10 Mahkota Adat Pernikahan Tradisional Indonesia
A
A
A
INDONESIA terkenal akan kebudayaannya yang beragam. Keragaman ini turut memengaruhi bagaimana adat pernikahan di berbagai daerah. Mulai dari baju hingga mahkotanya. Berikut mahkota adat pernikahan di Indonesia berdasarkan hasil survei Litbang SINDO Media.
1. Siger (mahkota pengantin adat Sunda)
Budaya Sunda memiliki mahkota pengantin yang disebut dengan siger. Terbuat dari campuran logam, siger Sunda ini memiliki bentuk lebih kecil dibandingkan dengan Siger Lampung. Siger ini ditemani hiasan lain seperti kembang tanjung, kembang goyang dan ronce melati. Warna khas dari Siger Sunda adalah putih.
2. Mahkota pengantin adat Jawa (Yogya)
Bagi mempelai wanita yang mengusung tema adat Yogya akan mengenakan mahkota pernikahan bernama Jogja Paes Ageng. Mahkota ini merupakan warisan budaya khas kerajaan Yogyakarta. Awalnya hanya digunakan oleh putri raja atau orang keraton saja. Namun, kini diperbolehkan digunakan masyarakat umum. Hiasan lain yang dipasang di kepala mempelai wanita antara lain, sanggul pandan, tiga sampai lima cunduk mentul, gunungan dan lainnya.
3. Mahkota pengantin adat Jawa (Solo)
Hampir sama dengan Paes Ageng Yogya, paes putri Solo ini mempunyai ciri khasnya sendiri. Paes pada putri Solo tidak terlalu runcing atau tajam seperti paes di adat Yogya. Sasakan rambut adat Solo berbentuk lebar di bagian kepala depan. Sanggul yang digunakan dalam adat Solo ini bernama bokor megkurep yang kemudian ditutup dengan rajutan melati. Dalam paes putri Solo juga diberi hiasan cunduk mentul yang berjumlah Sembilan.
4. Mahkota pengantin adat Mandailing
Mahkota ini berasal dari kebudayaan Batak Mandailing, Sumatera Utara. Nama dari mahkota ini adalah bulang. Bulang memiliki bentuk seperti tanduk bertingkat dan berlapiskan emas. Bulang terdiri dari beberapa tingkat dan yang paling tinggi adalah tujuh tingkat.
5. Mahkota pengantin adat Palembang
Ada dua baju adat yang bisa dipakai dalam adat Palembang, yaitu Aesan Gede dan Aesan Paksangko. Jika memakai Aesan Gede, mahkota yang dipakai adalah mahlota karsuhun. Sedangkan jika memakai Aesa Paksangko, mahkota yang dipakai adalah mahkota paksangko. Mahkota Karusun dipasangkan dengan pakaian dodot berwarna merah dan aksesoris emas. Sedangkan mahkota paksangko lebih sederhana dan dipasangkan dengan baju kurung berwarna merah.
6. Mahkota pengantin adat Betawi
Mahkota pengantin adat Betawi ini bernama Siangko. Mahkotanya memiliki cadar yang berwarna emas atau perak. Cadar siangko ini memiliki panjang 30 cm, terbuat dari manik-manik dan ujungnya diberi seikat benang wol untuk mengikat. Beberapa aksesori yang melengkapi mahkotanya antara lain kembang kelapa, kembang goyang dan kembang rumput.
7. Mahkota pengantin adat Minang
Suntiang atau mahkota pengantin adat Minang ini memiliki bentuk berlapis-lapis. Proses pemasangannya cukup rumit karena lapisannya bisa sampai 11 lapis. Mahkota ini merupakan mahkota yang cukup berat dibandingkan dengan mahkota pernikahan adat lainnya, yaitu bisa mencapai berat antara 5-6 kg.
8. Mahkota pengantin adat Bali
Terinspirasi dari Kerajaan Badung, busana pernikahan adat Bali memiliki warna cerah. Busana payas agung ini dilengkapi dengan mahkota yang terbuat dari emas. Beratnya bisa mencapai tiga kilogram. Mahkota ini terdiri dari hiasan bunga sandat yang berwarna emas dalam jumlah banyak. Hiasan tersebut ditusukkan ke rambut yang sudah ditata terlebih dahulu.
