Pendidikan Gizi bisa Mencegah Stunting di Usia Dini

Selasa, 28 Mei 2019 - 07:08 WIB
Pendidikan Gizi bisa...
Pendidikan Gizi bisa Mencegah Stunting di Usia Dini
A A A
JAKARTA - Stunting harus dicegah sejak dini. Karena itu, pendidikan gizi kepada anak harus dilakukan sejak memasuki pendidikan anak usia dini (PAUD). Di usia produktif kelak balita stunting akan mempunyai daya saing yang lebih rendah dibandingkan sumber daya manusia (SDM) negara lain yang memiliki balita sehat karena rendahnya fungsi kognitif mereka.

Hal itu dikemukakan oleh Manajer Riset dan Konsultasi Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) Regional Centre for Food and Nutrition (RECFON) Grace Wangge. Grace menjelaskan, untuk mengatasi masalah stunting, pendidikan gizi kepada publik menjadi sangat penting untuk dilakukan.”Hal yang mesti dipahami, cegah stunting sejak dini. Untuk itu, diperlukan support system, termasuk lewat PAUD dan sekolah,’’ katanya saat diskusi di Jakarta.

Stunting yang antara lain ditandai tubuh pendek yang tidak sesuai dengan usianya masih menjadi masalah gizi utama bagi balita (bayi dan anak usia di bawah 5 tahun) di Indonesia, yang harus segera dientaskan untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045.

SEAMEO RECFON, sebagai organisasi bidang pangan dan gizi kerja sama menteri-menteri pendidikan se-Asia Tenggara dengan pengampuan dari Kemendikbud, terus berkontribusi dalam program-program pengentasan stunting. Salah satunya SEAMEO RECFON bekerja sama dengan The Union-Bloomberg dalam melakukan studi untuk menilai potensi peningkatan pajak dan cukai rokok dan pemanfaatannya untuk program gizi terkait stunting di Indonesia.

Kini, bersama para mitranya SEAMEO RECFON terus mengembangkan berbagai program pendidikan gizi yang turut berkontribusi pada pengentasan stunting. Salah satu program unggulan SEAMEO RECFON adalah “Anakku Sehat dan Cerdas”. Program ini menerjemahkan konsep PAUD Holistik Integratif (PAUD-HI) yang telah dicanangkan oleh Kemdikbud.

Mitra SEAMEO RECFON untuk program unggulan ini antara lain SEAMEO center, yaitu SEAMEO Regional Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (CECCEP) di Bandung untuk bidang pendidikan anak usia dini dan parenting serta SEAMEO Regional Centre for Tropical Medicine (TROPMED) di Bangkok untuk bidang kesehatan masyarakat.

Selain itu, didukung oleh organisasi profesi seperti Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI), SEAMEO RECFON telah melakukan pemetaan kompetensi gizi para guru PAUD seluruh Indonesia. SEAMEO RECFON juga melakukan pelatihan untuk guru PAUD mengenai penyampaian materi pendidikan gizi untuk orang tua-melalui media daring maupun luring.

Semua program menjadi bagian dari strategi penting untuk meningkatkan peran keluarga serta PAUD dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak Indonesia. Peneliti utama SEAMEO RECFON Umi Fahmida menjelaskan, akar persoalan stunting bisa dilihat dari tiga hal.

Pertama, yang langsung itu karena asupan gizi anak jelek atau kurang. Kedua, dipengaruhi oleh seringnya anak sakit sehingga penyerapan zat gizi tidak optimal. Ketiga, adalah pengaruh pola pengasuhan keluarga.

Menurut Umi, faktor keluarga berpengaruh cukup besar. Namun, Umi juga menjelaskan adanya faktor-faktor lain di tingkat komunitas, antara lain seperti akses pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan, dan ketersediaan pangan.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1081 seconds (0.1#10.140)