Nikmati Pizza Suku Marind Anim Merauke di Festival Crossborder Sota 2019
A
A
A
JAKARTA - Semua orang mengenal pizza, kuliner asal Italia. Ternyata Suku Marind Anim di Merauke punya kuliner serupa. Namanya Sagu Sef. Kalau ingin mencicip, datanglah ke Festival Crossborder Sota, 14-16 Juni nanti.
Secara tampilan, Sagu Sef memang menyerupai pizza. Hanya saja, Sef berbahan sagu dan campurannya kelapa. Pada sisi atasnya ditaburi daging rusa dan ulat sagu.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani mengatakan, Sagu Sef nikmat.
“Festival Crossborder Sota 2019 luar biasa. Dari event ini, wisatawan bisa mengakses banyak sisi eksotis dari Merauke. Salah satunya tentu kulinernya. Merauke memiliki Sagu Sef yang mirip Pizza. Cita rasa Sagu Sef sangat gurih dan nikmat,” kata Ricky.
Dengan memakai sagu sebagai bahan utama, beragam rempah dicampurkan dalam Sagu Sef. Komposisi rempahnya terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, lada, dan garam secukupnya. Rempah tersebut lalu dicampur semua. Bahan mentah Sagu Sef lalu dibungkus daun pisang. Proses memasaknya pun unik, yaitu dengan cara dibakar utuh.
Cara membakarnya menggunakan batu. Sebelum digunakan, batu-batu itu dibakar lebih dahulu hingga punya panas. Batu-batu tersebut lalu disusun sedemikian rupa hingga menutup seluruh pembungkus Sagu Sef. Kalor yang dilepaskan batu tersebutlah yang membuat Sagu Sef matang. Konsep memasak ini sebenarnya familiar sebagai bakar batu.
Alternatif pemasakan juga dimiliki Sagu Sef. Bila tidak ada pemanggang batu, maka Bomi pun jadi. Bomi ini adalah rumah semut dan bisa dipakai sebagai tempat pembakarannya. Prosesnya sama, yaitu Bomi dipanaskan dengan cara dibakar. Bila panasnya maksimal, Bomi lalu diletakan di atas Sagu Sef. Ricky pun menambahkan, proses pemasakan dengan batu dan Bomi panas memberi cita rasa tersendiri.
“Sagu Sef menjadi lebih nikmat dengan batu atau Bomi panas. Selain matang, metode ini memberikan sensasi lain. Rasanya menjadi lebih nikmat, lalu aromanya sangat khas. Yang jelas, sangat menggugah selera makan. Pokoknya saat berada di Festival Crossborder Sota, kuliner Sagu Sef tidak terlewatkan,” lanjut Ricky lagi.
Dengan keunikannya, Sagu Sef sejatinya hanya disajikan pada upacara adat Suku Marind Anim. Luar biasanya, Sagu Sef bahkan bisa bertahan hingga berminggu-minggu. Semakin sering dipanaskan, maka rasanya akan bertambah nikmat. Ricky juga menerangkan, Sagu Sef sekarang banyak dijumpai di pusat perbelanjaan di Kota Merauke.
“Sagu Sef memang kuliner istimewa. Makanan ini dulunya hanya disajikan untuk acara penting. Tapi, sekarang Sagu Sef bisa dijumpai dibanyak tempat di Merauke. Tinggal datang ke pusat perbelanjaan, maka Sagu Sef akan ditemukan. Cita rasanya tetap otentik dan nikmat. Silahkan mencoba,” terangnya.
Buat masyarakat Papua, olahan Sagu memiliki filosofi besar. Secara garis besar, Sagu ini memenuhi 3 aspek kebutuhan manusia. Ada kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Artinya semua bagian tanaman Sagu memiliki fungsi vital. Akar pohon sagu bisa menjadi sumber air. Kulit tanaman sagu bisa dipakai sebagai alas rumah. Bagaimana isi batangya? Bagian inilah yang diolah menjadi Sagu.
Bagian lain dari pohon Sagu juga bisa memberikan manfaat. Dahan pohon Sagu itu bisa dibuat menjadi dinding rumah dan atap. Lebih lanjut, ampas Sagu ternyata masih bisa dikonsumsi. Bahkan, ulat sagu yang ada di dalamnya bisa dimakan dan jadi sumber protein luar biasa.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menjelaskan, Sagu Sef sebagai kuliner andalah masyarakat Merauke.
“Sagu memang memiliki filosofi yang luar biasa dan menginspirasi. Kuliner olahan Sagu selalu unik dan nikmat. Sagu Sef bagian dari kekayaan kuliner nusantara. Komposisi, cita rasa, dan pengolahannya itu otentik. Silahkan berkunjung ke Merauke, lalu nikmati experience beragam kulinernya. Dan, tentunya Sagu Sef ini,” tutup Menpar Terbaik Asia Pasifik tersebut.
