Membedakan Kanker Usus dengan Wasir

Kamis, 27 Desember 2018 - 08:44 WIB
Membedakan Kanker Usus dengan Wasir
Membedakan Kanker Usus dengan Wasir
A A A
JAKARTA - Kanker usus besar merupakan kanker ketiga yang paling sering terjadi di dunia dengan hampir 1,4 juta kasus baru didiagnosis pada 2012.

Berdasarkan data Globocan (IARC) tahun 2012, penderita kanker usus besar terus mengalami peningkatan seiring perubahan lingkungan dan gaya hidup. Di Indonesia, insiden penyakit ini mencapai 12,8 per 100.000 usia dewasa, dengan tingkat kematian 9,5% dari seluruh kasus kanker, posisi ketiga untuk jenis kanker pada laki-laki dan posisi kedua pada perempuan.

Adapun gejala kanker usus besar di antaranya BAB berdarah dan nyeri di anus. Masalahnya, beberapa gejala ini mirip wasir sehingga masyarakat mengira mereka menderita wasir, bukan penyakit mematikan.

“Banyak (pasien) yang seperti ini. Dikira wasir, begitu diperiksa kanker dan mereka sangat kaget. Untuk membedakannya, cara termudah adalah dengan mencolok dubur,” ujar dr Eko Priatno SpB (K) BD dalam Media Gathering di Bethsaida Hospitals.

Pada kanker usus besar, benjolan atau ulkus yang terjadi bertekstur keras, berbeda dengan wasir yang tonjolannya lebih lembek. “Ini sederhana tapi sangat penting,” imbuh dr Eko.

Bethsaida Hospitals sendiri memiliki Digestive Center yang berfokus pada kelainan yang berhubungan dengan sistem pencernaan, mulai penyakit akut hingga penyakit menahun, seperti masalah liver, perut, usus besar, usus kecil, kantung empedu, atau pankreas.

Memang wasir tidak berbahaya seperti kanker usus besar. Meski begitu, bukan berarti kita biarkan. Sebab, meskipun kecil, wasir dapat menyebabkan luka dan rasa nyeri. Untuk mencegah kanker usus besar, pencegahan dan diagnosis yang akurat sangat penting.

Lakukan pemeriksaan yang sesuai dan konsultasikan hasil pemeriksaan Anda ke dokter. Dr Eko menegaskan untuk segera berkonsultasi dengan dokter apabila dicurigai kanker usus besar.

Gejala yang patut dicurigai seperti BAB berdarah, perubahan pola BAB seperti diare berkepanjangan atau tidak teratur, sensasi tidak puas setelah BAB, nyeri perut/kembung disertai mual dan muntah, serta berat badan turun tanpa sebab yang jelas.

Beberapa faktor risiko kanker jenis ini antara lain ada riwayat keluarga kanker usus, payudara, dan kandungan, penderita polip usus besar, penderita penyakit radang usus menahun, serta sering mengonsumsi daging merah, tinggi lemak, dan rendah serat.

Termasuk, mereka yang obesitas, perokok, dan kurang aktivitas fisik. Kanker usus besar atau kanker kolorektal adalah jenis kanker yang sering dijumpai hampir di semua kalangan usia, terutama usia lanjut.

Tetapi, dalam satu dekade terakhir, terjadi peningkatan 30%-35% penderita kanker usus besar di usia muda (kurang dari 50 tahun). Pada tahap awal, tidak terlalu tampak gejalanya. Hal ini membuat banyak penderita kanker usus besar datang ke rumah sakit ketika penyakit sudah kronis dan upaya pengobatan menjadi sulit.

Padahal, kunci utama keberhasilan penanganan kanker usus besar adalah ditemukannya kanker dalam stadium awal agar terapi dan tindakan dapat dilaksanakan secara kuratif. (Sri Noviarni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5629 seconds (0.1#10.140)