Begini Efek Samping Transplantasi Sumsum Tulang Belakang

Kamis, 07 Maret 2019 - 17:30 WIB
Begini Efek Samping Transplantasi Sumsum Tulang Belakang
Begini Efek Samping Transplantasi Sumsum Tulang Belakang
A A A
JAKARTA - Transplantasi sumsum tulang bisa menyembuhkan penyakit tertentu termasuk beberapa jenis kanker dan menyelamatkan nyawa, meski begitu, ada sejumlah risiko yang harus diperhatikan terkait prosedur ini. Efek samping transplantasi sumsum tulang disebabkan kemoterapi dosis tinggi serta obat yang ditargetkan jika Anda mendapatkannya. Efek samping akan terasa lebih buruk setelah menjalani kemoterapi dosis tinggi dan beberapa minggu setelahnya.

Dilansir dari Cancer Research UK, dalam jangka panjang, perawatan ini sering menyebabkan infertilitas atau yang biasa dikenal dengan kemandulan. Beberapa orang yang telah menjalani transplantasi memang bisa memiliki anak, tapi ini masih sangat tidak biasa. Jumlah sel darah putih yang rendah menyebabkan pasien berisiko lebih tinggi terkena infeksi. Ini bisa berasal dari bakteri yang biasanya tidak berbahaya yang dimiliki di sistem pencernaan dan di kulit. Untuk mengatasinya, pasien bisa menggunakan antibiotik, obat anti-jamur dan obat kumur. Pasien juga perlu mandi setiap hari untuk mengurangi risiko infeksi. Pastikan juga kamar selalu dibersihkan dan seprai diganti setiap hari.

Sedangkan setiap tamu atau pengunjung yang mengunjungi pasien harus mencuci tangan sebelum masuk ke kamar pasien. Mereka juga perlu memakai sarung tangan dan celemek seperti perawat dan dokter serta tidak boleh mengunjungi jika batuk atau pilek. Infeksi juga bisa disebabkan oleh beberapa makanan. Sebagai tindakan pencegahan, panaskan semua makanan panas secara menyeluruh dan makanlah segera, cuci dan kupas semua buah, cuci semua daun salad dengan hati-hati, hindari telur yang dimasak setengah matang dan hindari keju lunak. Setelah transplantasi, pasien akan kehilangan kekebalan terhadap penyakit yang divaksinasi saat masih kecil. Dokter akan memberi tahu vaksinasi mana yang perlu dilakukan lagi setelah perawatan.

Jumlah sel darah merah akan turun setelah perawatan. Jika terlalu rendah, Anda akan merasakan gejala anemia seperti lelah, kurang energi dan sesak nafas hingga memerlukan transfusi darah untuk menambah sel darah merah. Tingkat trombosit juga akan turun hingga berisiko mengalami pendarahan dengan ditandai merasa lebih mudah memar dari biasanya, mimisan, gusi berdarah saat membersihkan gigi, menstruasi yang sangat berat, darah dalam urin atau kotoran, memar atau bintik-bintik merah gelap kecil di kulit Anda.
Bisul mulut dan mulut yang sakit sangat umum setelah transplantasi. Kondisi ini dapat berkembang sebagai reaksi terhadap kemoterapi atau radioterapi atau dari infeksi mulut. Anda dapat menggunakan obat kumur dan tablet hisap untuk mencegah infeksi. Mintalah obat penghilang rasa sakit jika Anda membutuhkannya. Mengisap es batu terkadang bisa membantu mengurangi rasa sakit. Anda juga akan merasa sangat lelah setelah transplantasi. Ini akan terjadi selama minggu kedua dan ketiga ketika jumlah sel darah terendah. Perlahan Anda akan merasa bahwa Anda memiliki lebih banyak energi. Tetapi Anda akan merasa lebih lelah dari biasanya untuk waktu yang cukup lama setelah transplantasi dan bertahan hingga beberapa tahun.

Jika Anda mendapatkan transplantasi dari kerabat atau donor yang tidak terkait, Anda berisiko terkena GvHD karena sel punca donor mengandung sel imun dari donor. Sel-sel ini terkadang dapat menyerang beberapa sel tubuh Anda sendiri. GvHD dapat menyebabkan diare, penurunan berat badan, menguningnya mata dan kulit, sakit mata atau mulut, ruam kulit dan sesak napas. GvHD dapat menjadi parah dan bahkan mengancam jiwa bagi sebagian orang. Tapi GvHD ringan juga bisa bermanfaat bagi sebagian orang. Ini adalah reaksi sistem kekebalan tubuh dan dapat membantu membunuh sel kanker yang tersisa setelah perawatan Anda.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4032 seconds (0.1#10.140)