7 Masalah Ibu Saat Menyusui Bayi dan Cara Mengatasinya
A
A
A
JAKARTA - Idealnya, menyusui menjadi momen menyenangkan bagi ibu. Pasalnya, kegiatan ini memberikan banyak manfaat untuk buah hati serta sang ibu. Namun, berbagai masalah kerap muncul saat menyusui.
Lantas apa saja masalah yang kerap dialami para ibu saat menyusui? Dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut ulasannya seperti dikutip dari buku Sahabat ASI Andalan.
1. Puting rata
Don't: Menggunakan penyambung puting atau menarik-menarik puting agar membesar
Do: Tetap lakukan inisiasi menyusui dini (IMD). Biarkan si kecil melekat pada payudara untuk mengenali bentuk puting ibu, secara perlahan ia akan terbiasa. Sebab ASI tidak keluar melalui puting, namun melalui aerola atau daerah gelap di sekitar puting.
2. ASI tidak keluar
Don't: Menganggap ASI tidak keluar karena tubuh tidak memproduksi ASI. ASI tidak bisa langsung keluar begitu saja, namun membutuhkan stimulasi.
Do: Produksi ASI menyesuaikan kebutuhan buah hati. Pada awal kelahiran, lambung anak masih berukuran kecil, setetes ASI saja bisa mengenyangkan baginya. Oleh karena itu, ibu harus tetap tenang dan lakukan IMD serta susui buah hati setiap 2-3 jam sekali untuk merangsang tubuh memproduksi ASI. Bantu dengan memerah ASI secara berkala agar ASI terangsang keluar.
3. Anak tidak mau menyusui
Don't: Terlalu dini untuk mengenalkan dot. Anak bisa mengalami bingung putih dan lebih memilih menyusu dari dot dibandingkan secara langsung.
Do: Habiskan lebih banyak waktu bersama anak dan lebih sering tawarkan untuk menyusui secara langsung. Gunakan sendot atau pipet untuk memberikan ASI perah pada anak.
4. Payudara membengkak atau terluka akibat menyusui (mastitis)
Don't: Berhenti menyusui. Menyusui justru membantu membersihan infeksi dan tidak akan membahayakan buah hati.
Do: Untuk payudara yang bengkak, lakukan pemijatan payudara yang bisa dibantu oleh perawat, tenaga ahli atau suami agar saluran ASI kembali lentur. Sedangkan payudara lecet, cek perlekatan dan juga tali lidah buah hati Anda. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter ahli laktasi. Sementara itu, oleskan sedikit ASI pada kedua puting sebelum dan sesudah menyusui agar luka cepat sembuh karena ASI merupakan obat alami untuk infeksi.
5. ASI terlalu berlimpah (hiperlaktasi)
Don't: Menunggu si kecil benar-benar lapar. Buah hati yang lapar akan menghisap lebih cepat sehingga mudah tersedak saat aliran ASI terlalu deras.
Do: Tampung ASI yang berlebih dan simpan dalam freezer sebagai stok. ASI perah yang disimpan dalam freezer dengan suhu -4 derajat celcius dapat bertahan selama 3-5 hari. Ibu juga bisa mendonorkan ASI unuk bayi lain yang membutuhkan.
6. ASI tidak kental dan warnanya bening
Don't: Buru-buru melepas payudara saat si kecil sedang menyusu. Kandungan lemak yang membuat ASI terlihat kental justru lebih banyak terdapat pada ASI terakhir.
Do: Terus susui sampai habis karena ASI yang keluar selalu menyesuaikan kebutuhan anak. Bantu dengan mengkonsumsi suplemen pelancar ASI agar kualitas ASI selalu terjaga.
7. ASI sedikit
Don't: Putus asa dan langsung beralhir ke susu formula. Sebaik apapun kandungan nutrisi susu formula, tidak akan mampu menggantikan kebaikan alami ASI untuk buah hati.
Do: Bersyukurlah atas jumlah ASI yang diproduksi. Perbanyak aktivitas skin to skin dengan buah hati Anda untuk merangsang hormon oksitosin yang melancarkan produksi ASI. Perbanyak minum air putih, rutin olahraga dan makan makanan bergizi. Tubuh yang bugar dan mood yang baik akan membantu kelancaran aliran ASI. Untuk ibu yang bekerja, memerah ASI di kantor bisa dilakukan sembari melihat foto si kecil untuk meningkatkan ikatan batin. Konsumsi suplemen pelancar ASI untuk membantu stimulasi produksi ASI.
