Para Finalis Siap Unjuk Gigi di Panggung Puncak Cool Jam 2019
A
A
A
BANDUNG - Bertepatan dengan Hari Musik Nasional, 9 Maret 2019, finalis Pucuk Cool Jam akan unjuk gigi untuk menjadi yang terbaik. Sebanyak enam band dan enam ektrakulikuler dari bermacam-macam sekolah beradu aksi menampilkan bakat dan aksi mereka di atas panggung Pucuk Cool Jam.
Mengusung tema Collaboration Unlocked, acara puncak Pucuk Cool Jam akan berlangsung di lokasi Lapangan PPI Pussenif, Jalan WR Supratman, Kota Bandung.
Enam finalis band yang akan berlaga antara lain Clairvoyant (SMKN 4 Tangerang Selatan), Jurasic (SMKN 10 Bandung), SixtySix Project (SMKN 2 Kasihan Yogyakarta), Langit Senja (SMA Dr Soetomo Surabaya), Eufonia (SMKN 20 Samarinda), dan Sonar Music Ent. (SMK Telkom Makassar).
Sedangkan enam finalis ekstrakurikuler yang akan berkompetisi adalah Samerci (SMAN 4 Tangerang Selatan), M One (SMAN 1 Margahayu Bandung), SMADA Dance (SMAN 2 Yogyakarta), Paswama/Satria Panca Sakti (SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya), Diva Dance (SMKN 1 Samarinda), dan Eight Dance Crew (SMAN 8 Makassar).
Berbeda dengan tahun sebelumnya, konsep Collaboration Unlocked yang dihadirkan dalam Pucuk Cool Jam kali ini seluruh finalis harus bisa tampil menunjukkan kemampuan memukaunya secara wow dengan berkolaborasi bersama timnya.
Selain penampilan para finalis, acara puncak ini juga akan menampilkan sederet bintang tamu antara lain Naif, Juicy Luicy, DJ Dua Lampu Neon, dan Julian Jacobs. Di panggung, Julian Jacobs akan berkolaborasi dengan pemenang Pucuk Cool Jam 2017, Soundslave. Dari ranah seni rupa, akan ada karya mural kolaborasi dari Muklay X Rato Tanggela, Popomangun X Yehezkiel, dan Lapantigatiga (Jamal M Aziz) X Iky So.Toys Bandung.
Dalam penentuan pemenang, seluruh finalis akan dinilai juri secara langsung oleh M Adri Prakarsa dan Budi Sulistioyuwono di kategori band, serta Evelinn Kurniadi sebagai juri kategori ekstrakurikuler. Setiap juri akan menilai dari segi performance art, kemampuan bermusik, dan elemen penunjang seperti yang sudah dibekali saat lokakarya kreatif bersama SAE Indonesia.
Menurut Asisten Brand Manager Pucuk Harum, Debora Christiani, tema Collaboration Unlocked membuat antusias pelajar meningkat dua kali lipat. Sejalan dengan Hari Musik Nasional, Pucuk Cool Jam ingin meningkatkan kepercayan diri dan motivasi penggiat musik indonesia, terutama generasi muda.
"Di acara puncak ini para finalis akan tampil membawakan lagu dari komposer Iga Masardi. Dua tahun berturut-turut Iga sudah terlibat menjadi juri dan tahun ini kami gandeng kembali menjadi pembuat lagu," ujar Debora Kristiani kepada SINDO seusai jumpa pers di kawasan Dago, Bandung, Rabu (6/3) malam.
Malam puncak Pucuk Cool Jam 2019 diprediksikan bakal semakin seru, pasalnya seluruh finalis ditantang untuk mengaransemen lagu yang diciptakan oleh Iga Masardi dengan judul "Mimpi dan Matahari".
Salah seorang juri, Adrie Prakasa pun tak sabar untuk melihat performa para finalis. Drummer band Nidji ini sangat antusias untuk menantikan kehadiran kreativitas anak muda Indonesia. Menurutnya, perkembangan para peserta makin baik setiap tahunnya.
"Walaupun lagunya sama, harapannya para finalis bisa memperlihatkan karakter bermusik mereka. Di industri musik itu, para musisi harus siap berkolaborasi, karena enggak mungkin kerja sendiri. Jadi, ajang ini membuat para finalis untuk belajar berkolaborasi dengan pihak lain," ujarnya.
Sementara itu, juri kategori ekstrakurikuler, Evelinn Kurniadi mengatakan, sebagai juri dia ingin mencari peserta yang memiliki efek 'wow', yang artinya penampilan mereka harus memorable atau diingat. "Aku ingin tiap finalis menampilkan sesuatu yang wow seperti penampilan mereka rapi dari awal sampai akhir lalu estetika yang ditampilkan saat tampil termasuk dalam kategori penilaian juri. Kriteria penilaian itu akan dikolaborasikan dari masing-masing juri. Finalis dengan nilai tertinggi akan dinobatkan sebagai pemenang," jelasnya.
