Konsumsi Minuman Manis, Termasuk Jus Buah Dikaitkan dengan Risiko Kanker
A
A
A
JAKARTA - Mengonsumsi minuman manis dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. Penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ) ini menunjukkan bahwa membatasi konsumsi minuman manis, bersama dengan pembatasan pajak dan pemasaran, dapat berkontribusi pada pengurangan kasus kanker.
Dilansir dari Times Now News, konsumsi minuman manis telah meningkat di seluruh dunia selama beberapa dekade terakhir, dan diyakini berkaitan dengan risiko obesitas, yang merupakan faktor risiko untuk penyakit kanker. Namun, penelitian tentang minuman manis dan risiko kanker masih terbatas.
Para peneliti mulai menilai hubungan antara konsumsi minuman manis, termasuk 100 persen jus buah, minuman artifisial (diet), dan risiko kanker secara keseluruhan, serta payudara, prostat, dan usus (kolorektal) kanker. Temuan ini didasarkan pada 101.257 orang dewasa Prancis yang sehat (21 persen pria dan 79 persen wanita) dengan usia rata-rata 42 tahun.
Peserta menyelesaikan dua kuesioner diet online 24 jam yang divalidasi, dirancang untuk mengukur asupan biasa 3.300 item makanan dan minuman yang berbeda dan ditindaklanjuti selama sembilan tahun. Konsumsi harian minuman manis dan minuman artifisial (diet) dihitung dan kasus kanker pertama yang dilaporkan peserta divalidasi oleh catatan medis dan dihubungkan dengan database nasional asuransi kesehatan.
Rata-rata konsumsi minuman bergula setiap hari lebih besar pada pria daripada wanita. Selama masa tindak lanjut 2.193 kasus kanker pertama didiagnosis dan divalidasi (693 kanker payudara, 291 kanker prostat, dan 166 kanker kolorektal). Usia rata-rata saat diagnosis kanker adalah 59 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan 100 mililiter per hari dalam konsumsi minuman manis dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker keseluruhan sebesar 18 persen dan peningkatan risiko kanker payudara sebesar 22 persen. Ketika kelompok minuman manis dipecah menjadi jus buah dan minuman manis lainnya, konsumsi kedua jenis minuman itu dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih tinggi secara keseluruhan.
Tidak ada hubungan yang ditemukan untuk kanker prostat dan kolorektal, tetapi jumlah kasus lebih terbatas untuk lokasi kanker ini. Konsumsi minuman (makanan) dengan pemanis buatan tidak dikaitkan dengan risiko kanker, tetapi para peneliti memperingatkan bahwa kehati-hatian diperlukan dalam menafsirkan temuan ini karena tingkat konsumsi yang relatif rendah dalam sampel ini.
Penjelasan untuk hasil penelitian ini termasuk efek gula yang terkandung dalam minuman manis pada lemak visceral (disimpan di sekitar organ vital seperti hati dan pankreas), kadar gula darah, dan penanda inflamasi, yang semuanya terkait dengan peningkatan risiko kanker.
Senyawa kimia lainnya, seperti aditif dalam beberapa soda juga dapat berperan. Ini adalah penelitian observasional, jadi tidak dapat menentukan penyebabnya, dan para peneliti mengatakan mereka tidak dapat mengesampingkan beberapa kesalahan klasifikasi minuman atau menjamin deteksi setiap kasus kanker baru.
Dilansir dari Times Now News, konsumsi minuman manis telah meningkat di seluruh dunia selama beberapa dekade terakhir, dan diyakini berkaitan dengan risiko obesitas, yang merupakan faktor risiko untuk penyakit kanker. Namun, penelitian tentang minuman manis dan risiko kanker masih terbatas.
Para peneliti mulai menilai hubungan antara konsumsi minuman manis, termasuk 100 persen jus buah, minuman artifisial (diet), dan risiko kanker secara keseluruhan, serta payudara, prostat, dan usus (kolorektal) kanker. Temuan ini didasarkan pada 101.257 orang dewasa Prancis yang sehat (21 persen pria dan 79 persen wanita) dengan usia rata-rata 42 tahun.
Peserta menyelesaikan dua kuesioner diet online 24 jam yang divalidasi, dirancang untuk mengukur asupan biasa 3.300 item makanan dan minuman yang berbeda dan ditindaklanjuti selama sembilan tahun. Konsumsi harian minuman manis dan minuman artifisial (diet) dihitung dan kasus kanker pertama yang dilaporkan peserta divalidasi oleh catatan medis dan dihubungkan dengan database nasional asuransi kesehatan.
Rata-rata konsumsi minuman bergula setiap hari lebih besar pada pria daripada wanita. Selama masa tindak lanjut 2.193 kasus kanker pertama didiagnosis dan divalidasi (693 kanker payudara, 291 kanker prostat, dan 166 kanker kolorektal). Usia rata-rata saat diagnosis kanker adalah 59 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan 100 mililiter per hari dalam konsumsi minuman manis dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker keseluruhan sebesar 18 persen dan peningkatan risiko kanker payudara sebesar 22 persen. Ketika kelompok minuman manis dipecah menjadi jus buah dan minuman manis lainnya, konsumsi kedua jenis minuman itu dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih tinggi secara keseluruhan.
Tidak ada hubungan yang ditemukan untuk kanker prostat dan kolorektal, tetapi jumlah kasus lebih terbatas untuk lokasi kanker ini. Konsumsi minuman (makanan) dengan pemanis buatan tidak dikaitkan dengan risiko kanker, tetapi para peneliti memperingatkan bahwa kehati-hatian diperlukan dalam menafsirkan temuan ini karena tingkat konsumsi yang relatif rendah dalam sampel ini.
Penjelasan untuk hasil penelitian ini termasuk efek gula yang terkandung dalam minuman manis pada lemak visceral (disimpan di sekitar organ vital seperti hati dan pankreas), kadar gula darah, dan penanda inflamasi, yang semuanya terkait dengan peningkatan risiko kanker.
Senyawa kimia lainnya, seperti aditif dalam beberapa soda juga dapat berperan. Ini adalah penelitian observasional, jadi tidak dapat menentukan penyebabnya, dan para peneliti mengatakan mereka tidak dapat mengesampingkan beberapa kesalahan klasifikasi minuman atau menjamin deteksi setiap kasus kanker baru.
(nug)