Marlon James Tak Pernah Mau Menulis di Rumah Sendiri
A
A
A
Sebagai penulis, Marlon James mendapatkan inspirasi dari berbagai hal. Seperti dari Greek Tragedy, serial The Affair, dan berbagai hal yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Khusus untuk karya terbarunya, Game of Throne versi Afrika ini, dia mendapatkan inspirasi dari serial televisi The Affair yang tayang di Showtime.
Dia mendapatkan inspirasi ini seusai berbicara di telepon dengan Melina Matsoukas, sutradara serial tersebut. Kemudian karya terbarunya pun dibuat trilogi yang diberi nama Dark Star. Novel pertamanya, Black Leopard, Red Wolf, baru saja dirilis Februari lalu.
Dikutip dari Vanity Fair, inspirasi juga datang dari penulis besar seperti Ursula Le Guin yang dinilai mendorong gagasan fiksi ilmiah atau fiksi spekulatif dapat menjadi ruang untuk menjadi benar-benar bijaksana serta eksplorasi ide. “Saya pikir dia tidak tertandingi. Dia adalah seorang novelis yang hebat dan penginjil yang hebat untuk novel itu. Earthsea dan The Dispossessed adalah pengaruh yang sangat besar,” tuturnya.
Selain itu, Marlon terinspirasi berbagai bacaan atau literatur Yunani. Dia juga megaku dapat menulis hampir di mana saja. Kecuali di apartemennya sendiri. “Saya memiliki kantor yang berfungsi penuh di rumah yang belum pernah saya masuki. Di sini ada komputer, printer, pemindai, dan sarang laba-laba,” ucapnya.
Dia hanya perlu bersepeda 10 menit ke ruang kerjanya di Stevens Square, Minneapolis. Di sini dia menyimpan beberapa buku yang paling memicu inspirasi. Dari fiksi spekulatif karya Ursula K Le Guin hingga trilogi The Oresteia karya Aeschylus. Dinding-dindingnya dipenuhi penelitian untuk trilogi Dark Star miliknya.
Dia tidak bisa kerja di rumah karena mungkin membutuhkan perbedaan antara ruang kerja dan rumah. Dia juga menilai terlalu banyak gangguan di rumahnya. Novel keduanya, The Book of Night Women (2009) ditulis saat dia sedang tur untuk novel pertamanya, John Crow’s Devil’ (2005). Lalu novel ketiganya, A Brief History of Seven Killings, (2014) ditulis hampir di setiap kafe di Minneapolis.
Salah satu hal yang ikut membantu dan selalu ada ketika dia menulis adalah musik. Ketika menulis, James mengaku selalu ditemani alunan musik seperti Spanish Key dan seluruh album ”Bitches Brem” milik Miles Davis. Dia juga mendengarkan Stereolab, Kraftwerk, German Krautrock, Earth and Sunn O))), dan Sleep.
Dia mendapatkan inspirasi ini seusai berbicara di telepon dengan Melina Matsoukas, sutradara serial tersebut. Kemudian karya terbarunya pun dibuat trilogi yang diberi nama Dark Star. Novel pertamanya, Black Leopard, Red Wolf, baru saja dirilis Februari lalu.
Dikutip dari Vanity Fair, inspirasi juga datang dari penulis besar seperti Ursula Le Guin yang dinilai mendorong gagasan fiksi ilmiah atau fiksi spekulatif dapat menjadi ruang untuk menjadi benar-benar bijaksana serta eksplorasi ide. “Saya pikir dia tidak tertandingi. Dia adalah seorang novelis yang hebat dan penginjil yang hebat untuk novel itu. Earthsea dan The Dispossessed adalah pengaruh yang sangat besar,” tuturnya.
Selain itu, Marlon terinspirasi berbagai bacaan atau literatur Yunani. Dia juga megaku dapat menulis hampir di mana saja. Kecuali di apartemennya sendiri. “Saya memiliki kantor yang berfungsi penuh di rumah yang belum pernah saya masuki. Di sini ada komputer, printer, pemindai, dan sarang laba-laba,” ucapnya.
Dia hanya perlu bersepeda 10 menit ke ruang kerjanya di Stevens Square, Minneapolis. Di sini dia menyimpan beberapa buku yang paling memicu inspirasi. Dari fiksi spekulatif karya Ursula K Le Guin hingga trilogi The Oresteia karya Aeschylus. Dinding-dindingnya dipenuhi penelitian untuk trilogi Dark Star miliknya.
Dia tidak bisa kerja di rumah karena mungkin membutuhkan perbedaan antara ruang kerja dan rumah. Dia juga menilai terlalu banyak gangguan di rumahnya. Novel keduanya, The Book of Night Women (2009) ditulis saat dia sedang tur untuk novel pertamanya, John Crow’s Devil’ (2005). Lalu novel ketiganya, A Brief History of Seven Killings, (2014) ditulis hampir di setiap kafe di Minneapolis.
Salah satu hal yang ikut membantu dan selalu ada ketika dia menulis adalah musik. Ketika menulis, James mengaku selalu ditemani alunan musik seperti Spanish Key dan seluruh album ”Bitches Brem” milik Miles Davis. Dia juga mendengarkan Stereolab, Kraftwerk, German Krautrock, Earth and Sunn O))), dan Sleep.
(don)