Ini Perbedaan Antara Joker versi Heath Ledger dan Joaquin Phoenix
A
A
A
Sampai saat ini, Joker versi Heath Ledger masih dianggap sebagai yang terbaik. Mendiang aktor asal Australia itu dianggap telah menempatkan standar bagi aktor lain yang ingin memerankan tokoh musuh bebuyutan Batman tersebut. Tak bisa dimungkiri jika saat ini, aktor mana pun yang memerankan Joker pasti akan dibandingkan dengan Heath.
Hal itu kini terjadi pada Joaquin Phoenix. Aktor itu bakal tampil sebagai Joker di film solo Joker yang ditukangi Todd Phillip. Meski filmnya belum tayang, tapi, pembanding-bandingan itu sudah terjadi saat ini. Baik Joaquin maupun Todd pun menyadari hal tersebut. Meski begitu, Todd menjelaskan, ada perbedaan antara Joker versi Heath yang merupakan agen kekacauan yang memakai makeup di The Dark Knight dengan Joker versi Joaquin yang merupakan seorang komedian bernama Arthur Fleck.
“Saya kira tujuan Joker yang ini (Joaquin) bukanlah melihat dunia terbakar. Joker ini punya tujuan yang sangat berbeda. Pada awal film, dia duduk sambil melakukan ini (memaksa dirinya tersenyum dan cemberut) di adegan yang sangat awal dan ini adalah orang yang sedang mencari identitas. Saya kira dia menjadi, secara salah, sebuah simbol dan sesungguhnya apa yang dia cari adalah pujian. Dia tidak pernah ingin dunia terbakar, Joker ini. Untuk yang dulu, itu berbeda. Tapi, orang kami, itu bukan tujuannya,” papar Todd seperti dikutip Comic Book.
Di Joker, Arthur yang secara mental terganggu memang memicu revolusi di Gotham City. Namun, menurut Todd, tujuannya benar-benar hanya ingin membuat orang tertawa.
“Dia merasa ditempatkan di Bumi ini untuk membuat orang tertawa dan membawa kebahagiaan di dunia dan dia membuat sejumlah keputusan yang buruk, tapi tidak, tujuannya bukan itu. Saya kira dia menjadi pemimpin yang salah, atau bisa dikatakan, sebauh simbol. Bahkan (Robert) De Niro, (yang memerankan) Muray (Franklin), mengatakan itu kepadanya. Dan, Arthur bilang, ‘Bukan, saya tidak politis.’ Dia tidak paham apa yang telah dia ciptakan,” ujar Todd.
Pemeran Joker, Joaquin Phoenix, mengatakan dia tidak melihat penggambaran Joker sebelumnya, termasuk penampilan Heath yang memenangkan Oscar. Joaquin mengatakan, dia ingin agar penggambarannya atas karakter itu tidak bisa diidentifikasi bahkan oleh psikiatris betulan.
“Daya tarik untuk membuat film ini dan karakter ini adalah kami akan melakukan pendekatan dengan cara tersendiri, jadi, bagi saya, saya tidak merujuk ke perulangan karakter ini di masa lalu. Itu adalah sesuatu yang terasa ini adalah kreasi kami dan saya kira itu penting bagi saya dan kunci filmnya,” papar Joaquin.
“Joker berpusat pada musuh bebuyutan ikonik dan adalah cerita yang mandiri dan orisinal yang belum pernah tampil sebelumnya di layar besar. Eksplorasi Todd terhadap Arthur Fleck (Joaquin), seorang pria yang dicemooh masyarakat, bukan hanya merupakan kajian karakter yang aneh, tapi juga dongeng yang lebih luas,” bunyi sinopsis Joker.
Selain dibintangi Joaquin dan Robert, Joker juga menampilkan Zazie Beetz dan Frances Conroy. Joker akan mulai tayang di bioskop pada 2 Oktober mendatang.
Hal itu kini terjadi pada Joaquin Phoenix. Aktor itu bakal tampil sebagai Joker di film solo Joker yang ditukangi Todd Phillip. Meski filmnya belum tayang, tapi, pembanding-bandingan itu sudah terjadi saat ini. Baik Joaquin maupun Todd pun menyadari hal tersebut. Meski begitu, Todd menjelaskan, ada perbedaan antara Joker versi Heath yang merupakan agen kekacauan yang memakai makeup di The Dark Knight dengan Joker versi Joaquin yang merupakan seorang komedian bernama Arthur Fleck.
“Saya kira tujuan Joker yang ini (Joaquin) bukanlah melihat dunia terbakar. Joker ini punya tujuan yang sangat berbeda. Pada awal film, dia duduk sambil melakukan ini (memaksa dirinya tersenyum dan cemberut) di adegan yang sangat awal dan ini adalah orang yang sedang mencari identitas. Saya kira dia menjadi, secara salah, sebuah simbol dan sesungguhnya apa yang dia cari adalah pujian. Dia tidak pernah ingin dunia terbakar, Joker ini. Untuk yang dulu, itu berbeda. Tapi, orang kami, itu bukan tujuannya,” papar Todd seperti dikutip Comic Book.
Di Joker, Arthur yang secara mental terganggu memang memicu revolusi di Gotham City. Namun, menurut Todd, tujuannya benar-benar hanya ingin membuat orang tertawa.
“Dia merasa ditempatkan di Bumi ini untuk membuat orang tertawa dan membawa kebahagiaan di dunia dan dia membuat sejumlah keputusan yang buruk, tapi tidak, tujuannya bukan itu. Saya kira dia menjadi pemimpin yang salah, atau bisa dikatakan, sebauh simbol. Bahkan (Robert) De Niro, (yang memerankan) Muray (Franklin), mengatakan itu kepadanya. Dan, Arthur bilang, ‘Bukan, saya tidak politis.’ Dia tidak paham apa yang telah dia ciptakan,” ujar Todd.
Pemeran Joker, Joaquin Phoenix, mengatakan dia tidak melihat penggambaran Joker sebelumnya, termasuk penampilan Heath yang memenangkan Oscar. Joaquin mengatakan, dia ingin agar penggambarannya atas karakter itu tidak bisa diidentifikasi bahkan oleh psikiatris betulan.
“Daya tarik untuk membuat film ini dan karakter ini adalah kami akan melakukan pendekatan dengan cara tersendiri, jadi, bagi saya, saya tidak merujuk ke perulangan karakter ini di masa lalu. Itu adalah sesuatu yang terasa ini adalah kreasi kami dan saya kira itu penting bagi saya dan kunci filmnya,” papar Joaquin.
“Joker berpusat pada musuh bebuyutan ikonik dan adalah cerita yang mandiri dan orisinal yang belum pernah tampil sebelumnya di layar besar. Eksplorasi Todd terhadap Arthur Fleck (Joaquin), seorang pria yang dicemooh masyarakat, bukan hanya merupakan kajian karakter yang aneh, tapi juga dongeng yang lebih luas,” bunyi sinopsis Joker.
Selain dibintangi Joaquin dan Robert, Joker juga menampilkan Zazie Beetz dan Frances Conroy. Joker akan mulai tayang di bioskop pada 2 Oktober mendatang.
(alv)