Jika Ada Tanda-tanda Serangan Jantung, Segera Tangani

Senin, 17 Desember 2018 - 11:46 WIB
Jika Ada Tanda-tanda Serangan Jantung, Segera Tangani
Jika Ada Tanda-tanda Serangan Jantung, Segera Tangani
A A A
PENYAKIT jantung koroner (PJK) berkontribusi terhadap 37% kematian di Indonesia. Penyakit ini merupakan salah satu dari kasus penyebab utama kematian di Indonesia untuk kategori penyakit tidak menular (PTM).

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit yang berkaitan dengan gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat. Hingga saat ini masih banyak pasien yang mengalami serangan jantung terlambat ditangani karena ketidaktahuan atau terhambat saat perjalanan menuju rumah sakit.

Padahal, pasien serangan jantung wajib mendapat penanganan maksimal enam jam (periode emas serangan jantung) pascaserangan. Setiap menit yang berlalu membuat semakin banyak jaringan otot yang kekurangan oksigen sehingga mati.

“Oleh karena itu, semakin cepat pasien dibawa ke rumah sakit, maka semakin banyak yang bisa dilakukan untuk membatasi kerusakan otot jantung sehingga peluang hidup pasien lebih besar,” ujar dr Dasaad Mulijono MBBS-(Hons) FIHA FIMSANZ FRACGP FRACP PhD dalam acara “Solusi Menghadapi Dua Penyakit Mematikan” yang diadakan Bethsaida Hospitals.

Dia menyebutkan, semakin lama tidak ditangani, maka semakin banyak sel-sel otot jantung mati akibat tidak mendapat oksigen. “Pasien bisa ditangani bila lumpuh otot hanya 10%,” tegasnya saat temu media Bethsaida Hospital di Tangerang.

Serangan jantung terjadi karena dipicu sumbatan di pembuluh darah jantung (koroner) yang terjadi akibat penumpukan plak. Sering kali penumpukan awal plak tidak disadari pasien karena tidak bergejala atau mirip keluhan penyakit lain seperti sakit maag, nyeri ulu hati, dan pusing.

Adapun yang lebih parah banyak orang menyangka serangan jantung yang mereka rasakan sematamata adalah lantaran angin duduk. Karena itu membuat mereka merasa tidak perlu segera ke rumah sakit dan akan sembuh dengan sendirinya. Ada pula beberapa pasien dari dr Dasaad yang justru menunda tindakan karena tidak percaya dengan kemampuan dokter di Indonesia.

“Mereka memilih ke Singapura atau Malaysia. Padahal, serangan jantung ini sangat bergantung dengan waktu,” kata Director of Cadiology Bethsaida Hospital Cardiac Center ini. Dia melanjutkan, tindakannya perlu beberapa prosedur pemeriksaan, meliputi treadmill test, MSCT, dan kateterisasi.

“Namun hanya kateterisasi yang memiliki tingkat kesalahan nol persen sehingga menjadi gold standard ,” ujarnya. Adapun tingkat kesalahan pemeriksaan MSCT 5-10 persen dan treadmill test lebih besar lagi, yakni 50 persen. Deteksi sumbatan pembuluh darah yang tepat, menurut dr Dasaad, dapat mencegah terjadinya penumpukan plak dan serangan jantung pada kemudian hari.

Sumbatan di pembuluh darah jantung sebesar 40-50 persen, masih dapat ditangani dengan menggunakan obat. Namun, untuk sumbatan yang terjadi lebih dari 60 persen, maka membutuhkan tindakan kateter balon maupun pemasangan ring jantung.

Bagi mereka yang sudah berusia 35 tahun, maka sebaiknya mulai rajin melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Pemeriksaan kesehatan jantung, utamanya wajib dilakukan pada pasien dengan riwayat penyakit jantung di keluarga, memiliki riwayat diabetes, kolesterol tinggi, maupun hipertensi.

Pada kesempatan terpisah, Dr dr Jacub Pandelaki SpRad (k), dokter spesialis radiologi intervensi di Bethsaida Hospitals, menyampaikan metode untuk mendeteksi stroke, yaitu dengan digital substraction angiotherapy (DSA).

“DSA otak merupakan pemeriksaan golden standard dari pembuluh darah otak untuk melihat aliran di pembuluh darah arteri sampai jaringan, lalu ke vena secara langsung dan terus-menerus melalui alat angiografi atau kateterisasi,” ujar dr Jacub.

DSA yang dilakukan sebagai alat diagnostik, berfungsi untuk melihat kelainan pembuluh darah, seperti penyempitan, sumbatan, aneurisma, dan arteriovenous m alformation (AVM) di arteri dan vena yang dapat dilanjutkan sebagai alat terapi untuk mengobati kelainan-kelainan tersebut.

Sederhananya, DSA merupakan salah satu teknologi medis yang dapat menggambar pembuluh darah. Cara kerja DSA dengan menyemprotkan zat kontras (iodine) agar bisa dideteksi oleh alat sinar X melalui film.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6339 seconds (0.1#10.140)