Upaya Memperbaiki Nutrisi Anak Butuh Peran Keluarga
A
A
A
TIDAK hanya pemenuhan nutrisi yang tepat pada balita, keluarga juga memiliki peran terhadap tumbuh kembang anak. Melalui keluarga yang aktif menerapkan pola hidup sehat, anak menjadi tumbuh, aktif, dan sehat. Psikolog Ajeng Raviando mengatakan, upaya perbaikan gizi memerlukan peran aktif keluarga, terutama orang tua dan dukungan penuh lingkungan sekitar.
Menurutnya,orang tua harus memperhatikan pola makan dengan aktif mencari informasi dan mengkreasikan menu untuk membuat anak tertarik mengonsumsi makanan bergizi. Dalam perspektif pola asuh, orang tua juga turut andil memberikan contoh kebiasaan pola makan yang baik di rumah dan menyediakan waktu makan bersama yang berkualitas dengan anak.
“Di usia balita, di mana anak menyerap apa pun dengan cepat, orang tua juga perlu menyampaikan kalimat dengan positif agar tertanam afirmasi yang baik di benak mereka tentang makanan,” ujar Ajeng.
Dia menyayangkan saat ini banyak orang tua tidak menganggap masalah berat badan anak sebagai masalah besar. Orang tua juga sering tidak siap untuk melakukan perubahan mengatasi masalah tersebut. Beberapa orang tua cenderung menghindari percakapan tentang masalah berat badan anak agar tidak menjadi beban psikologis bagi mereka sendiri.
“Pola pikir orang tua juga harus dibentuk dengan positif dan mencari solusi secara bijak. Penting bagi orang tua untuk berpikir terbuka dalam menerima masukan dari lingkungan dan objektif menerima rekomendasi ahli kesehatan untuk mengikuti petunjuk pemulihan gizi yang disarankan,” ungkap Ajeng.
Menurutnya,orang tua harus memperhatikan pola makan dengan aktif mencari informasi dan mengkreasikan menu untuk membuat anak tertarik mengonsumsi makanan bergizi. Dalam perspektif pola asuh, orang tua juga turut andil memberikan contoh kebiasaan pola makan yang baik di rumah dan menyediakan waktu makan bersama yang berkualitas dengan anak.
“Di usia balita, di mana anak menyerap apa pun dengan cepat, orang tua juga perlu menyampaikan kalimat dengan positif agar tertanam afirmasi yang baik di benak mereka tentang makanan,” ujar Ajeng.
Dia menyayangkan saat ini banyak orang tua tidak menganggap masalah berat badan anak sebagai masalah besar. Orang tua juga sering tidak siap untuk melakukan perubahan mengatasi masalah tersebut. Beberapa orang tua cenderung menghindari percakapan tentang masalah berat badan anak agar tidak menjadi beban psikologis bagi mereka sendiri.
“Pola pikir orang tua juga harus dibentuk dengan positif dan mencari solusi secara bijak. Penting bagi orang tua untuk berpikir terbuka dalam menerima masukan dari lingkungan dan objektif menerima rekomendasi ahli kesehatan untuk mengikuti petunjuk pemulihan gizi yang disarankan,” ungkap Ajeng.
(don)