Meghan Markle Didapuk Jadi Editor Khusus Vogue

Rabu, 31 Juli 2019 - 08:29 WIB
Meghan Markle Didapuk Jadi Editor Khusus Vogue
Meghan Markle Didapuk Jadi Editor Khusus Vogue
A A A
LONDON - Belum lama bergabung menjadi anggota keluarga Kerajaan Inggris, Meghan Markle tak henti menyita perhatian publik.

Terkini, pamor istri Pangeran Harry tersebut mencuat setelah terpilih menjadi editor pada majalah Vogue. Di majalah lifestyle bergengsi terbitan Amerika Serikat ini Meghan didapuk sebagai editor undangan edisi khusus perempuan pada September mendatang.

Pada edisi istimewa ini Vogue mengangkat topik utama tentang 15 perempuan paling inspiratif di dunia. Pemilihan Meghan sebagai editor undangan bukan tanpa alasan. Meski terkenal sebagai seorang aktris, perempuan yang kini bergelar Duchess of Sussex Meghan Markle ini sangat vokal menyuarakan isu feminisme dan ketidak setaraan gender.

Selama kuliah di Fakultas Komunikasi Universitas Northwestern, dia juga aktif menulis dan terlibat dalam proyek amal kampus. Meghan pernah pula membuat blog The Tig yang berisi tentang makanan, kecantikan, fashion, wisata, dan perempuan inspiratif.

Dia juga menunjukkan kemahiran menulisnya di media sosial yang disaksikan 3 juta follower di Instagram,800.000 di Facebook, dan 350.000 di Twitter. Tapi akunnya dihapus pada 2018. Vogue awalnya meminta Meghan untuk tampil di halaman sampulnya.

Namun, menurut Pemimpin Redaksi Vogue Edward Enninful, permintaan itu ditolak Meghan.“Edisi September akan menjadi edisi paling penting pada tahun ini,” ungkap Vogue yang akan memasuki usia 100 tahun pada bulan itu.

Yang membuat Enninful takjub, Meghan justru bersedia membahas isu-isu di luar fashion, film, dan teknologi seperti pemberdayaan perempuan, kesehatan mental, ras, dan keistimewaan kaum hawa. Dia juga mengusulkan perlunya penambahan perempuan inspiratif menjadi 16 orang yang akan tampil di sampul Vogue.

Usulan ini diberikan Meghan agar tidak timpang. Meghan berharap khalayak dapat merasakan kekuatan dan kiprah perempuan di berbagai bidang. “Saya juga berharap para pembaca akan terinspirasi oleh perubahan yang dibawa perempuan yang akan kalian temukan di setiap halaman majalah ini (Vogue),” ujar Meghan seperti dikutip Daily Mail.

Selain Meghan, anggota Kerajaan Inggris lain yang tertarik dengan dunia jurnalistik ialah Pangeran Charles, Pangeran Harry, dan Kate. Namun mereka masih kurang intensif pada isu-isu sosial. Ini berbeda dengan Meghan yang sejak awal sudah sangat aktif berurusan dengan permasalahan sosial, bahkan sebelum bertemu dengan Pangeran Harry.

Bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Meghan juga pernah membantu mengatasi isu seksisme pada 2015. Saat itu perempuan yang dinikahi Pangeran Harry pada 19 Mei 2018 ini meminta perusahaan agar tidak mengeksploitasi tubuh perempuan dalam periklanan produk.

Adapun mereka yang sudah menyebarkannya didesak agar segera mencabutnya, termasuk dari televisi. Namun keputusan Meghan menjadi editor undangan Vogue mendapat kritik keras dari politisi dan rakyat Inggris.

Anggota Parlemen Eropa dari Inggris Ann Widdecombe mengatakan anggota Kerajaan Inggris tidak hanya harus menjauhkan diri dari dunia politik, tapi juga harus terlihat tidak terlibat sedikit pun. Selain dilibatkan dalam penentuan layout, Meghan juga ditugasi mewawancarai Pangeran Harry.

Dia juga berpose di kantor amal Smart Works untuk halaman dalam Vogue. Meghan menerima pena war an tersebut pada awal tahun ini. Dia bekerja bersama jajaran redaksi dan jurnalis Vogue selama berbulan-bulan. “Meghan dan Enninful bertemu di Istana Kensington pada Januari,” ujar staf Vogue yang tidak ingin disebutkan namanya.

“Saat itu dia menerima permintaan dari berbagai media massa. Tapi, sebagai pendukung Smart Work, dia merasa Vogue akan menjadi mitra yang bagus. Jadi dia menerima tawaran tersebut,” imbuhnya.

Di sisi lain, Enninful selaku pimpinan Vogue mengaku merasa terhormat, senang, dan terkejut dengan respons yang dikeluarkan Meghan, terutama kepeduliannya terhadap peran perempuan. Dalam keterangan pers, Meghan juga berharap kerja kerasnya dalam tujuh bulan terakhir dapat membuahkan hasil dan memberikan dampak positif dan nilai.

Meghan boleh menjadi anggota Kerajaan Inggris pertama yang menjadi editor undangan Vogue. Namun dia bukan anggota Kerajaan Inggris pertama yang menerima penawaran tampil di sampul majalah itu. Putri Diana pernah muncul sebanyak tiga kali, begitu pun dengan Putri Anne, yakni pada 1971-1973.

Kate juga pernah tampil di sampul Vogue pada 2016. Staf Vogue mengatakan Meghan pun kemungkinan akan membahas aktivitas amal Anna Wintour. Kolaborasi antara Vogue dan anggota Kerajaan Inggris tidak terlepas dari campur tangan aktivis HAM Amal Clooney yang berhasil mendorong Meghan.

Adapun perempuan yang akan dibahas Meghan bergelut di berbagai bidang, mulai dari dunia selebritas, politik hingga sebagai aktivis. Dua di antaranya ialah model Adut Akech, 19, dan aktivis perubahan iklim Greta Thunberg, 16. Keduanya memiliki kisah perjuangan yang unik. Adut misalnya sukses dari nol dengan status imigran.

Imigran lainnya yang sukses dan peduli terhadap isu sosial ialah Ramla Ali. Juara Turnamen Tinju Somalia itu selalu dibully ketika masih remaja karena kelebihan lemak. Penampilannya mulai berubah saat dia pindah ke Inggris dan mengikuti kelas kebugaran. Di sana, seiring waktu, dia mulai tertarik dengan dunia tinju. (Muh Shamil)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5236 seconds (0.1#10.140)