Sejauh Mata Memandang Luncurkan Koleksi Ramah Bumi di JFW 2020
A
A
A
JAKARTA - Sejauh Mata Memandang (SMM) meluncurkan koleksi terbaru bertemakan Daur. Inspirasi dari 24 total look yang dihadirkan kali ini masih berkesinambungan dengan tema-tema koleksi SMM sebelumnya yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat luas akan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Daur tercipta dari keresahan SMM akan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang masih terjadi secara luas di berbagai aspek kehidupan.
Mengambil motif dari koleksi-koleksi SMM sebelumnya, Daur memanfaatkan teknik patchwork yang menggabungkan motif-motif ini dengan kombinasi fabrics terkini, tertuang dalam koleksi berpenampilan baru. Keseluruhan koleksi disaksikan pertama kali di panggung Jakarta Fashion Week (JFW) 2020. Dengan tingginya pola konsumsi masyarakat termasuk untuk ritel mode, industri ini memiliki kontribusi terbesar terhadap polutan dan sampah di dunia.
Daur berusaha mengkomunikasikan bahwa pelansiran koleksi mode pun dapat diciptakan lebih ramah lingkungan, dimulai dari proses kreatif hingga produksi. Daur memanfaatkan berbagai materi sisa hasil produksi SMM selama ini yang tetap memiliki kualitas tinggi untuk diciptakan menjadi koleksi baru. Tak hanya itu, proses peciptaan koleksi Daur dilakukan dengan konsep ramah bumi, dimana SMM menerapkan proses yang bertanggung jawab kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari perajin kain hingga pelaksana produksi.
Ke-24 total look yang dihadirkan sebagian besar terbuat dari bahan katun dengan bias warna marun, kunyit, indigo, hitam dan putih. Daur menampilkan tampilan yang lebih santai dan kasual. Koleksi kali ini didominasi dengan modifikasi kebaya yang menjadi outer yang terinspirasi dari kebaya panjang Sumatera. Selain itu, garis desain menegaskan bentuk-bentuk yang asimetris dan terinspirasi dari bentuk baju bodo.
Tidak lupa beberapa statement outfit diciptakan untuk menyuarakan krisis iklim seperti masker, kantong belanja, tas botol minum dan aplikasi tulisan krisis iklim, menolak punah, jeda iklim, cinta laut dan cinta bumi. Terdapat pula logo extinction rebellion pada aksesoris seperti kantong handphone dan pouch sebagai tanda komitmen SMM untuk bersama-sama menciptakan dunia yang lebih layak ditinggali bagi generasi yang akan datang.
“Melanjutkan kampanye SMM yang telah kami komunikasikan sebelumnya, Daur pun memiliki tujuan yang serupa. Kami menyadari bahwa isu perubahan iklim dan kerusakkan lingkungan merupakan hal yang sangat penting. Hanya tingkat kesadaran tinggi dari masyarakat yang mampu meredam laju kerusakan lingkungan ini," kata Chitra Subyakto, Founder & Creative Director SMM saat JFW 2020 di Senayan City, Jakarta.
"Sebagai salah satu pemasok jenis produk yang paling banyak dikonsumsi, industri mode pun memiliki andil. SMM ingin mengajak baik creator maupun konsumen untuk menjadi pihak yang lebih bertanggung jawab dalam melakukan peran masing-masing," tambahnya.
Chitra juga menegaskan bahwa sebagai merk mode lokal yang menawarkan konsep slow fashion, SMM tidak hanya memperkenalkan keunggulan kualitas desain dan nilai estetika saja. Lebih dari itu, slow fashion adalah sebuah konsep mode yang memperkenalkan esensi trendless dan timeless sehingga koleksi dapat berumur lebih panjang di tangan konsumen. Di samping itu, koleksi slow fashion juga diciptakan dalam kurun waktu yang lebih panjang karena kehati-hatiannya dalam proses produksi yang ramah lingkungan dan jumlah yang terbatas.
