Terobosan Baru Enyahkan Mioma dan Kista

Kamis, 06 Desember 2018 - 10:11 WIB
Terobosan Baru Enyahkan Mioma dan Kista
Terobosan Baru Enyahkan Mioma dan Kista
A A A
JAKARTA - Memiliki keturunan setelah menikah tentu menjadi dambaan semua pasangan suami istri (pasutri). Namun, tidak semua pasangan dikaruniai anak dalam waktu singkat, bahkan bisa tidak sama sekali.

Kondisi ini disebut infertilitas atau ketidaksuburan, yaitu suatu keadaan di mana belum terjadi kehamilan meski tidak menggunakan kontrasepsi apa pun dan telah melakukan hubungan seksual secara teratur selama 6 bulan sampai 1 tahun.

Infertilitas biasanya tergantung penyebab utama yang perlu dicari tahu sebelum dokter kebidanan dan kandungan memberikan rekomendasi untuk program kehamilan. “Sebelum menentukan jenis program kehamilan yang akan dilakukan, perlu dipastikan terlebih dahulu penyebab sulit hamil tersebut. Memang tidak semua dapat dijelaskan penyebabnya. Sekitar 20% yang tidak diketahui penyebabnya disebut sebagai unexplain infertility ,” ujar konsultan obstetri dan ginekologi dengan subspesialisasi fertilitas dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Dr med Ferdhy Suryadi Suwandinata SpOG(K-FER).

Infertilitas pada wanita dapat disebabkan beberapa hal, seperti faktor hormonal, gangguan pematangan sel telur, endometriosis, miom, kista, tumor, bahkan kanker. Menurutnya, sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri dan melakukan konsultasi dengan dokter kebidanan dan kandungan untuk mendapatkan rekomendasi pengobatan dan prosedur yang tepat dan efektif.

“Hal ini penting dilakukan untuk meminimalkan perkembangan maupun efek penyebab infertilitas tersebut, terutama pada kasus endometriosis,” kata dr Ferdhy.

Dia menjelaskan, penanganan dengan obat-obatan bisa diberikan untuk penyebab infertilitas seperti faktor hormonal atau masalah pematangan sel telur. Namun, penanganan yang berbeda, seperti pembedahan, dapat dilakukan untuk pasien dengan kasus endometriosis, miom, kista, tumor, dan kanker.

“Tindakan operasi saat ini dapat dilakukan dengan teknik konvensional (pasien dibedah dengan sayatan lebar untuk mengangkat kista) dan metode terkini di dunia kedokteran, yaitu bedah minimal invasif yang lebih dikenal dengan istilah laparoskopi/endoskopi,” papar dr Ferdhy.

Laparoskopi adalah sebuah teknik bedah invasif minimal menggunakan instrumen bedah berdiameter kecil (5-10 mm) untuk melakukan prosedur pembedahan di rongga perut. Konsulen obstetri dan ginekologi dengan subspesialis onkologi dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dr Ong Tjandra MMPd MKes SpOG(K-Onk), menambahkan, operasi laparoskopi untuk kasus-kasus kandungan dilakukan berdasarkan penilaian atas kondisi masing-masing individu.

“Teknik operasi ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain luka sayatan yang sangat kecil, yaitu sekitar 7 mm dibandingkan luka sayatan pada operasi konvensional yang dapat mencapai 100 mm, waktu pemulihan pasien yang relatif cepat, nyeri luka pascaoperasi minimal, dan risiko komplikasi yang relatif rendah. Teknologi ini dapat diaplikasikan juga pada kasus-kasus keganasan,” ungkap dr Ong.

Dia mengatakan, tindakan laparoskopi untuk pengangkatan kista (laparascopic cystectomy ), pengangkatan polip (histeroscopic polypectomy ), pengangkatan miom (laparoscopic myomectomy), hingga pengangkatan rahim (total laparoscopic hysterectomy ) untuk kasus jinak dan ganas juga sudah dilakukan di Siloam Hospitals Kebon Jeruk.

“Didukung tim dokter subspesialis dan staf terampil serta didukung teknologi dan fasilitas modern, teknik ini membuahkan hasil yang memuaskan sehingga membantu pasien mendapatkan buah hati yang didambakan,” papar dr Ong. (Iman Firmansyah)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5064 seconds (0.1#10.140)