Secara tampilan, Sagu Sef memang menyerupai pizza. Hanya saja, Sef berbahan sagu dan campurannya kelapa. Pada sisi atasnya ditaburi daging rusa dan ulat sagu.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani mengatakan, Sagu Sef nikmat.
“Festival Crossborder Sota 2019 luar biasa. Dari event ini, wisatawan bisa mengakses banyak sisi eksotis dari Merauke. Salah satunya tentu kulinernya. Merauke memiliki Sagu Sef yang mirip Pizza. Cita rasa Sagu Sef sangat gurih dan nikmat,” kata Ricky.
Dengan memakai sagu sebagai bahan utama, beragam rempah dicampurkan dalam Sagu Sef. Komposisi rempahnya terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, lada, dan garam secukupnya. Rempah tersebut lalu dicampur semua. Bahan mentah Sagu Sef lalu dibungkus daun pisang. Proses memasaknya pun unik, yaitu dengan cara dibakar utuh.
Cara membakarnya menggunakan batu. Sebelum digunakan, batu-batu itu dibakar lebih dahulu hingga punya panas. Batu-batu tersebut lalu disusun sedemikian rupa hingga menutup seluruh pembungkus Sagu Sef. Kalor yang dilepaskan batu tersebutlah yang membuat Sagu Sef matang. Konsep memasak ini sebenarnya familiar sebagai bakar batu.
Alternatif pemasakan juga dimiliki Sagu Sef. Bila tidak ada pemanggang batu, maka Bomi pun jadi. Bomi ini adalah rumah semut dan bisa dipakai sebagai tempat pembakarannya. Prosesnya sama, yaitu Bomi dipanaskan dengan cara dibakar. Bila panasnya maksimal, Bomi lalu diletakan di atas Sagu Sef. Ricky pun menambahkan, proses pemasakan dengan batu dan Bomi panas memberi cita rasa tersendiri.
“Sagu Sef menjadi lebih nikmat dengan batu atau Bomi panas. Selain matang, metode ini memberikan sensasi lain. Rasanya menjadi lebih nikmat, lalu aromanya sangat khas. Yang jelas, sangat menggugah selera makan. Pokoknya saat berada di Festival Crossborder Sota, kuliner Sagu Sef tidak terlewatkan,” lanjut Ricky lagi.
Dengan keunikannya, Sagu Sef sejatinya hanya disajikan pada upacara adat Suku Marind Anim. Luar biasanya, Sagu Sef bahkan bisa bertahan hingga berminggu-minggu. Semakin sering dipanaskan, maka rasanya akan bertambah nikmat. Ricky juga menerangkan, Sagu Sef sekarang banyak dijumpai di pusat perbelanjaan di Kota Merauke.
“Sagu Sef memang kuliner istimewa. Makanan ini dulunya hanya disajikan untuk acara penting. Tapi, sekarang Sagu Sef bisa dijumpai dibanyak tempat di Merauke. Tinggal datang ke pusat perbelanjaan, maka Sagu Sef akan ditemukan. Cita rasanya tetap otentik dan nikmat. Silahkan mencoba,” terangnya.
Buat masyarakat Papua, olahan Sagu memiliki filosofi besar. Secara garis besar, Sagu ini memenuhi 3 aspek kebutuhan manusia. Ada kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Artinya semua bagian tanaman Sagu memiliki fungsi vital. Akar pohon sagu bisa menjadi sumber air. Kulit tanaman sagu bisa dipakai sebagai alas rumah. Bagaimana isi batangya? Bagian inilah yang diolah menjadi Sagu.
Bagian lain dari pohon Sagu juga bisa memberikan manfaat. Dahan pohon Sagu itu bisa dibuat menjadi dinding rumah dan atap. Lebih lanjut, ampas Sagu ternyata masih bisa dikonsumsi. Bahkan, ulat sagu yang ada di dalamnya bisa dimakan dan jadi sumber protein luar biasa.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menjelaskan, Sagu Sef sebagai kuliner andalah masyarakat Merauke.
“Sagu memang memiliki filosofi yang luar biasa dan menginspirasi. Kuliner olahan Sagu selalu unik dan nikmat. Sagu Sef bagian dari kekayaan kuliner nusantara. Komposisi, cita rasa, dan pengolahannya itu otentik. Silahkan berkunjung ke Merauke, lalu nikmati experience beragam kulinernya. Dan, tentunya Sagu Sef ini,” tutup Menpar Terbaik Asia Pasifik tersebut.
(akn)