Rasa Unik Iga Bakar Kaya Rempah Khas Semarang
A
A
A
Iga bakar termasuk menu yang mudah dijumpai di manapun. Hanya, antara satu tempat dengan tempat lain, rasa iga bakar ini bisa saja berbeda, tergantung variasi bumbu yang digunakan. Seperti iga bakar yang dijajakan di Kota Semarang ini. Rasanya unik karena kaya akan bumbu rempah.
Rempah-rempah khas Indonesia menjadi kunci kelezatan menu iga bakar besutan rumah makan Hot Joyo Nyakk Merry ini. Bahan bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, merica, ataupun pala seakan belum cukup untuk bisa memunculkan cita rasa yang lebih unik. Maka, di sini Merry Christina selaku pemilik Hot Joyo Nyakk Merry berinovasi dengan menambahkan kencur ke dalam bumbu iga bakarnya. Tak ketinggalan kecap manis, yang kerap menjadi “bahan wajib” menu-menu bakaran. Hanya, merek kecap yang digunakan tak bisa sembarangan karena tidak semua kecap manis bisa ngeblend rasanya saat dicampur dengan kencur.
“Tiap kecap memiliki keunggulan masing-masing. Tapi, kalau saya pakai kecap Bango karena kecap ini ketika dicampur dengan kencur, ternyata memunculkan rasa yang unik,” kata Merry kepada KORAN SINDO.
Rempah-rempah memang menjadi kunci kelezatan iga bakar buatan Merry. Bahan-bahan itu pula yang menjadi pembeda menu iga bakar di Hot Joyo Nyakk Merry dengan di tempat lain yang kebanyakan hanya mengandalkan kecap untuk membaluri daging iga sebelum dibakar. Selain itu, iga bakar di sini juga dilengkapi sambal yang pedas.
“Awalnya saya ragu-ragu dengan sambal ini. Karena kan ukuran pedas untuk setiap orang berbeda-beda. Saya buatlah sambal yang tidak terlalu pedas. Tapi, atas saran dari seorang pakar kuliner, saya akhirnya membuat sambal yang lebih pedas karena ini bisa sekaligus menjadi trademark iga bakar saya,” urai pengusaha yang beberapa waktu lalu terpilih sebagai salah satu pemenang Kompetisi Bango Penerus Warisan Kuliner 2019 itu.
Kreasi iga bakar Merry rupanya menjadi “penanda” kebangkitan kembali usaha rumah makan Hot Joyo. Hot Joyo sendiri merupakan restoran yang dibangun oleh mendiang ibunda Merry, Lim Moei Djan, sejak 1992. Awalnya, Merry hanya menekuni bisnis kue yang dikelolanya secara online. Namun, atas permintaan sang ibu, pada 2013 Merry memutuskan untuk meneruskan bisnis kuliner keluarga ini dengan nama serta semangat yang baru, yaitu Hot Joyo Nyakk Merry.
Berbekal resep asli dari ibundanya, Merry bertekad ingin meningkatkan kualitas dan menyajikan pilihan menu yang lebih beragam. Salah satu menu andalannya ya iga bakar itu tadi.
“Dulu sewaktu mama saya yang kelola, di sini menunya banyak. Ada 50 macam. Sementara saya suka menu yang simpel saja. Sebelumnya menu andalan restoran ini adalah ayam goreng dan sop buntut. Tamu dari luar Kota Semarang selalu mencari menu buntut kami. Tapi, saat saya mulai terjun di sini, saya melihat menu iga bakar sedang booming. Apalagi iga ini kan mirip-mirip dengan buntut, makanya saya bikin iga bakar. Tapi, iganya dibumbui dengan rempah-rempah,” beber Merry.
Kualitas daging iga menjadi kunci utama yang lain buat Merry. Kalau tidak mendapatkan daging yang berkualitas, ia lebih memilih tak jualan sama sekali. Untuk mendukung usahanya itu, Merry bekerja sama dengan supplier daging asal kota Semarang.
“Iga saya teksturnya empuk. Pokoknya kualitas harus bagus. Kalau nggak dapat yang bagus, saya nggak jualan,” tandas pengusaha kuliner yang sempat menggunakan teras rumahnya untuk berjualan itu.
Sementara untuk jenis sapinya, yang digunakan adalah pejantan yang menurut Merry rasanya berbeda dari sapi betina. Sapi jantan umumnya juga tidak mengandung banyak lemak.
