Aksi Konyol Trio DOA Kembali Hadirkan Komedi Satire
A
A
A
JAKARTA - Sukses memerankan tokoh ikonik dalam DOA: Cari Jodoh pada 2018, kini trio Fedi Nuril, Pandji Pragiwaksono, dan Dwi Sasono bakal kembali mengocok perut penonton lewat banyolan dan aksi konyol mereka dalam sekuel film DOA bertajuk Mendadak Kaya. Film komedi satir tersebut akan ditayangkan pada 20 Juni 2019.
DOA: Mendadak Kaya merupakan film bergenre komedi yang menyuguhkan lawakan cerdas yang tak perlu dipoles sedemikian rupa. Film garapan MD Pictures ini bercerita tentang tiga pria pemalas bernama Doyok, Otoy dan Ali Oncom yang memiliki masalah yang sama, yakni uang.
Diadaptasi dari komik strip Harian Pos Kota, film ini adalah sekuel kedua dari film DOA: Cari Jodoh yang dibintangi oleh aktor yang sama. Tiga karakter dalam film ini dipercaya adalah gambaran kelas menengah ke bawah kawasan perkotaan.
Deretan tokoh utama ikonik yakni Doyok (Fedi Nuril), Otoy (Pandji Pragiwaksono), dan Ali Oncom (Dwi Sasono) coba memberikan sentuhan berbeda dari film sebelumnya. Namun, film besutan Anggy Umbara dan produser Manoj Punjabi tersebut tetap menyajikan drama komedi yang konyol.
Demi pendalaman karakter, film DOA pun membuat penampilan ketiga aktornya dipermak habis hingga mirip karakter di dalam komiknya. Salah satunya Fedi Nuril yang di-make-up semirip mungkin dengan Doyok, Fedi pun rela menghitamkan kulit dan sampai memakai gigi palsu. Fedi Nuril harus kerja ekstra dalam memerankan Doyok di film DOA: Mendadak Kaya.
Fedi Nuril menjelaskan bahwa dia harus menyelami karakter Doyok sendiri dan menghubungkan guyonan tersebut pada konteks zaman sekarang. Doyok merupakan karakter komik legendaris yang ada di surat kabar Ibukota.
"Pertama gue baca ulang comic stream-nya terus soalnya yang membuat karakter Doyok itu sudah meninggal jadi susah untuk bertanya-tanya detail tentang karakternya," kata Fedi Nuril dalam gala premier film Mendadak Kaya di Jakarta, beberapa hari lalu.
"Jadi gue baca-baca ulang dan gue coba lagi dan sesuaikan dengan zaman sekarang joke-nya biar lebih universal penontonnya dan untuk (make-up) Doyok sih setengah jam yah. Karena cuma dibikin agak tua kulitnya. Terus alisnya ditebelin. Terus pakai gigi palsu. Yang paling lama sih si Ali Oncom," jelasnya.
Improvisasi pun diperlukan untuk membuat film jadi hidup. Dengan seperti itu, orang yang tertawa nanti bukan hanya dari kalangan yang pernah membaca komik Doyok, Otoy, Ali Oncom di koran saja. "Jadi enggak orang jadul saja yang ngerti. Anak muda sekarang juga ngerti," kata Fedi Nuril.
DOA: Mendadak Kaya merupakan film bergenre komedi yang menyuguhkan lawakan cerdas yang tak perlu dipoles sedemikian rupa. Film garapan MD Pictures ini bercerita tentang tiga pria pemalas bernama Doyok, Otoy dan Ali Oncom yang memiliki masalah yang sama, yakni uang.
Diadaptasi dari komik strip Harian Pos Kota, film ini adalah sekuel kedua dari film DOA: Cari Jodoh yang dibintangi oleh aktor yang sama. Tiga karakter dalam film ini dipercaya adalah gambaran kelas menengah ke bawah kawasan perkotaan.
Deretan tokoh utama ikonik yakni Doyok (Fedi Nuril), Otoy (Pandji Pragiwaksono), dan Ali Oncom (Dwi Sasono) coba memberikan sentuhan berbeda dari film sebelumnya. Namun, film besutan Anggy Umbara dan produser Manoj Punjabi tersebut tetap menyajikan drama komedi yang konyol.
Demi pendalaman karakter, film DOA pun membuat penampilan ketiga aktornya dipermak habis hingga mirip karakter di dalam komiknya. Salah satunya Fedi Nuril yang di-make-up semirip mungkin dengan Doyok, Fedi pun rela menghitamkan kulit dan sampai memakai gigi palsu. Fedi Nuril harus kerja ekstra dalam memerankan Doyok di film DOA: Mendadak Kaya.
Fedi Nuril menjelaskan bahwa dia harus menyelami karakter Doyok sendiri dan menghubungkan guyonan tersebut pada konteks zaman sekarang. Doyok merupakan karakter komik legendaris yang ada di surat kabar Ibukota.
"Pertama gue baca ulang comic stream-nya terus soalnya yang membuat karakter Doyok itu sudah meninggal jadi susah untuk bertanya-tanya detail tentang karakternya," kata Fedi Nuril dalam gala premier film Mendadak Kaya di Jakarta, beberapa hari lalu.
"Jadi gue baca-baca ulang dan gue coba lagi dan sesuaikan dengan zaman sekarang joke-nya biar lebih universal penontonnya dan untuk (make-up) Doyok sih setengah jam yah. Karena cuma dibikin agak tua kulitnya. Terus alisnya ditebelin. Terus pakai gigi palsu. Yang paling lama sih si Ali Oncom," jelasnya.
Improvisasi pun diperlukan untuk membuat film jadi hidup. Dengan seperti itu, orang yang tertawa nanti bukan hanya dari kalangan yang pernah membaca komik Doyok, Otoy, Ali Oncom di koran saja. "Jadi enggak orang jadul saja yang ngerti. Anak muda sekarang juga ngerti," kata Fedi Nuril.
(nug)