Menengok Kerja Keras Soleh Solihun Hidupkan Sosok Komedian Iskak
A
A
A
JAKARTA - Aktor yang mengawali kariernya di dunia hiburan lewat pelawak tunggal, Soleh Solihun melakukan upaya yang cukup berat dalam mendalami peran sebagai almarhum komedian Iskak.
Dalam usaha menghidupkan peran sebagai Iskak, Soleh Solihun bersama Augie Fantinus mendalami karakter Ateng dan Iskak dalam film "Lagi-Lagi Ateng" selama satu bulan penuh. Mereka diampu oleh Ribut Murdiyanto, rekan dari mendiang Ateng dan Iskak.
"Untuk pendalaman karakter saya dan Augie latihan sebulan sebelum pemain lain terkumpul. Itu kami dilatih sama Pak Ribut Mardiyanto," tegas Soleh saat ditemui usai press screening film "Lagi-Lagi Ateng" di Kuningan Jakarta Selatan, awal pekan ini.
Soleh menjelaskan jika Ribut merupakan pelawak senior yang kenal secara personal dengan almarhum Ateng dan Iskak. "Jadi Pak Ribut ini memetakan Om Ateng ini seperti ini kecenderung-kecenderungannya, Iskak seperti ini. Dia kasih poin tuh gaya bicaranya seperti ini, gesturnya seperti ini, dan mimiknya seperti ini. Setelah dipetakan kita latihan setiap hari," papar Soleh.
Awalnya, Soleh dan Augie menirukan gaya bicara Iskak dan Ateng dari film-film terdahulu. Barulah selama satu bulan penuh Soleh dan Augie mendalami karakter mereka dalam film.
"Kita latihan menirukan Ateng dan Iskak dari film lamanya, misalnya 'Ateng Sok Tahu'. Setelah sebulan baru kita latihan sesuai skenario aslinya," imbuh Soleh, yang menjalani debut layar lebar dengan berperan sebagai Kosasih dalam film Cinta Brontosaurus (2013).
Alumnus Jurnalistik Universitas Padjajaran, Bandung ini mengaku banyak mengalami kesulitan ketika dituntut untuk menghidupkan kembali sosok komedian Iskak. Salah satu poin yang perlu diperhatikan Soleh adalah meniru gestur khas Iskak. Dalam beberapa penampilan, gerakan-gerakan tubuh seperti tarian.
"Jujur yang sulit itu menirukan gerak yang petruk itu, kalau 'ehm-ehmnya' saat bicara itu masih gampang ditiru kalau cengengesannya. Tapi ketika gerakan seperti menari kayak wayang orang itu gue kaku banget, karena Iskak kan emang beneran jago nari apalagi harus pakai logat Jawa sementara logat Sunda susah dilepasin dari keseharian," jelas Soleh.
Di samping itu, aktor kelahiran Bandung, 2 Juni 1979 ini pun dituntut harus berakting tanpa bantuan kacamata. Tak seperti Soleh yang harus selalu mengenakan kacamata untuk membantu penglihatan. Alhasil, Soleh pun mengaku pandangannya terlihat buram saat menjalani proses syuting apalagi dia menolak untuk menggunakan softlens selama syuting berlangsung.
Sementara itu, dalam beradu akting dengan Augie, Soleh tidak menemukan banyak kendala. Mereka sama-sama membangun chemistry sebagai Ateng dan Iskak. "Saya sama Augie udah kenal lama, di luar main film pun kami berteman. Jadi enggak sesusah itu ngebangun chemistry sama Augie," katanya.
"Palingan yang harus dibangun tuh bukan Soleh Solihun dan Augie Fantinus, tapi Iskak versi Soleh Solihun dan Ateng versi Augie kan belum ada chemistry. Makanya selama sebulan itu gimana kita punya chemistry," sambung Soleh.
Dalam usaha menghidupkan peran sebagai Iskak, Soleh Solihun bersama Augie Fantinus mendalami karakter Ateng dan Iskak dalam film "Lagi-Lagi Ateng" selama satu bulan penuh. Mereka diampu oleh Ribut Murdiyanto, rekan dari mendiang Ateng dan Iskak.
"Untuk pendalaman karakter saya dan Augie latihan sebulan sebelum pemain lain terkumpul. Itu kami dilatih sama Pak Ribut Mardiyanto," tegas Soleh saat ditemui usai press screening film "Lagi-Lagi Ateng" di Kuningan Jakarta Selatan, awal pekan ini.
Soleh menjelaskan jika Ribut merupakan pelawak senior yang kenal secara personal dengan almarhum Ateng dan Iskak. "Jadi Pak Ribut ini memetakan Om Ateng ini seperti ini kecenderung-kecenderungannya, Iskak seperti ini. Dia kasih poin tuh gaya bicaranya seperti ini, gesturnya seperti ini, dan mimiknya seperti ini. Setelah dipetakan kita latihan setiap hari," papar Soleh.
Awalnya, Soleh dan Augie menirukan gaya bicara Iskak dan Ateng dari film-film terdahulu. Barulah selama satu bulan penuh Soleh dan Augie mendalami karakter mereka dalam film.
"Kita latihan menirukan Ateng dan Iskak dari film lamanya, misalnya 'Ateng Sok Tahu'. Setelah sebulan baru kita latihan sesuai skenario aslinya," imbuh Soleh, yang menjalani debut layar lebar dengan berperan sebagai Kosasih dalam film Cinta Brontosaurus (2013).
Alumnus Jurnalistik Universitas Padjajaran, Bandung ini mengaku banyak mengalami kesulitan ketika dituntut untuk menghidupkan kembali sosok komedian Iskak. Salah satu poin yang perlu diperhatikan Soleh adalah meniru gestur khas Iskak. Dalam beberapa penampilan, gerakan-gerakan tubuh seperti tarian.
"Jujur yang sulit itu menirukan gerak yang petruk itu, kalau 'ehm-ehmnya' saat bicara itu masih gampang ditiru kalau cengengesannya. Tapi ketika gerakan seperti menari kayak wayang orang itu gue kaku banget, karena Iskak kan emang beneran jago nari apalagi harus pakai logat Jawa sementara logat Sunda susah dilepasin dari keseharian," jelas Soleh.
Di samping itu, aktor kelahiran Bandung, 2 Juni 1979 ini pun dituntut harus berakting tanpa bantuan kacamata. Tak seperti Soleh yang harus selalu mengenakan kacamata untuk membantu penglihatan. Alhasil, Soleh pun mengaku pandangannya terlihat buram saat menjalani proses syuting apalagi dia menolak untuk menggunakan softlens selama syuting berlangsung.
Sementara itu, dalam beradu akting dengan Augie, Soleh tidak menemukan banyak kendala. Mereka sama-sama membangun chemistry sebagai Ateng dan Iskak. "Saya sama Augie udah kenal lama, di luar main film pun kami berteman. Jadi enggak sesusah itu ngebangun chemistry sama Augie," katanya.
"Palingan yang harus dibangun tuh bukan Soleh Solihun dan Augie Fantinus, tapi Iskak versi Soleh Solihun dan Ateng versi Augie kan belum ada chemistry. Makanya selama sebulan itu gimana kita punya chemistry," sambung Soleh.
(nug)