Hipertensi Bisa Meningkatkan Risiko Kecacatan Fisik

Senin, 02 September 2019 - 12:45 WIB
Hipertensi Bisa Meningkatkan Risiko Kecacatan Fisik
Hipertensi Bisa Meningkatkan Risiko Kecacatan Fisik
A A A
JAKARTA - Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko terhadap kerusakan organ penting seperti otak, jantung, ginjal, mata, pembuluh darah besar (aorta) dan pembuluh darah tepi. Jika tidak dikelola dengan baik, bukan hanya faktor risiko kematian yang dapat terjadi, namun juga meningkatnya risiko kecacatan akibat berkembangnya penyakit dan kerusakan organ penting tersebut.

Misalnya, hipertensi dapat menyebabkan sekitar 50% stroke iskemik (penyumbatan) dan juga meningkatkan risiko stroke hemoragik (perdarahan). Stroke merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan jangka panjang yang parah.

"Seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila secara meyakinkan memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg pada sedikitnya 3x pengukuran dengan cara dan alat yang benar selang waktu satu menit dalam suasana yang tenang, keadaan cukup istirahat di klinik atau fasilitas layanan kesehatan," kata Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI)Dr.Tunggul D.Situmorang, Sp.PD-KGH, FINASIM.

"Bila meragukan, dianjurkan untuk di ulang-ulang pengukurannya oleh pasien sendiri di rumah (Home Blood Pressure Monitoring = HBPM) atau bila ada fasilitas dengan mengukur TD secara 24 jam terus menerus dengan alat khusus (Ambulatory Blood Pressure Monitoring = ABPM)," tambahnya.

Sebagian besar orang yang mengalami stroke juga memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi. Tekanan darah tinggi merusak arteri di seluruh tubuh, menciptakan suatu kondisi dimana arteri menjadi tebal dan kaku dan dapat pecah atau terjadi penyumbatan-penyumbatan.

Hal ini terjadi juga pada pembuluh-pembuluh darah di otak akibat dari tekanan darah tinggi sehingga akan menimbulkan risiko stroke yang jauh lebih tinggi. Itulah sebabnya mengelola tekanan darah tinggi sangat penting untuk mengurangi risiko terkena stroke.

"Pasien harus memahami bahwa hipertensi primer tidak dapat sembuh total, tapi bisa dikendalikan tetap normal secara total," ujar dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9492 seconds (0.1#10.140)