Studi: Antibiotik Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar

Rabu, 28 Agustus 2019 - 15:09 WIB
Studi: Antibiotik Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar
Studi: Antibiotik Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar
A A A
JAKARTA - Penelitian terbaru menunjukkan bahwa antibiotik dapat meningkatkan risiko kanker usus besar. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Gut ini menyoroti perlunya penggunaan yang bijaksana dari antibiotik yang sering kali tidak tepat atau diresepkan secara berlebihan.

"Pesan utama dari penelitian ini adalah pentingnya penatalayanan antibiotik: tidak mengobati infeksi virus umum dengan antibiotik, menggunakannya untuk periode waktu sesingkat mungkin, dan menggunakan antibiotik yang ditargetkan daripada yang spektrum luas," kata pemimpin studi Cynthia L. Sears, Bloomberg Kimmel Profesor Imunoterapi Kanker di Johns Hopkins Kimmel Cancer Center.

"Penelitian ini menambah pemahaman kami bahwa obat ini dapat memiliki efek luar target yang signifikan, termasuk induksi penyakit kronis," tambah dia. (Baca juga: Seungri Mulai Jalani Pemeriksaan Kasus Perjudian ).

Dilansir Times Now News, Sears dan Jiajia Zhang, peneliti dari lembaga yang sama, bersama dengan rekan-rekan mereka menggunakan data dari Clinical Practice Research Datalink (CPRD) yang menyimpan informasi tentang lebih dari 11 juta pasien di Inggris.

Berfokus pada periode 23 tahun, terhitung 1 Januari 1989 hingga 31 Desember 2012, para peneliti menemukan 28.890 kasus kanker kolorektal. Mereka mencocokkan setiap catatan pasien ini dengan hingga lima kontrol sehat yang tidak pernah mengembangkan penyakit ini, tetapi yang memiliki karakteristik yang sama, termasuk usia, jenis kelamin.

Mereka kemudian menggunakan catatan medis untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi setiap riwayat kasus untuk faktor risiko kanker kolorektal, seperti riwayat obesitas, merokok, penggunaan alkohol, dan diabetes, serta penggunaan antibiotik.

Para peneliti menemukan bahwa mereka yang mengembangkan kanker usus besar sedikit lebih mungkin terpapar antibiotik (71,3% dibandingkan dengan 69,1%). Mereka yang memiliki kanker dubur tidak menunjukkan hubungan itu dan memiliki paparan antibiotik yang sama dibandingkan dengan subyek sehat.

Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa paparan antibiotik hanya dikaitkan dengan peningkatan risiko sekitar 15% untuk kanker di usus besar proksimal (bagian pertama dan tengah usus besar) tetapi tidak pada usus besar bagian distal (bagian terakhir dari usus besar), dan risiko ini terjadi terutama setelah paparan kelas antibiotik yang membunuh bakteri anaerob, seperti yang ada di keluarga penisilin.

Di antara temuan yang menarik, para peneliti mengatakan, adalah onset cepat peningkatan risiko kanker usus besar, dimulai dengan hanya 15-30 hari dari total paparan antibiotik (sekitar 8% peningkatan risiko dengan 15-30 hari total paparan antibiotik dan sekitar 15% peningkatan risiko dengan paparan antibiotik total 30 hari atau lebih).

Namun, hubungan itu terbalik untuk kanker rektum. Dimana semakin banyak paparan antibiotik, khususnya paparan total 60 hari atau lebih, semakin kecil kemungkinan mereka terkena kanker di lokasi ini. Kanker yang berkembang di usus besar dikaitkan dengan paparan antibiotik setidaknya 10 tahun sebelumnya. Tidak ada peningkatan risiko dengan paparan kurang dari 10 tahun sebelumnya.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5016 seconds (0.1#10.140)