Review Film Yesterday

Kamis, 27 Juni 2019 - 14:22 WIB
Review Film Yesterday
Review Film Yesterday
A A A
Tidak ada yang pernah meragukan The Beatles sebagai salah satu band terbesar yang pernah ada di muka bumi ini. Lagu-lagu mereka melegenda dan diperdengarkan dari generasi tua ke generasi muda yang kemudian jatuh cinta dengan karya-karya kuartet asal Liverpool tersebut. Tak kurang dari 125 lagu dilahirkan dari band yang mulai aktif di blantika musik pada 1960 tersebut.

Setiap lagu The Beatles pastinya memiliki kesan tersendiri bagi para penggemarnya. Selain itu, banyak lagu band ini yang punya makna begitu dalam, seperti halnya Yesterday, yang menjadi judul film garapan Danny Boyle ini.

Yesterday mengisahkan tentang Jack Malik (Himesh Patel), seorang penyanyi dan juga penulis lagu yang sangat suka pada The Beatles. Dia sering tampil di kafe-kafe kecil atau pun festival tanpa dihadiri banyak penonton. Dia memiliki seorang manajer bernama Ellie (Lilly James), yang merupakan temannya sejak dari kecil. Jack sudah sangat putus asa dengan karier menyanyinya yang jalan di tempat dan ingin kembali mengajar. Ellie terus menyemangatinya.

Suatu hari, terjadi kejadian aneh di seluruh dunia. Aliran listrik padam selama beberapa detik. Jack yang saat kejadian sedang naik sepeda menuju rumahnya mengalami kecelakaan. Dia ditabrak sebuah bus. Akibatnya, dia pun harus dilarikan di rumah sakit.

Ketika Jack sadar, terjadilah peristiwa aneh. Tidak satu pun orang mengingat dan tahu siapa The Beatles. Semua orang terheran-heran ketika dia menyanyikan lagu The Beatles. Jack pun semakin bingung karena Google-pun tidak mampu menemukan The Beatles di pencariannya.

Bingung dan heran, Jack memanfaatkan kesempatan itu untuk memperkenalkan kembali lagu The Beatles. Ed Sheeran pun terpukau dengan penampilannya tersebut dan meminta bertemu dengannya. Jalan lebar Jack untuk menjadi penyanyi dan penulis lagu pun terbuka lebar berkat pertemuannya dengan Ed. Di sisi lain, Jack pun berisiko kehilangan Ellie, satu-satunya orang yang menaruh kepercayaan besar kepadanya.

Yesterday sebenarnya adalah tipikal kisah cinta romantis Inggris ala Love Actually. Tentu saja ini bukan kebetulan. Film-film ini ditulis orang yang sama, yaitu Richard Curtis. Pada akhir Yesterday, Jack harus memilih antara ketenaran dan cintanya.

Twist yang menarik dari film ini adalah hilangnya The Beatles dari dunia. Ketika Jack hanyalah satu-satunya orang yang dianggap mengingat band itu, dia tidak pernah berusaha mencari tahu mengapa orang-orang itu menghilang dan bagaimana semua itu terjadi. Menghilangnya The Beatles serta sejumlah orang lain, termasuk Oasis, bukanlah sebuah perkara besar bagi Jack, sepertinya. Dia lebih berfokus pada lagu-lagu The Beatles dan kemudian pada kisah asmaranya.

Tak banyak konflik serius dalam film ini. Namun, Anda akan terhibur dengan humor-humor yang digelontorkan di dalamnya. Humor ini pula yang sedikit menyelamatkan film ini dari rasa bosan karena ceritanya yang datar. Klimaksnya pun tak seepik perkiraan saya, bahkan bagi saya justru jadi aneh. Seaneh ketidakpedulian Jack untuk mencari tahu kemanakah para personel The Beatles ketika band itu ternyata tidak pernah ada. Dan, seaneh ketika Ed Sheeran mengusulkan agar lagu berjudul Hey Jude diganti dengan Hey Dude karena dirasa lebih kekinian.

Yesterday memiliki awal yang cukup menjanjikan untuk menjadi film yang enak untuk dinikmati dengan twist yang bagus. Namun, pada setengah ke bagian akhir film, Yesterday jadi terasa datar dan sedikit membosankan. Namun, bagi Anda yang suka The Beatles, bisalah sedikit sing a long sepanjang 116 menit durasi film ini.

Yesterday bukanlah sebuah film musikal untuk memberikan tribute bagi The Beatles. Film ini adalah sebuah kisah cinta yang dibungkus dengan lagu The Beatles dengan cara yang aneh.

Yesterday sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda. Selamat menyaksikan!

(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4707 seconds (0.1#10.140)