Rano Karno Optimistis Si Doel The Movie 2 Raup Penonton Lebih Banyak
A
A
A
JAKARTA - Aktor senior Rano Karno mengaku senang dan bangga bahwa karakter dan sosok si Doel telah melekat di hati pemirsa layar kaca sejak kali pertama dikenalkan melalui sinetron Si Doel Anak Sekolahan pada 1994.
Kini, saat mengangkatnya menjadi tontonan layar lebar, pemeran si Doel sekaligus sutradara Si Doel The Movie 2, Rano Karno ini pun mengaku harus mendengarkan keinginan penonton agar bisa menghadirkan film yang bisa relate dan disukai dengan penonton.
"Saya bilang kalau bikin skenario terserah kita (tim produksi) mau bikin apa. Tapi enggak bisa, si Doel itu harus mendengarkan juga (keinginan) penontonnya," kata Rano Karno saat dijumpai SINDO di sela-sela gala premier Si Doel The Movie 2 di CGV Blitz, MH Thamrin, Jakarta, Sabtu (25/4).
Menurut aktor kelahiran Jakarta, 8 Oktober 1960 ini, penonton setia si Doel berharap karakter ini bisa berkembang sesuai yang mereka harapkan. "Itulah anehnya si Doel. Si Doel kan sebetulnya fiktif, tapi dianggap sebuah realita. 'Kehidupan si Doel harus begini, harus begini ya," paparnya.
Putra aktor kawakan Soekarno M Noer ini sangat kagum dengan totalitas serta spontanitas para pemain bisa menerjemahkan script film meski kebanyakan dari mereka buta huruf sehingga tidak bisa membaca script film.
"Ya itulah barang kali kekuatan panggung ya. Kayak kamu juga zaman dulu dilatih jadi pelawak kan begitu tampil di TV kan kayak enggak pakai script juga bisa. Nah Doel itu kekuatannya di situ dan bagaimana kita mau pakai script? Tiga orang saja buta huruf," jelas Rano Karno.
Meski demikian, Rano Karno merasa cukup mudah dalam membangun chemistry di antara semua pemeran Si Doel. Terlebih hubungan di antara semua pemain di luar adegan film cukup akrab selayaknya kerabat dekat. Seperti persahabatan yang terjalin antara Rano Karno dengan Mandra. Sejak 1980-an, keduanya sudah dipertemukan dalam acara Lenong di salah satu stasiun TV dalam negeri.
"Saya ngelihat dia (Mandra) dari zaman ngelenong. Tahun 1980-an lah dan pertama lihat dia itu waktu zaman dia di TVRI dulu, dia kan ngelenong tuh," tegas Rano. "Biasa kalau (pementasan) topeng-topeng sebelum lenong, pasti dia tuh muncul, saya bilang, 'Wah bagus nih anak nih," sambungnya.
Dengan kemasan yang dihadirkan, Rano sangat optimistis Si Doel the Movie 2 mampu meraup penonton lebih dari pencapaian film sebelumnya, yakni 1,7 juta orang. Sebab, menurutnya, sekuel Si Doel the Movie tersebut digandrungi banyak kalangan milenial yang menyukai genre drama keluarga tersebut. "Kalau saya sendiri sih yakin penonton yang dulu waktu nonton yang pertama akan sama, karena mereka pasti penasaran. 1,7 juta bisa lebih lah penontonnya," tegasnya.
"Sekarang ini milenial tahu, itu terlihat dari medsos kita. Kita tolok ukur dari Wizzy dia nyanyi OST dan yang nonton saja sudah 4,5 juta orang, Itu kan artinya kaum milenial. Nah jadi mudah-mudahan sih rejeki si Doel di bulan puasa," harap Rano.
Mantan Gubernur Banten itu pun mengaku bangga saat banyak kalangan orang tua yang berbondong-bondong datang ke bioskop hanya untuk menikmati film garapannya. "Nenek-nenek, kakek-kakek bahkan 70 tahun pada pake kursi roda dan yang pake infus. Tidak pernah ada sejarah, orang nonton film bawa minyak telon," ucapnya.
