Patung Eksperimental Karya Heri Dono di Moto Moto Sedot Perhatian

Kamis, 09 Mei 2019 - 21:07 WIB
Patung Eksperimental...
Patung Eksperimental Karya Heri Dono di Moto Moto Sedot Perhatian
A A A
TANGERANG - Seniman kontemporer asal Yogyakarta, Heri Dono menggelar pameran tunggal di galeri museum art Moto Moto, QBIG, BSD City, Lengkong Kulon, Tangerang, Banten hingga beberapa pekan mendatang.

Ada yang menarik dari empat karya patung eksperimental buah tangan seniman berambut gondrong ini. Salah satunya yang berjudul Riding the Tigerish Goat, yakni lima patung kambing berwajah topeng orang. Patung aneh itu membawa senjata laras panjang di sisi kiri dan kanannya. Dia punya sayap dan ditunggangi sosok liliput. Ternyata, jika diperhatikan mirip mantan Presiden Soeharto.

Kepada Sindo, sang seniman patung mengatakan, sosok penunggang kambing berwarna abu-abu dan berwajah manusia itu adalah cermin Presiden RI Kedua, Soeharto waktu masih muda yang penuh gairah. "Saya membuat metafora, wajah Soeharto masih muda. Figur ini ada di Yogya, naik kambing berkepala manusia. Berkisah tentang peristiwa G30S PKI," ungkap Heri di Museum Art Moto Moto, BSD City, Kamis (9/5).

Hari-Dono-03

Peristiwa kelam yang ditandai dengan pembunuhan jenderal-jenderal, dan dilanjutkan dengan jagal-jagal simpatisan dan kader Partai Komunis Indonesia (PKI) itu, hingga kini diselimuti kabut gelap. Seperti tubuh kambing yang abu-abu, dan topeng manusia yang menjulurkan lidah, patung seniman nyentrik ini tidak berusaha merekonstruksi sejarah kelam 1965-1966.

"Bahwa banyak pelajar-pelajar di Indonesia yang dikirm Soekarno ke luar negeri, tidak bisa membali ke Indonesia. Kalau mereka bisa kembali, mungkin Indonesia bisa lebih maju dari negara-negara lain," kata dia.

Melalui kelima patung bernuansa gelap itu, Heri ingin menyampaikan bahwa selimut kegelapan atas peristiwa yang terjadi pada 1965-1966 dan yang lainnya masih gelap. "Kita di Indonesia sampai ke Orde Baru tidak melihat logika itu penting. Padahal, logika itu berisi kebenaran. Di sini, seperti tidak pernah ada keterbukaan, tertutup sampai sekarang. Ini kritik saya," jelasnya.

Kehadiran patung Heri Dono di musem art Moto Moto menambah nilai jual musem yang diharapkan semakin banyak menampung karya para seniman Indonesia. "Moto Moto ini bisa menjadi kesadaran baru untuk mengistinewakan penontonnya. Kalau dulu penonton dipaksakan untuk melihat, sekarang dimuliakan. Apalagi jumlah museum seperti ini sangat kurang," katanya.

Hari-Dono-04

Sementara itu, salah satu pendiri Moto Moto, Teddy Lazuardi mengaku, sangat senang bisa memamerkan patung-patung karya Heri Dono yang sudah dikenal sangat luas. "Senang sekali ya, meski ada yang sangat kontroversial. Tetapi inilah seni dengan dunianya. Moto Moto tidak hanya menjadi wahana liburan, tetapi wadah bagi para seniman yang ada di Indonesia," paparnya.

Kehadiran pameran patung Soeharto muda dan sejarah 65 itu kontan menarik minat pengunjung Moto Moto yang ingin berswafoto. Tidak hanya ide ceritanya, patung itu juga muram, sekelam peristiwa 65-65.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0984 seconds (0.1#10.140)