Ruby Rose, Sosok Multitalenta; Aktris, DJ, Juga Penyanyi
A
A
A
SOSOK maskulin ini memiliki banyak talenta. Selain sebagai seorang aktris, Ruby Rose juga menjadi DJ, penyanyi, bahkan merilis label busana sendiri.
Ruby Rose masih ingat ketika dirinya akhirnya mendapat peran sebagai Stella Carlin di serial Netflix, Orange Is The New Black musik ketiga dan keempat. “Saya mendapat peran di serial televisi terbesar di Amerika. Saya bahkan memiliki instruktur yang mengajari dialek karena saya memerankan wanita Amerika.
Saya harus berlatih setiap hari agar aksen saya semakin baik,” kata Ruby yang lahir dan besar di Australia ini. Bagi Warga Australia ini, tentu menjadi kebanggaan tersendiri baginya bisa tampil di layar kaca negara adidaya tersebut.
Dengan kepopuleran yang baru di Amerika Serikat, media mulai menyebutkan sebagai idola baru. Namun, ia menolak disebut sebagai sosok idola. “Saya hanya mengikuti arus dan menikmatinya. Dan itu tidaklah terlalu serius,” paparnya. Serius atau tidak, yang pasti Hollywood terus memanggilnya.
Sejak kemunculannya di Orange Is The New Black yang meninggalkan kesan, tawaran bermain film mulai bermunculan. Aktingnya bisa kita nikmati di beberapa film laris seperti Resident Evil: The Final Chapter (2016), xXx: Return of Xander Cage (2017), dan John Wick: Chapter 2 (2017).
Penampilannya yang maskulin membuatnya cocok bermain di film action. Namun, ia membuktikan pula bahwa peran humoris bukan kendala baginya, lewat film Pitch Perfect 3 (2017). Pada musim panas 2018 dia menguji kemampuan aktingnya dengan bermain di film horor science fiction bersama aktor ternama Jason Statham di film The Meg.
Karier Ruby Rose terus menanjak. Agustus tahun lalu popularitasnya semakin tinggi ketika dia diumumkan terpilih memerankan Batwoman di serial yang akan datang di The CW. Wanita dengan banyak talenta. Pujian itu tidak berlebihan kiranya dialamatkan kepada Ruby.
Selain akting, presenter, ia juga terbukti sukses menjadi DJ yang juga penyanyi. Single pertamanya, Guilty Pleasure, pada tahun 2012 ditulis oleh penulis lagu Gary Go. Ruby juga membantu pembuatan single On Your Side dari duo penyanyi asal Australia, The Veronicas.
Ketika sedang tidak berhadapan dengan kamera, Ruby bekerja sebagai DJ. Baru-baru ini ia tampil di kelab malam Pacha yang terkenal di Kota New York. “Sulit memang untuk menjadi aktris yang kredibel, sementara di sisi lain saya juga ingin menunjukkan kemampuan saya menjadi DJ.
Menyeimbangkan keduanya menjadi tantangan tersendiri bagi saya,” bebernya. Ruby Rose lahir dengan nama Ruby Rose Langenheim di Melbourne, Australia. Darah seni Ruby mengalir dari ibu yang seorang seniman.
Jebolan Melbourne’s University High School dan Footscray City College ini menempati posisi kedua di ajang pencarian bakat yang diselenggarakan majalah lokal di Australia. Dari situ ia terjun ke dunia modeling dan masuk ke industri fashion sebelum menjadi VJ MTV yang terkenal.
Sebagai presenter televisi, Ruby merupakan salah satu dari pembawa acara talkshow The 7pm Project yang juga menjadi presenter reality show Ultimate School Musical. Kemampuan public speaking-nya menjadi salah satu kelebihannya.
Terbukti ia laris manis menjadi pembawa acara berbagai program televisi, termasuk Australia’s Next Top Model. Sejak 2008, ia memang sudah fokus berakting. Setelah muncul di beberapa film dengan peran kecil, ia memutuskan membuat film pendek Break Free yang membuat dirinya semakin mudah mendapatkan panggilan dari Hollywood.
Model asal Australia ini, di samping bakat yang dimilikinya, juga terkenal akan koleksi tato yang terpampang di sekujur tubuhnya. Dia punya lebih dari 35 tato.
Empat tahun setelah berkolaborasi dengan Maybelline, dia lalu berinisiatif menambah tatonya di dada dengan tulisan Maybe sheís born with it yang menjadi slogan produk kosmetik tersebut. Hal itu sebagai bagian dari rasa terima kasihnya kepada brand itu karena sudah memilihnya sebagai brand ambassador.
