Batavia Madrigal Singers Kembali Harumkan Nama Indonesia
A
A
A
Kelompok paduan suara Batavia Madrigal Singers (BMS), di bawah pimpinan konduktor Avip Priatna kembali menambah daftar prestasinya sekaligus mengharumkan nama Indonesia di mata dunia internasional. Kali ini, BMS berhasil meraih juara umum di ajang kompetisi paduan suara internasional 51st Tolosa Choral Contest di kota Tolosa, Spanyol yang diadakan pada 31 Oktober-3 November.
Selain menyabet juara umum, BMS juga meraih tiga predikat lainnya. Yang pertama adalah juara pertama pada kategori ‘Polyphony’, mengalahkan JCA National Youth Choir dari Jepang dan Männerstimmen Basel dari Switzerland. Lalu, juara pertama kategori ‘Basque and Popular Music’, mengalahkan JCA National Youth Choir dan Pa Saulei dari Latvia, dan juga mendapatkan penghargaan favorit penonton/Audiens Prize.
Berbalut kostum bernuansa Indonesia, BMS tampil di babak ‘Polyphony’ dengan membawakan lima buah lagu, yaitu Factum Est Silentium karya Richard Dering, lagu wajib kategori ‘Polyphony’ berjudul Buscando Mis Amores karya David Azurza, Les Djinns karya Gabriel Fauré, Fajar dan Senja II karya komposer muda Indonesia Ken Steven, serta lagu Jubilate Deo karya Pietro Ferrario.
Sementara pada babak ‘Basque and Popular Music’, BMS tampil membawakan lagu berbahasa Basque berjudul Ametsetan karya Javier Busto, lagu wajib babak tersebut yang berjudul Neguan Orbela karya Xabier Zarazola, lagu Sixteen Tones karya Merle Travis yang diaransemen oleh Kirby Shaw. Ada juga lagu Joshua yang diaransemen oleh Norman Luboff, lagu tradisional Aceh, Bungong Jeumpa yang diaransemen oleh Fero Aldiansya Stefanus, serta lagu lawas berjudul Don’t Stop Me Now, karya Freddy Mercury yang diaransemen oleh Mark Brymer.
Kemenangan di ajang 2019 Tolosa Choral Contest ini menjadikan BMS berhak untuk maju bertanding pada kompetisi 32nd European Grand Prix for Choral Singing (EGP), yang akan diadakan di kota Debrecen, Hungary, pada 8 Juli 2020. Kompetisi Tolosa Choral Contest ini adalah salah satu dari kompetisi-kompetisi paduan suara tersulit di dunia yang tergabung dalam European Grand Prix for Choral Singing (EGP). Babak grand final EGP di tahun mendatang akan mempertemukan para juara umum di tahun berjalan dari enam kompetisi-kompetisi yang terafiliasi di dalamnya.
Selain kompetisi Tolosa, kompetisi internasional lain yang tergabung didalam EGP adalah International Guido d’Arezzo Polyphonic Contest (Arezzo, Italia) Béla Bartók International Choir Competition (Debrecen, Hungaria), International Choral Competition Gallus (Maribor, Slovenia), Florilège Vocal de Tours (Tours, Perancis), dan International May Choir Competition ‘Prof G. Dimitrov’ (Varna, Bulgaria). Selain berkompetisi, panitia penyelenggara juga mengatur konser-konser para peserta di kota-kota sekitar Tolosa. BMS berkesempatan untuk berkonser di kota Tafalla, Ordizia, Astillero, dan Pamplona.
“Saya merasa bersyukur atas pencapaian ini, tentunya ini mencerminkan kombinasi yang baik antara talenta anak bangsa indonesia dengan semangat kerja keras, disiplin, komitment dan tentunya dukungan-dukungan dari banyak pihak. Semoga, ke depan kegiatan ini juga didukung oleh pemerintah, sama halnya seperti dukungan pemerintah terhadap bidang lain, seperti bidang olah raga,” ujar Avip Priatna, Direktur Musik The Resonanz Music Studio.
Kelompok paduan suara BMS beranggotakan penyanyi dengan beragam latar belakang usia, suku, agama, dan pekerjaan. Mereka berlatih secara rutin di The Resonanz Music Studio, sekolah musik pimpinan Avip Priatna yang juga menaungi kelompok orkestra simfoni, Jakarta Concert Orchestra dan kelompok paduan suara anak The Resonanz Children’s Choir. Dalam waktu dekat, BMS akan menyelenggarakan konser tahunan mereka, Sanguinis Choraliensis, pada 17 November mendatang.