Untuk menghasilkan daging yang empuk, Merry biasa merebus daging iganya selama 8-10 jam bersama rempah-rempah khas Indonesia. Hasilnya, daging menjadi terasa lebih gurih dan lembut saat dinikmati. Setelah itu, barulah daging dibakar dengan lagi-lagi menggunakan rempah-rempah dan juga kecap. Iga bakar racikan Merry ini ternyata sangat digemari, sehingga antrean panjang konsumen selalu terlihat di restorannya. Siapkan kocek Rp45.000 untuk menikmati satu porsi iga bakar ala Hot Joyo Nyakk Merry. (Titi Sutinah Apridawaty)
Rempah-rempah khas Indonesia menjadi kunci kelezatan menu iga bakar besutan rumah makan Hot Joyo Nyakk Merry ini. Bahan bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, merica, ataupun pala seakan belum cukup untuk bisa memunculkan cita rasa yang lebih unik. Maka, di sini Merry Christina selaku pemilik Hot Joyo Nyakk Merry berinovasi dengan menambahkan kencur ke dalam bumbu iga bakarnya. Tak ketinggalan kecap manis, yang kerap menjadi “bahan wajib” menu-menu bakaran. Hanya, merek kecap yang digunakan tak bisa sembarangan karena tidak semua kecap manis bisa ngeblend rasanya saat dicampur dengan kencur.
“Tiap kecap memiliki keunggulan masing-masing. Tapi, kalau saya pakai kecap Bango karena kecap ini ketika dicampur dengan kencur, ternyata memunculkan rasa yang unik,” kata Merry kepada KORAN SINDO.
Rempah-rempah memang menjadi kunci kelezatan iga bakar buatan Merry. Bahan-bahan itu pula yang menjadi pembeda menu iga bakar di Hot Joyo Nyakk Merry dengan di tempat lain yang kebanyakan hanya mengandalkan kecap untuk membaluri daging iga sebelum dibakar. Selain itu, iga bakar di sini juga dilengkapi sambal yang pedas.
“Awalnya saya ragu-ragu dengan sambal ini. Karena kan ukuran pedas untuk setiap orang berbeda-beda. Saya buatlah sambal yang tidak terlalu pedas. Tapi, atas saran dari seorang pakar kuliner, saya akhirnya membuat sambal yang lebih pedas karena ini bisa sekaligus menjadi trademark iga bakar saya,” urai pengusaha yang beberapa waktu lalu terpilih sebagai salah satu pemenang Kompetisi Bango Penerus Warisan Kuliner 2019 itu.
Kreasi iga bakar Merry rupanya menjadi “penanda” kebangkitan kembali usaha rumah makan Hot Joyo. Hot Joyo sendiri merupakan restoran yang dibangun oleh mendiang ibunda Merry, Lim Moei Djan, sejak 1992. Awalnya, Merry hanya menekuni bisnis kue yang dikelolanya secara online. Namun, atas permintaan sang ibu, pada 2013 Merry memutuskan untuk meneruskan bisnis kuliner keluarga ini dengan nama serta semangat yang baru, yaitu Hot Joyo Nyakk Merry.
Berbekal resep asli dari ibundanya, Merry bertekad ingin meningkatkan kualitas dan menyajikan pilihan menu yang lebih beragam. Salah satu menu andalannya ya iga bakar itu tadi.
“Dulu sewaktu mama saya yang kelola, di sini menunya banyak. Ada 50 macam. Sementara saya suka menu yang simpel saja. Sebelumnya menu andalan restoran ini adalah ayam goreng dan sop buntut. Tamu dari luar Kota Semarang selalu mencari menu buntut kami. Tapi, saat saya mulai terjun di sini, saya melihat menu iga bakar sedang booming. Apalagi iga ini kan mirip-mirip dengan buntut, makanya saya bikin iga bakar. Tapi, iganya dibumbui dengan rempah-rempah,” beber Merry.
Kualitas daging iga menjadi kunci utama yang lain buat Merry. Kalau tidak mendapatkan daging yang berkualitas, ia lebih memilih tak jualan sama sekali. Untuk mendukung usahanya itu, Merry bekerja sama dengan supplier daging asal kota Semarang.
“Iga saya teksturnya empuk. Pokoknya kualitas harus bagus. Kalau nggak dapat yang bagus, saya nggak jualan,” tandas pengusaha kuliner yang sempat menggunakan teras rumahnya untuk berjualan itu.
Sementara untuk jenis sapinya, yang digunakan adalah pejantan yang menurut Merry rasanya berbeda dari sapi betina. Sapi jantan umumnya juga tidak mengandung banyak lemak.
Untuk menghasilkan daging yang empuk, Merry biasa merebus daging iganya selama 8-10 jam bersama rempah-rempah khas Indonesia. Hasilnya, daging menjadi terasa lebih gurih dan lembut saat dinikmati. Setelah itu, barulah daging dibakar dengan lagi-lagi menggunakan rempah-rempah dan juga kecap. Iga bakar racikan Merry ini ternyata sangat digemari, sehingga antrean panjang konsumen selalu terlihat di restorannya. Siapkan kocek Rp45.000 untuk menikmati satu porsi iga bakar ala Hot Joyo Nyakk Merry. (Titi Sutinah Apridawaty)
(nfl)