Nikmatnya Gombyang Manyung di Rumah Makan Dapur Pantura

Selasa, 05 Maret 2019 - 13:43 WIB
Nikmatnya Gombyang Manyung...
Nikmatnya Gombyang Manyung di Rumah Makan Dapur Pantura
A A A
BEKASI - Bisnis kuliner kini menjadi bisnis menjanjikan di Bekasi. Karena di sejumlah lokasi tumbuh subur warung makan menyajikan berbagai menu kekinian, seperti ayam geprek, ayam penyet, bebek goreng, seblak, dan berbagai jenis warung Fried Chicken. Tapi, kuliner yang menyediakan khas daerah jarang dijumpai.

Seperti Rumah Makan (RM) Dapur Pantura yang terletak di Jalan Raya Rawakalong, Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. Di rumah makan yang buka mulai dari pukul 11.00 - 00.00 WIB ini menyajikan berbagai jenis makanan khas pantura. Kuliner ini memang banyak ditemui pemudik di jalur pantura. Khususnya kuliner khas Indramayu, di antaranya gombyang manyung, pedesaan entog, mie udang banjir, dan rumbah petis.

Selain empat menu khas RM Dapur Pantura, menu umum seafood juga tersedia di antaranya ikan bakar, udang bakar, kerang ojo, kerang dara, kepiting, cah kangkung, cah tauge, hingga seafood oplosan. Owner Dapur Pantura, Reza Amanda mengatakan, Dapur Pantura hadir di Bekasi untuk memberikan solusi bagi warga Bekasi yang bosan dengan makanan monoton. Sebab, kata dia, di Bekasi banyak kuliner hanya menawarkan menu itu-itu saja.

“Dapur Pantura menjadi solusi bagi pecinta kuliner, karena di sini disajikan menu makanan di mana di tempat lain tidak disajikan,” kata wanita asal Eretan, Indramayu ini. Adapun menu andalan Dapur Pantura, yaitu gombyang manyung, pedesaan entog, mie udang banjir, dan rumbah petis. KORAN SINDO diberi kesempatan mengulas satu per satu menu andalan Dapur Pantura. “Saya buka kuliner pantura karena banyak masyarakat yang menyukai menu masakan ini,” ujarnya.

Misalnya, gombyang manyung berbahan dasar kepala ikan manyung atau biasa disebut ikan jambal. Dalam sejarah warga pesisir Indramayu, gombyang manyung pada mulanya makanan para anak buah kapal. Dahulu kala, anak buah kapal asal Indramayu mengarungi lautan hingga seratus hari untuk mencari cumi-cumi hingga Perairan Laut Papua.

Dalam perjalanan, anak buah kapal kerap kehabisan makanan. Saat kehabisan makanan, mereka memasak kepala ikan manyung atau jambal, sementara badan ikan tidak dimasak karena akan dijadikan ikan asin jambal roti saat sampai di daratan. Kebiasaan masak kepala ikan manyung akhirnya menjadi kebiasaan di daratan.

Alhasil, kata dia, menjadi masakan khas Indramayu dan beberapa wilayah lain di pantura. Penyajian ikan manyung khas Dapur Pantura terbilang mampu menggugah selera makan para pengunjung. Kepala ikan manyung dibelah menjadi dua, kemudian dibersihkan terutama di bagian insang. Setelah dibersihkan, kepala ikan manyung direbus dengan bumbu pindang terdiri dari berbagai macam rempah, seperti, kunyit, bawang merah, bawang putih, asem Jawa, serei, cabai, daun salam, dan daun limau.

Taburan irisan tomat dan daun bawang dalam kondisi panas membuat kesempurnaan rasa gombyang manyung kian menggugah selera. Saat ini Dapur Pantura satusatunya rumah makan di Bekasi yang menyediakan menu kepala ikan manyung. Adapun pasokan ikan manyung didapatnya dari daerah asal, yakni tempat pelelangan ikan, Karang Song, Indramayu. Sebab ikam manyung ini hanya dijual di wilayah Indramayu di TPI Karang Song.

“Kami menjual mulai harga Rp35 ribu sampai Rp60 ribu, tergantung ukuran ikan. Rata-rata pelanggan suka ukuran L, yakni kisaran harganya Rp50 ribu,” ujar Reza yang biasa disapa Lisa di selasela memasak. Lisa mengatakan, pedesan entog dengan bebek atau entog rica-rica itu berbeda, meski kuahnya memiliki khas pedas.

Bebek atau entog rica-rica memiliki tekstur daging keras, sementara pedesan entog dagingnya lembut layaknya daging dipresto. Kelembutan daging entog karena cara memasaknya direbus dalam waktu lama. Paduan rasa rempah yang menjadi bumbu kuah pedesan entog di antaranya jahe, lengkuas, bawang merah, bawang putih, kunyit, sereh, dan beberapa bumbu lain.

Kombonasi bumbunya mampu memanjakan lidah penggemar pedesan entog. Wishnu Wibowo Nitimihardjo, 35, pelanggan setia Dapur Pantura mengatakan, biasanya dia memakan pedesan entog di Indramayu, tapi sekarang dirinya bisa mendapatkan di Bekasi.

“Saya biasanya makan pedesan Entog di Indramayu karena saya tugas di sana. Sedangkan keluarga saya di Bekasi. Jadi saat pulang ke Bekasi, saya sempatkan makan bersama keluarga di sini. Kalau belum makan pedesan entog, kayaknya ada yang kurang,” katanya
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0931 seconds (0.1#10.140)