Gen HLA-B27 Diduga Menjadi Penyebab Ankylosing Spondylitis
A
A
A
Ankylosing Spondylitis (AS) merupakan penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh mulai menyerang sel dan jaringan yang sehat. Respons imun yang abnormal tersebut menyebabkan peradangan (artritis) pada sendi tulang belakang. Penyakit ini dapat membuat ruas tulang belakang menyatu, sehingga penderita sulit bergerak, menjadi bungkuk dan mengalami kesulitan bernapas.
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab dari AS. Namun, para ahli menduga bahwa penyakit ini mungkin disebabkan oleh faktor keturunan (genetik) dan lingkungan. Gen HLA-B27 diduga memiliki peranan, karena 85-95% penderita menunjukkan positif pada gen tersebut.
Sedangkan Psoriatic Arthritis (PsA) merupakan penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh mulai menyerang sel dan jaringan yang sehat. Respons imun yang abnormal tersebut menyebabkan peradangan pada persendian serta kelebihan produksi sel-sel kulit. B
Berdasarkan laporan WHO: ‘Global Report on Psoriasis’ di tahun 2016 sekitar 1,3–34,7% pasien penderita PsA mengalami radang sendi kronis yang mengarah pada deformasi sendi dan kecacatan. Sampai dengan 40% pasien Psoriasis akan mengalami PsA. Selain menggunakan obat untuk mengurangi serta menekan rasa sakit dan peradangan, pasien penderita AS dan PsA juga dapat melakukan terapi fisik.
“Terapi ini berperan penting dalam perawatan, karena dapat membantu menghilangkan rasa sakit hingga peningkatan kekuatan dan fleksibilitas,” ucap DR. dr. Rudi Hidayat, SpPD-KR, dokter spesialis penyakit dalam, konsultan reumatologi.
Pasien AS dan PsA dapat melakukan latihan rentang gerak dan peregangan untuk membantu menjaga kelenturan sendi, serta mempertahankan postur tubuh yang baik. “Posisi tidur dan berjalan yang tepat serta olah raga perut dan punggung dapat membantu menjaga postur tubuh tegak,” imbuh dr. Rudy.
Lebih jauh, Jorge Wagner, President Director Novartis Indonesia, memaparkan komitmen Novartis Indonesia dalam meningkatkan sistem kesehatan di Indonesia, termasuk meningkatkan kesadaran masyarakat seputar isu kesehatan.
“Pasien adalah prioritas kami yang utama. Sebagai perusahaan kesehatan inovatif, Novartis berupaya untuk terus-menerus menemukan cara baru untuk meningkatkan kualitas hidup para pasien kami melalui penyediaan obat-obatan yang berkualitas, program-program edukasi kesehatan, serta menjalin kemitraan dengan pihak-pihak terkait,” kata Jorge.
Ia menambahkan, guna memastikan para pasien mendapatkan akses yang lebih baik terhadap obat-obatan produksinya, pihaknya telah mendaftarkan 24 SKU produk dalam terapetik area yang berbeda ke dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab dari AS. Namun, para ahli menduga bahwa penyakit ini mungkin disebabkan oleh faktor keturunan (genetik) dan lingkungan. Gen HLA-B27 diduga memiliki peranan, karena 85-95% penderita menunjukkan positif pada gen tersebut.
Sedangkan Psoriatic Arthritis (PsA) merupakan penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh mulai menyerang sel dan jaringan yang sehat. Respons imun yang abnormal tersebut menyebabkan peradangan pada persendian serta kelebihan produksi sel-sel kulit. B
Berdasarkan laporan WHO: ‘Global Report on Psoriasis’ di tahun 2016 sekitar 1,3–34,7% pasien penderita PsA mengalami radang sendi kronis yang mengarah pada deformasi sendi dan kecacatan. Sampai dengan 40% pasien Psoriasis akan mengalami PsA. Selain menggunakan obat untuk mengurangi serta menekan rasa sakit dan peradangan, pasien penderita AS dan PsA juga dapat melakukan terapi fisik.
“Terapi ini berperan penting dalam perawatan, karena dapat membantu menghilangkan rasa sakit hingga peningkatan kekuatan dan fleksibilitas,” ucap DR. dr. Rudi Hidayat, SpPD-KR, dokter spesialis penyakit dalam, konsultan reumatologi.
Pasien AS dan PsA dapat melakukan latihan rentang gerak dan peregangan untuk membantu menjaga kelenturan sendi, serta mempertahankan postur tubuh yang baik. “Posisi tidur dan berjalan yang tepat serta olah raga perut dan punggung dapat membantu menjaga postur tubuh tegak,” imbuh dr. Rudy.
Lebih jauh, Jorge Wagner, President Director Novartis Indonesia, memaparkan komitmen Novartis Indonesia dalam meningkatkan sistem kesehatan di Indonesia, termasuk meningkatkan kesadaran masyarakat seputar isu kesehatan.
“Pasien adalah prioritas kami yang utama. Sebagai perusahaan kesehatan inovatif, Novartis berupaya untuk terus-menerus menemukan cara baru untuk meningkatkan kualitas hidup para pasien kami melalui penyediaan obat-obatan yang berkualitas, program-program edukasi kesehatan, serta menjalin kemitraan dengan pihak-pihak terkait,” kata Jorge.
Ia menambahkan, guna memastikan para pasien mendapatkan akses yang lebih baik terhadap obat-obatan produksinya, pihaknya telah mendaftarkan 24 SKU produk dalam terapetik area yang berbeda ke dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
(don)