Ke depannya, SMM juga akan melakukan berbagai kegiatan sehubungan dengan dilansirnya koleksi Daur di musim rintik 2019/2020 ini dalam beragam konsep menarik lainnya sambil terus menyuarakan pentingnya menjaga bumi.
Mengambil motif dari koleksi-koleksi SMM sebelumnya, Daur memanfaatkan teknik patchwork yang menggabungkan motif-motif ini dengan kombinasi fabrics terkini, tertuang dalam koleksi berpenampilan baru. Keseluruhan koleksi disaksikan pertama kali di panggung Jakarta Fashion Week (JFW) 2020. Dengan tingginya pola konsumsi masyarakat termasuk untuk ritel mode, industri ini memiliki kontribusi terbesar terhadap polutan dan sampah di dunia.
Daur berusaha mengkomunikasikan bahwa pelansiran koleksi mode pun dapat diciptakan lebih ramah lingkungan, dimulai dari proses kreatif hingga produksi. Daur memanfaatkan berbagai materi sisa hasil produksi SMM selama ini yang tetap memiliki kualitas tinggi untuk diciptakan menjadi koleksi baru. Tak hanya itu, proses peciptaan koleksi Daur dilakukan dengan konsep ramah bumi, dimana SMM menerapkan proses yang bertanggung jawab kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari perajin kain hingga pelaksana produksi.
Ke-24 total look yang dihadirkan sebagian besar terbuat dari bahan katun dengan bias warna marun, kunyit, indigo, hitam dan putih. Daur menampilkan tampilan yang lebih santai dan kasual. Koleksi kali ini didominasi dengan modifikasi kebaya yang menjadi outer yang terinspirasi dari kebaya panjang Sumatera. Selain itu, garis desain menegaskan bentuk-bentuk yang asimetris dan terinspirasi dari bentuk baju bodo.
Tidak lupa beberapa statement outfit diciptakan untuk menyuarakan krisis iklim seperti masker, kantong belanja, tas botol minum dan aplikasi tulisan krisis iklim, menolak punah, jeda iklim, cinta laut dan cinta bumi. Terdapat pula logo extinction rebellion pada aksesoris seperti kantong handphone dan pouch sebagai tanda komitmen SMM untuk bersama-sama menciptakan dunia yang lebih layak ditinggali bagi generasi yang akan datang.
“Melanjutkan kampanye SMM yang telah kami komunikasikan sebelumnya, Daur pun memiliki tujuan yang serupa. Kami menyadari bahwa isu perubahan iklim dan kerusakkan lingkungan merupakan hal yang sangat penting. Hanya tingkat kesadaran tinggi dari masyarakat yang mampu meredam laju kerusakan lingkungan ini," kata Chitra Subyakto, Founder & Creative Director SMM saat JFW 2020 di Senayan City, Jakarta.
"Sebagai salah satu pemasok jenis produk yang paling banyak dikonsumsi, industri mode pun memiliki andil. SMM ingin mengajak baik creator maupun konsumen untuk menjadi pihak yang lebih bertanggung jawab dalam melakukan peran masing-masing," tambahnya.
Chitra juga menegaskan bahwa sebagai merk mode lokal yang menawarkan konsep slow fashion, SMM tidak hanya memperkenalkan keunggulan kualitas desain dan nilai estetika saja. Lebih dari itu, slow fashion adalah sebuah konsep mode yang memperkenalkan esensi trendless dan timeless sehingga koleksi dapat berumur lebih panjang di tangan konsumen. Di samping itu, koleksi slow fashion juga diciptakan dalam kurun waktu yang lebih panjang karena kehati-hatiannya dalam proses produksi yang ramah lingkungan dan jumlah yang terbatas.
Ke depannya, SMM juga akan melakukan berbagai kegiatan sehubungan dengan dilansirnya koleksi Daur di musim rintik 2019/2020 ini dalam beragam konsep menarik lainnya sambil terus menyuarakan pentingnya menjaga bumi.
(alv)