Lantas apa saja masalah yang kerap dialami para ibu saat menyusui? Dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut ulasannya seperti dikutip dari buku Sahabat ASI Andalan.
1. Puting rata
Don't: Menggunakan penyambung puting atau menarik-menarik puting agar membesar
Do: Tetap lakukan inisiasi menyusui dini (IMD). Biarkan si kecil melekat pada payudara untuk mengenali bentuk puting ibu, secara perlahan ia akan terbiasa. Sebab ASI tidak keluar melalui puting, namun melalui aerola atau daerah gelap di sekitar puting.
2. ASI tidak keluar
Don't: Menganggap ASI tidak keluar karena tubuh tidak memproduksi ASI. ASI tidak bisa langsung keluar begitu saja, namun membutuhkan stimulasi.
Do: Produksi ASI menyesuaikan kebutuhan buah hati. Pada awal kelahiran, lambung anak masih berukuran kecil, setetes ASI saja bisa mengenyangkan baginya. Oleh karena itu, ibu harus tetap tenang dan lakukan IMD serta susui buah hati setiap 2-3 jam sekali untuk merangsang tubuh memproduksi ASI. Bantu dengan memerah ASI secara berkala agar ASI terangsang keluar.
3. Anak tidak mau menyusui
Don't: Terlalu dini untuk mengenalkan dot. Anak bisa mengalami bingung putih dan lebih memilih menyusu dari dot dibandingkan secara langsung.
Do: Habiskan lebih banyak waktu bersama anak dan lebih sering tawarkan untuk menyusui secara langsung. Gunakan sendot atau pipet untuk memberikan ASI perah pada anak.
4. Payudara membengkak atau terluka akibat menyusui (mastitis)
Don't: Berhenti menyusui. Menyusui justru membantu membersihan infeksi dan tidak akan membahayakan buah hati.
Do: Untuk payudara yang bengkak, lakukan pemijatan payudara yang bisa dibantu oleh perawat, tenaga ahli atau suami agar saluran ASI kembali lentur. Sedangkan payudara lecet, cek perlekatan dan juga tali lidah buah hati Anda. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter ahli laktasi. Sementara itu, oleskan sedikit ASI pada kedua puting sebelum dan sesudah menyusui agar luka cepat sembuh karena ASI merupakan obat alami untuk infeksi.
5. ASI terlalu berlimpah (hiperlaktasi)
Don't: Menunggu si kecil benar-benar lapar. Buah hati yang lapar akan menghisap lebih cepat sehingga mudah tersedak saat aliran ASI terlalu deras.
Do: Tampung ASI yang berlebih dan simpan dalam freezer sebagai stok. ASI perah yang disimpan dalam freezer dengan suhu -4 derajat celcius dapat bertahan selama 3-5 hari. Ibu juga bisa mendonorkan ASI unuk bayi lain yang membutuhkan.
6. ASI tidak kental dan warnanya bening
Don't: Buru-buru melepas payudara saat si kecil sedang menyusu. Kandungan lemak yang membuat ASI terlihat kental justru lebih banyak terdapat pada ASI terakhir.
Do: Terus susui sampai habis karena ASI yang keluar selalu menyesuaikan kebutuhan anak. Bantu dengan mengkonsumsi suplemen pelancar ASI agar kualitas ASI selalu terjaga.
7. ASI sedikit
Don't: Putus asa dan langsung beralhir ke susu formula. Sebaik apapun kandungan nutrisi susu formula, tidak akan mampu menggantikan kebaikan alami ASI untuk buah hati.
Do: Bersyukurlah atas jumlah ASI yang diproduksi. Perbanyak aktivitas skin to skin dengan buah hati Anda untuk merangsang hormon oksitosin yang melancarkan produksi ASI. Perbanyak minum air putih, rutin olahraga dan makan makanan bergizi. Tubuh yang bugar dan mood yang baik akan membantu kelancaran aliran ASI. Untuk ibu yang bekerja, memerah ASI di kantor bisa dilakukan sembari melihat foto si kecil untuk meningkatkan ikatan batin. Konsumsi suplemen pelancar ASI untuk membantu stimulasi produksi ASI.
(alv)