Tahun ini, sebanyak 300 peserta dari 60 sekolah mengikuti audisi digital Pucuk Cool Jam selama 12 November 2018 hingga 12 Januari 2019. Dari jumlah tersebut dipilih enam band yang akan tampil di grand final. Mereka akan bersaing menjadi pemenang yang nantinya akan dibuatkan lagu dan diorbitkan.
Mengusung tema Collaboration Unlocked, acara puncak Pucuk Cool Jam akan berlangsung di lokasi Lapangan PPI Pussenif, Jalan WR Supratman, Kota Bandung.
Enam finalis band yang akan berlaga antara lain Clairvoyant (SMKN 4 Tangerang Selatan), Jurasic (SMKN 10 Bandung), SixtySix Project (SMKN 2 Kasihan Yogyakarta), Langit Senja (SMA Dr Soetomo Surabaya), Eufonia (SMKN 20 Samarinda), dan Sonar Music Ent. (SMK Telkom Makassar).
Sedangkan enam finalis ekstrakurikuler yang akan berkompetisi adalah Samerci (SMAN 4 Tangerang Selatan), M One (SMAN 1 Margahayu Bandung), SMADA Dance (SMAN 2 Yogyakarta), Paswama/Satria Panca Sakti (SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya), Diva Dance (SMKN 1 Samarinda), dan Eight Dance Crew (SMAN 8 Makassar).
Berbeda dengan tahun sebelumnya, konsep Collaboration Unlocked yang dihadirkan dalam Pucuk Cool Jam kali ini seluruh finalis harus bisa tampil menunjukkan kemampuan memukaunya secara wow dengan berkolaborasi bersama timnya.
Selain penampilan para finalis, acara puncak ini juga akan menampilkan sederet bintang tamu antara lain Naif, Juicy Luicy, DJ Dua Lampu Neon, dan Julian Jacobs. Di panggung, Julian Jacobs akan berkolaborasi dengan pemenang Pucuk Cool Jam 2017, Soundslave. Dari ranah seni rupa, akan ada karya mural kolaborasi dari Muklay X Rato Tanggela, Popomangun X Yehezkiel, dan Lapantigatiga (Jamal M Aziz) X Iky So.Toys Bandung.
Dalam penentuan pemenang, seluruh finalis akan dinilai juri secara langsung oleh M Adri Prakarsa dan Budi Sulistioyuwono di kategori band, serta Evelinn Kurniadi sebagai juri kategori ekstrakurikuler. Setiap juri akan menilai dari segi performance art, kemampuan bermusik, dan elemen penunjang seperti yang sudah dibekali saat lokakarya kreatif bersama SAE Indonesia.
Menurut Asisten Brand Manager Pucuk Harum, Debora Christiani, tema Collaboration Unlocked membuat antusias pelajar meningkat dua kali lipat. Sejalan dengan Hari Musik Nasional, Pucuk Cool Jam ingin meningkatkan kepercayan diri dan motivasi penggiat musik indonesia, terutama generasi muda.
"Di acara puncak ini para finalis akan tampil membawakan lagu dari komposer Iga Masardi. Dua tahun berturut-turut Iga sudah terlibat menjadi juri dan tahun ini kami gandeng kembali menjadi pembuat lagu," ujar Debora Kristiani kepada SINDO seusai jumpa pers di kawasan Dago, Bandung, Rabu (6/3) malam.
Malam puncak Pucuk Cool Jam 2019 diprediksikan bakal semakin seru, pasalnya seluruh finalis ditantang untuk mengaransemen lagu yang diciptakan oleh Iga Masardi dengan judul "Mimpi dan Matahari".
Salah seorang juri, Adrie Prakasa pun tak sabar untuk melihat performa para finalis. Drummer band Nidji ini sangat antusias untuk menantikan kehadiran kreativitas anak muda Indonesia. Menurutnya, perkembangan para peserta makin baik setiap tahunnya.
"Walaupun lagunya sama, harapannya para finalis bisa memperlihatkan karakter bermusik mereka. Di industri musik itu, para musisi harus siap berkolaborasi, karena enggak mungkin kerja sendiri. Jadi, ajang ini membuat para finalis untuk belajar berkolaborasi dengan pihak lain," ujarnya.
Sementara itu, juri kategori ekstrakurikuler, Evelinn Kurniadi mengatakan, sebagai juri dia ingin mencari peserta yang memiliki efek 'wow', yang artinya penampilan mereka harus memorable atau diingat. "Aku ingin tiap finalis menampilkan sesuatu yang wow seperti penampilan mereka rapi dari awal sampai akhir lalu estetika yang ditampilkan saat tampil termasuk dalam kategori penilaian juri. Kriteria penilaian itu akan dikolaborasikan dari masing-masing juri. Finalis dengan nilai tertinggi akan dinobatkan sebagai pemenang," jelasnya.
Tahun ini, sebanyak 300 peserta dari 60 sekolah mengikuti audisi digital Pucuk Cool Jam selama 12 November 2018 hingga 12 Januari 2019. Dari jumlah tersebut dipilih enam band yang akan tampil di grand final. Mereka akan bersaing menjadi pemenang yang nantinya akan dibuatkan lagu dan diorbitkan.
(nug)