Selain menyabet juara umum, BMS juga meraih tiga predikat lainnya. Yang pertama adalah juara pertama pada kategori ‘Polyphony’, mengalahkan JCA National Youth Choir dari Jepang dan Männerstimmen Basel dari Switzerland. Lalu, juara pertama kategori ‘Basque and Popular Music’, mengalahkan JCA National Youth Choir dan Pa Saulei dari Latvia, dan juga mendapatkan penghargaan favorit penonton/Audiens Prize.
Berbalut kostum bernuansa Indonesia, BMS tampil di babak ‘Polyphony’ dengan membawakan lima buah lagu, yaitu Factum Est Silentium karya Richard Dering, lagu wajib kategori ‘Polyphony’ berjudul Buscando Mis Amores karya David Azurza, Les Djinns karya Gabriel Fauré, Fajar dan Senja II karya komposer muda Indonesia Ken Steven, serta lagu Jubilate Deo karya Pietro Ferrario.
Sementara pada babak ‘Basque and Popular Music’, BMS tampil membawakan lagu berbahasa Basque berjudul Ametsetan karya Javier Busto, lagu wajib babak tersebut yang berjudul Neguan Orbela karya Xabier Zarazola, lagu Sixteen Tones karya Merle Travis yang diaransemen oleh Kirby Shaw. Ada juga lagu Joshua yang diaransemen oleh Norman Luboff, lagu tradisional Aceh, Bungong Jeumpa yang diaransemen oleh Fero Aldiansya Stefanus, serta lagu lawas berjudul Don’t Stop Me Now, karya Freddy Mercury yang diaransemen oleh Mark Brymer.
Kemenangan di ajang 2019 Tolosa Choral Contest ini menjadikan BMS berhak untuk maju bertanding pada kompetisi 32nd European Grand Prix for Choral Singing (EGP), yang akan diadakan di kota Debrecen, Hungary, pada 8 Juli 2020. Kompetisi Tolosa Choral Contest ini adalah salah satu dari kompetisi-kompetisi paduan suara tersulit di dunia yang tergabung dalam European Grand Prix for Choral Singing (EGP). Babak grand final EGP di tahun mendatang akan mempertemukan para juara umum di tahun berjalan dari enam kompetisi-kompetisi yang terafiliasi di dalamnya.
Selain kompetisi Tolosa, kompetisi internasional lain yang tergabung didalam EGP adalah International Guido d’Arezzo Polyphonic Contest (Arezzo, Italia) Béla Bartók International Choir Competition (Debrecen, Hungaria), International Choral Competition Gallus (Maribor, Slovenia), Florilège Vocal de Tours (Tours, Perancis), dan International May Choir Competition ‘Prof G. Dimitrov’ (Varna, Bulgaria). Selain berkompetisi, panitia penyelenggara juga mengatur konser-konser para peserta di kota-kota sekitar Tolosa. BMS berkesempatan untuk berkonser di kota Tafalla, Ordizia, Astillero, dan Pamplona.
“Saya merasa bersyukur atas pencapaian ini, tentunya ini mencerminkan kombinasi yang baik antara talenta anak bangsa indonesia dengan semangat kerja keras, disiplin, komitment dan tentunya dukungan-dukungan dari banyak pihak. Semoga, ke depan kegiatan ini juga didukung oleh pemerintah, sama halnya seperti dukungan pemerintah terhadap bidang lain, seperti bidang olah raga,” ujar Avip Priatna, Direktur Musik The Resonanz Music Studio.
Kelompok paduan suara BMS beranggotakan penyanyi dengan beragam latar belakang usia, suku, agama, dan pekerjaan. Mereka berlatih secara rutin di The Resonanz Music Studio, sekolah musik pimpinan Avip Priatna yang juga menaungi kelompok orkestra simfoni, Jakarta Concert Orchestra dan kelompok paduan suara anak The Resonanz Children’s Choir. Dalam waktu dekat, BMS akan menyelenggarakan konser tahunan mereka, Sanguinis Choraliensis, pada 17 November mendatang.
(don)