peneliti allopathic mencari bentuk perawatan kesehatan alternatif yang agak tak terduga yang berusia ribuan tahun dan berasal dari India, yakni yoga. Tentu hal ini menimbulkan pertanyaan, apa nilai yang mungkin bisa terapi kuno seperti yoga menambah perawatan kanker paru-paru yang tidak memiliki sistem saat ini?

Seperti dilansir Times Of India, jawabannya agak mengejutkan; banyak, setidaknya menurut penelitian yang dilakukan Institut Kesehatan Nasional AS pada 26 pasien yang diobati dengan kemoterapi dan terapi radiasi dan perawat.

Studi ini mengamati bahwa orang-orang yang secara teratur berlatih yoga, yaitu 15 sesi yoga yang berlangsung, masing-masing satu jam, terutama latihan yang meregangkan area dada dan menekankan pada mengambil napas dalam, dilakukan lebih baik dalam tes berjalan dan daya tahan daripada subjek dalam kelompok kontrol yaitu mereka yang tidak berlatih yoga.

Banyak peserta sangat puas dengan hasil mereka sehingga mereka terus berlatih yoga setelah selesainya eksperimen dan 96 persen menilai program ini sebagai 'sangat berguna'.

Studi lain yang dilakukan pada 2017 oleh University of Texas menganalisis efek terapi Yoga pada 32 pasien dengan kanker paru-paru. Penelitian ini termasuk pemberian latihan fisik, pernapasan dan peregangan bersama dengan meditasi.

Temuan mengungkapkan bahwa terapi yoga tidak hanya meningkatkan fungsi fisik pasien, tetapi juga meningkatkan kesehatan mental mereka.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9018 seconds (0.1#10.140)