Implan Payudara Tingkatkan Risiko Wanita Terkena Kanker
A
A
A
JAKARTA - Sebuah kanker mematikan yang dikaitkan dengan implan payudara telah ditemukan pada wanita di Amerika Serikat (AS). Administasi Makanan dan Obat (FDA) AS dalam sebuah pernyataannya menyebutkan bahwa setidaknya 457 wanita di Amerika Serikat sejauh ini telah didiagnosis dengan anaplastic large cell lymphoma atau limfoma sel besar anaplastik.
Dari jumlah tersebut, sembilan diantaranya telah meninggal akibat kanker langka yang mempengaruhi sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh dan dapat ditemukan di sekitar implan payudara. Wanita dengan implan payudara memiliki peningkatan risiko mengembangkan limfoma sel besar anaplastik, dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki implan payudara.
"Kami ingin semua penyedia layanan kesehatan sadar terutama pada pasien dengan pembengkakan baru, benjolan, atau rasa sakit di sekitar implan payudara, untuk mempercepat diagnosis keganasan ini. Kami juga meminta penyedia layanan kesehatan untuk melaporkan kepada FDA kasus Breast Implant Associated - Anaplastic Large Cell Lymphoma. (BIA-ALCL) pada pasien dengan implan payudara. Ini termasuk melaporkan masing-masing kasus serta tingkat yang mungkin Anda alami selama Anda praktek," ujar FDA dalam surat peringatan pada dokter seperti dilansir dari CNN.
Sebagian besar kasus kanker terjadi pada orang yang memiliki permukaan bertekstur pada implan mereka, bukan pada permukaan yang halus. Penyakit ini tumbuh lambat dan dapat diobati ketika terdeteksi dini. Ketika implan payudara diletakkan di dalam tubuh, akan dimasukkan di belakang jaringan payudara atau di bawah otot dada.
Seiring waktu, bekas luka berserat yang disebut kapsul berkembang di sekitar implan, memisahkannya dari sisa payudara. Pada pasien dengan implan payudara, kasus BIA-ALCL yang dilaporkan umumnya ditemukan berdekatan dengan implan itu sendiri dan terkandung dalam kapsul berserat. Menurut American Society of Plastic Surgeons dan the Plastic Surgeon Foundation, sekitar 10 juta hingga 11 juta wanita di dunia memiliki implan payudara.
FDA pertama kali meningkatkan kemungkinan penyakit pada tahun 2011, bahwa ada risiko kecil tetapi signifikan terserang kanker setelah melakukan implan payudara. Mereka bertanya kepada dokter apakah mereka melihat adanya perubahan pada pasien mereka dan mendesak wanita untuk memeriksa gejala-gejala seperti penumpukan cairan atau massa di sekitar implan mereka. Gejala kanker juga termasuk pembengkakan dan kemerahan di sekitar implan payudara.
FDA pun memperingatkan pada orang-orang yang mempertimbangkan untuk menjalani operasi harus melakukan penelitian dan berdiskusi dengan ahli bedah mereka tentang risiko dan manfaat implan bertekstur dan permukaan halus. Dikatakan, mereka yang memiliki implan payudara harus memantaunya untuk setiap perubahan dan mendapatkan skrining rutin seperti mammogram atau MRI.
Dari jumlah tersebut, sembilan diantaranya telah meninggal akibat kanker langka yang mempengaruhi sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh dan dapat ditemukan di sekitar implan payudara. Wanita dengan implan payudara memiliki peningkatan risiko mengembangkan limfoma sel besar anaplastik, dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki implan payudara.
"Kami ingin semua penyedia layanan kesehatan sadar terutama pada pasien dengan pembengkakan baru, benjolan, atau rasa sakit di sekitar implan payudara, untuk mempercepat diagnosis keganasan ini. Kami juga meminta penyedia layanan kesehatan untuk melaporkan kepada FDA kasus Breast Implant Associated - Anaplastic Large Cell Lymphoma. (BIA-ALCL) pada pasien dengan implan payudara. Ini termasuk melaporkan masing-masing kasus serta tingkat yang mungkin Anda alami selama Anda praktek," ujar FDA dalam surat peringatan pada dokter seperti dilansir dari CNN.
Sebagian besar kasus kanker terjadi pada orang yang memiliki permukaan bertekstur pada implan mereka, bukan pada permukaan yang halus. Penyakit ini tumbuh lambat dan dapat diobati ketika terdeteksi dini. Ketika implan payudara diletakkan di dalam tubuh, akan dimasukkan di belakang jaringan payudara atau di bawah otot dada.
Seiring waktu, bekas luka berserat yang disebut kapsul berkembang di sekitar implan, memisahkannya dari sisa payudara. Pada pasien dengan implan payudara, kasus BIA-ALCL yang dilaporkan umumnya ditemukan berdekatan dengan implan itu sendiri dan terkandung dalam kapsul berserat. Menurut American Society of Plastic Surgeons dan the Plastic Surgeon Foundation, sekitar 10 juta hingga 11 juta wanita di dunia memiliki implan payudara.
FDA pertama kali meningkatkan kemungkinan penyakit pada tahun 2011, bahwa ada risiko kecil tetapi signifikan terserang kanker setelah melakukan implan payudara. Mereka bertanya kepada dokter apakah mereka melihat adanya perubahan pada pasien mereka dan mendesak wanita untuk memeriksa gejala-gejala seperti penumpukan cairan atau massa di sekitar implan mereka. Gejala kanker juga termasuk pembengkakan dan kemerahan di sekitar implan payudara.
FDA pun memperingatkan pada orang-orang yang mempertimbangkan untuk menjalani operasi harus melakukan penelitian dan berdiskusi dengan ahli bedah mereka tentang risiko dan manfaat implan bertekstur dan permukaan halus. Dikatakan, mereka yang memiliki implan payudara harus memantaunya untuk setiap perubahan dan mendapatkan skrining rutin seperti mammogram atau MRI.
(alv)