Ruby Rose masih ingat ketika dirinya akhirnya mendapat peran sebagai Stella Carlin di serial Netflix, Orange Is The New Black musik ketiga dan keempat. “Saya mendapat peran di serial televisi terbesar di Amerika. Saya bahkan memiliki instruktur yang mengajari dialek karena saya memerankan wanita Amerika.
Saya harus berlatih setiap hari agar aksen saya semakin baik,” kata Ruby yang lahir dan besar di Australia ini. Bagi Warga Australia ini, tentu menjadi kebanggaan tersendiri baginya bisa tampil di layar kaca negara adidaya tersebut.
Dengan kepopuleran yang baru di Amerika Serikat, media mulai menyebutkan sebagai idola baru. Namun, ia menolak disebut sebagai sosok idola. “Saya hanya mengikuti arus dan menikmatinya. Dan itu tidaklah terlalu serius,” paparnya. Serius atau tidak, yang pasti Hollywood terus memanggilnya.
Sejak kemunculannya di Orange Is The New Black yang meninggalkan kesan, tawaran bermain film mulai bermunculan. Aktingnya bisa kita nikmati di beberapa film laris seperti Resident Evil: The Final Chapter (2016), xXx: Return of Xander Cage (2017), dan John Wick: Chapter 2 (2017).
Penampilannya yang maskulin membuatnya cocok bermain di film action. Namun, ia membuktikan pula bahwa peran humoris bukan kendala baginya, lewat film Pitch Perfect 3 (2017). Pada musim panas 2018 dia menguji kemampuan aktingnya dengan bermain di film horor science fiction bersama aktor ternama Jason Statham di film The Meg.
Karier Ruby Rose terus menanjak. Agustus tahun lalu popularitasnya semakin tinggi ketika dia diumumkan terpilih memerankan Batwoman di serial yang akan datang di The CW. Wanita dengan banyak talenta. Pujian itu tidak berlebihan kiranya dialamatkan kepada Ruby.
Selain akting, presenter, ia juga terbukti sukses menjadi DJ yang juga penyanyi. Single pertamanya, Guilty Pleasure, pada tahun 2012 ditulis oleh penulis lagu Gary Go. Ruby juga membantu pembuatan single On Your Side dari duo penyanyi asal Australia, The Veronicas.
Ketika sedang tidak berhadapan dengan kamera, Ruby bekerja sebagai DJ. Baru-baru ini ia tampil di kelab malam Pacha yang terkenal di Kota New York. “Sulit memang untuk menjadi aktris yang kredibel, sementara di sisi lain saya juga ingin menunjukkan kemampuan saya menjadi DJ.
Menyeimbangkan keduanya menjadi tantangan tersendiri bagi saya,” bebernya. Ruby Rose lahir dengan nama Ruby Rose Langenheim di Melbourne, Australia. Darah seni Ruby mengalir dari ibu yang seorang seniman.
Jebolan Melbourne’s University High School dan Footscray City College ini menempati posisi kedua di ajang pencarian bakat yang diselenggarakan majalah lokal di Australia. Dari situ ia terjun ke dunia modeling dan masuk ke industri fashion sebelum menjadi VJ MTV yang terkenal.
Sebagai presenter televisi, Ruby merupakan salah satu dari pembawa acara talkshow The 7pm Project yang juga menjadi presenter reality show Ultimate School Musical. Kemampuan public speaking-nya menjadi salah satu kelebihannya.
Terbukti ia laris manis menjadi pembawa acara berbagai program televisi, termasuk Australia’s Next Top Model. Sejak 2008, ia memang sudah fokus berakting. Setelah muncul di beberapa film dengan peran kecil, ia memutuskan membuat film pendek Break Free yang membuat dirinya semakin mudah mendapatkan panggilan dari Hollywood.
Model asal Australia ini, di samping bakat yang dimilikinya, juga terkenal akan koleksi tato yang terpampang di sekujur tubuhnya. Dia punya lebih dari 35 tato.
Empat tahun setelah berkolaborasi dengan Maybelline, dia lalu berinisiatif menambah tatonya di dada dengan tulisan Maybe sheís born with it yang menjadi slogan produk kosmetik tersebut. Hal itu sebagai bagian dari rasa terima kasihnya kepada brand itu karena sudah memilihnya sebagai brand ambassador.
(don)