Kapan Seorang Anak Bisa Disebut Mengalami Kurang Gizi?
A
A
A
JAKARTA - Dua masalah kesehatan utama yang mempengaruhi anak-anak secara global adalah obesitas dan kurang gizi. Obesitas pada anak disebabkan karena pilihan gaya hidup modern seperti konsumsi makanan kemasan, kurang aktivitas fisik dan lebih banyak waktu menonton. Sedangkan, istilah malnutrisi sering digunakan untuk merujuk pada individu atau anak-anak yang kekurangan berat badan, lemah, atau pertumbuhannya terhambat.
Lantas kapan seorang anak disebut kurang gizi?
Dilansir dari Times Now News, seorang anak disebut kekurangan gizi ketika ada kekurangan nutrisi yang cukup di tubuhnya. Malnutrisi dapat disebabkan karena tidak makan cukup sebagai akibat dari tidak tersedianya makanan, tidak makan yang benar, hal-hal yang bergizi, dan atau ketika tubuh tidak mampu menyerap makanan yang dikonsumsi oleh orang tersebut. Namun, menurut definisi gizi buruk diberikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), kekurangan gizi hanyalah ketidakseimbangan nutrisi — mereka bisa kelebihan atau kekurangan.
Istilah malnutrisi dikarakteristikkan menjadi dua kelompok besar yakni kurang gizi dan kelebihan berat badan. Sementara kekurangan gizi ditandai dengan stunting (tinggi badan rendah untuk usia), berat badan rendah untuk tinggi badan, kekurangan berat badan (berat badan rendah untuk usia) dan defisiensi mikronutrien, kelebihan berat badan, atau obesitas ditandai dengan penyakit tidak menular terkait diet seperti penyakit jantung, diabetes, risiko stroke dan kanker. Namun, kekurangan gizi merupakan masalah yang besar di seluruh dunia, terutama pada anak-anak.
Menurut data WHO, sekitar 41 juta anak di bawah usia lima tahun kelebihan berat badan atau obesitas, sementara sekitar 159 juta terhambat, dan 50 juta berat badan rendah untuk tinggi badan. Karena itu, malnutrisi menjadi kondisi kesehatan serius yang dihadapi oleh orang-orang di seluruh dunia. Sementara sebagian besar, anak-anak di negara miskin, berkembang, atau kurang berkembang menghadapi masalah gizi buruk, anak-anak di negara-negara kaya menderita masalah gizi buruk seperti obesitas pada masa kanak-kanak.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengurangi malnutrisi.
1. Ajari anak-anak Anda pentingnya kesehatan
Untuk mengurangi konsumsi makanan kemasan dan membiasakan konsumsi makanan sehat, Anda harus mengajari mereka pentingnya makan sehat.
Ajari anak Anda membaca label pada makanan kemasan untuk membantu mereka memahami apa sebenarnya isi makanan itu. Biarkan mereka tahu bagaimana bahan-bahan itu merusak tubuh mereka. Demikian pula, beri tahu mereka tentang kandungan nutrisi dalam sayuran, buah-buahan, dan makanan alami lainnya, dan beri tahu mereka tentang manfaat nutrisi tersebut.
2. Sertakan makanan kaya zat besi dalam diet
Makanan yang kaya akan zat besi seperti kacang-kacangan, tahu, sayuran hijau, kentang, zaitun untuk vegetarian, dan tiram, sarden untuk non-vegetarian. Makanan ini harus dikonsumsi secara teratur dalam diet untuk memenuhi kebutuhan zat besi tubuh.
3. Jadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari gaya hidup
Aktivitas fisik seperti berjalan, berlari, permainan di luar ruangan merupakan bentuk latihan yang luar biasa, dan ketika dilakukan secara teratur bersama keluarga akan terasa menyenangkan. Berjalan setelah makan malam atau bermain bulutangkis atau sepak bola bersama anak-anak dapat memberi Anda semua aktivitas fisik yang diperlukan. Aktivitas fisik dan olahraga memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga obesitas anak.
Lantas kapan seorang anak disebut kurang gizi?
Dilansir dari Times Now News, seorang anak disebut kekurangan gizi ketika ada kekurangan nutrisi yang cukup di tubuhnya. Malnutrisi dapat disebabkan karena tidak makan cukup sebagai akibat dari tidak tersedianya makanan, tidak makan yang benar, hal-hal yang bergizi, dan atau ketika tubuh tidak mampu menyerap makanan yang dikonsumsi oleh orang tersebut. Namun, menurut definisi gizi buruk diberikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), kekurangan gizi hanyalah ketidakseimbangan nutrisi — mereka bisa kelebihan atau kekurangan.
Istilah malnutrisi dikarakteristikkan menjadi dua kelompok besar yakni kurang gizi dan kelebihan berat badan. Sementara kekurangan gizi ditandai dengan stunting (tinggi badan rendah untuk usia), berat badan rendah untuk tinggi badan, kekurangan berat badan (berat badan rendah untuk usia) dan defisiensi mikronutrien, kelebihan berat badan, atau obesitas ditandai dengan penyakit tidak menular terkait diet seperti penyakit jantung, diabetes, risiko stroke dan kanker. Namun, kekurangan gizi merupakan masalah yang besar di seluruh dunia, terutama pada anak-anak.
Menurut data WHO, sekitar 41 juta anak di bawah usia lima tahun kelebihan berat badan atau obesitas, sementara sekitar 159 juta terhambat, dan 50 juta berat badan rendah untuk tinggi badan. Karena itu, malnutrisi menjadi kondisi kesehatan serius yang dihadapi oleh orang-orang di seluruh dunia. Sementara sebagian besar, anak-anak di negara miskin, berkembang, atau kurang berkembang menghadapi masalah gizi buruk, anak-anak di negara-negara kaya menderita masalah gizi buruk seperti obesitas pada masa kanak-kanak.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengurangi malnutrisi.
1. Ajari anak-anak Anda pentingnya kesehatan
Untuk mengurangi konsumsi makanan kemasan dan membiasakan konsumsi makanan sehat, Anda harus mengajari mereka pentingnya makan sehat.
Ajari anak Anda membaca label pada makanan kemasan untuk membantu mereka memahami apa sebenarnya isi makanan itu. Biarkan mereka tahu bagaimana bahan-bahan itu merusak tubuh mereka. Demikian pula, beri tahu mereka tentang kandungan nutrisi dalam sayuran, buah-buahan, dan makanan alami lainnya, dan beri tahu mereka tentang manfaat nutrisi tersebut.
2. Sertakan makanan kaya zat besi dalam diet
Makanan yang kaya akan zat besi seperti kacang-kacangan, tahu, sayuran hijau, kentang, zaitun untuk vegetarian, dan tiram, sarden untuk non-vegetarian. Makanan ini harus dikonsumsi secara teratur dalam diet untuk memenuhi kebutuhan zat besi tubuh.
3. Jadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari gaya hidup
Aktivitas fisik seperti berjalan, berlari, permainan di luar ruangan merupakan bentuk latihan yang luar biasa, dan ketika dilakukan secara teratur bersama keluarga akan terasa menyenangkan. Berjalan setelah makan malam atau bermain bulutangkis atau sepak bola bersama anak-anak dapat memberi Anda semua aktivitas fisik yang diperlukan. Aktivitas fisik dan olahraga memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga obesitas anak.
(alv)