Kini, saat mengangkatnya menjadi tontonan layar lebar, pemeran si Doel sekaligus sutradara Si Doel The Movie 2, Rano Karno ini pun mengaku harus mendengarkan keinginan penonton agar bisa menghadirkan film yang bisa relate dan disukai dengan penonton.
"Saya bilang kalau bikin skenario terserah kita (tim produksi) mau bikin apa. Tapi enggak bisa, si Doel itu harus mendengarkan juga (keinginan) penontonnya," kata Rano Karno saat dijumpai SINDO di sela-sela gala premier Si Doel The Movie 2 di CGV Blitz, MH Thamrin, Jakarta, Sabtu (25/4).
Menurut aktor kelahiran Jakarta, 8 Oktober 1960 ini, penonton setia si Doel berharap karakter ini bisa berkembang sesuai yang mereka harapkan. "Itulah anehnya si Doel. Si Doel kan sebetulnya fiktif, tapi dianggap sebuah realita. 'Kehidupan si Doel harus begini, harus begini ya," paparnya.
Putra aktor kawakan Soekarno M Noer ini sangat kagum dengan totalitas serta spontanitas para pemain bisa menerjemahkan script film meski kebanyakan dari mereka buta huruf sehingga tidak bisa membaca script film.
"Ya itulah barang kali kekuatan panggung ya. Kayak kamu juga zaman dulu dilatih jadi pelawak kan begitu tampil di TV kan kayak enggak pakai script juga bisa. Nah Doel itu kekuatannya di situ dan bagaimana kita mau pakai script? Tiga orang saja buta huruf," jelas Rano Karno.
Meski demikian, Rano Karno merasa cukup mudah dalam membangun chemistry di antara semua pemeran Si Doel. Terlebih hubungan di antara semua pemain di luar adegan film cukup akrab selayaknya kerabat dekat. Seperti persahabatan yang terjalin antara Rano Karno dengan Mandra. Sejak 1980-an, keduanya sudah dipertemukan dalam acara Lenong di salah satu stasiun TV dalam negeri.
"Saya ngelihat dia (Mandra) dari zaman ngelenong. Tahun 1980-an lah dan pertama lihat dia itu waktu zaman dia di TVRI dulu, dia kan ngelenong tuh," tegas Rano. "Biasa kalau (pementasan) topeng-topeng sebelum lenong, pasti dia tuh muncul, saya bilang, 'Wah bagus nih anak nih," sambungnya.
Dengan kemasan yang dihadirkan, Rano sangat optimistis Si Doel the Movie 2 mampu meraup penonton lebih dari pencapaian film sebelumnya, yakni 1,7 juta orang. Sebab, menurutnya, sekuel Si Doel the Movie tersebut digandrungi banyak kalangan milenial yang menyukai genre drama keluarga tersebut. "Kalau saya sendiri sih yakin penonton yang dulu waktu nonton yang pertama akan sama, karena mereka pasti penasaran. 1,7 juta bisa lebih lah penontonnya," tegasnya.
"Sekarang ini milenial tahu, itu terlihat dari medsos kita. Kita tolok ukur dari Wizzy dia nyanyi OST dan yang nonton saja sudah 4,5 juta orang, Itu kan artinya kaum milenial. Nah jadi mudah-mudahan sih rejeki si Doel di bulan puasa," harap Rano.
Mantan Gubernur Banten itu pun mengaku bangga saat banyak kalangan orang tua yang berbondong-bondong datang ke bioskop hanya untuk menikmati film garapannya. "Nenek-nenek, kakek-kakek bahkan 70 tahun pada pake kursi roda dan yang pake infus. Tidak pernah ada sejarah, orang nonton film bawa minyak telon," ucapnya.
(nug)