9. Mahkota pengantin adat Bugis
Mahkota pengantin Bugis ini disebut saloko dan didudukkan di atas kepala seperti bando. Terlihat menyerupai burung merak, mahkota ini memiliki berat sekitar 2,5 kg. Selain menggunakan mahkota, rambut pengantin Bugis ini dibentuk menjadi sanggul yang berdiri tegak di bagian belakang kepala.
10. Mahkota pengantin adat Lampung
Mahkota pengantin Lampung ini memiliki nama yang sama dengan pengantin dengan adat Sunda yaitu Siger atau sigor. Ujung mahkota siger yang runcing, dihiasi bunga logam dan melati merupakan lambang dari sungai di Lampung. Ukurannya yang cukup besar membuat bobot siger Lampung cukup berat, yaitu antara 3,5-4 kg.
1. Siger (mahkota pengantin adat Sunda)
Budaya Sunda memiliki mahkota pengantin yang disebut dengan siger. Terbuat dari campuran logam, siger Sunda ini memiliki bentuk lebih kecil dibandingkan dengan Siger Lampung. Siger ini ditemani hiasan lain seperti kembang tanjung, kembang goyang dan ronce melati. Warna khas dari Siger Sunda adalah putih.
2. Mahkota pengantin adat Jawa (Yogya)
Bagi mempelai wanita yang mengusung tema adat Yogya akan mengenakan mahkota pernikahan bernama Jogja Paes Ageng. Mahkota ini merupakan warisan budaya khas kerajaan Yogyakarta. Awalnya hanya digunakan oleh putri raja atau orang keraton saja. Namun, kini diperbolehkan digunakan masyarakat umum. Hiasan lain yang dipasang di kepala mempelai wanita antara lain, sanggul pandan, tiga sampai lima cunduk mentul, gunungan dan lainnya.
3. Mahkota pengantin adat Jawa (Solo)
Hampir sama dengan Paes Ageng Yogya, paes putri Solo ini mempunyai ciri khasnya sendiri. Paes pada putri Solo tidak terlalu runcing atau tajam seperti paes di adat Yogya. Sasakan rambut adat Solo berbentuk lebar di bagian kepala depan. Sanggul yang digunakan dalam adat Solo ini bernama bokor megkurep yang kemudian ditutup dengan rajutan melati. Dalam paes putri Solo juga diberi hiasan cunduk mentul yang berjumlah Sembilan.
4. Mahkota pengantin adat Mandailing
Mahkota ini berasal dari kebudayaan Batak Mandailing, Sumatera Utara. Nama dari mahkota ini adalah bulang. Bulang memiliki bentuk seperti tanduk bertingkat dan berlapiskan emas. Bulang terdiri dari beberapa tingkat dan yang paling tinggi adalah tujuh tingkat.
5. Mahkota pengantin adat Palembang
Ada dua baju adat yang bisa dipakai dalam adat Palembang, yaitu Aesan Gede dan Aesan Paksangko. Jika memakai Aesan Gede, mahkota yang dipakai adalah mahlota karsuhun. Sedangkan jika memakai Aesa Paksangko, mahkota yang dipakai adalah mahkota paksangko. Mahkota Karusun dipasangkan dengan pakaian dodot berwarna merah dan aksesoris emas. Sedangkan mahkota paksangko lebih sederhana dan dipasangkan dengan baju kurung berwarna merah.
6. Mahkota pengantin adat Betawi
Mahkota pengantin adat Betawi ini bernama Siangko. Mahkotanya memiliki cadar yang berwarna emas atau perak. Cadar siangko ini memiliki panjang 30 cm, terbuat dari manik-manik dan ujungnya diberi seikat benang wol untuk mengikat. Beberapa aksesori yang melengkapi mahkotanya antara lain kembang kelapa, kembang goyang dan kembang rumput.
7. Mahkota pengantin adat Minang
Suntiang atau mahkota pengantin adat Minang ini memiliki bentuk berlapis-lapis. Proses pemasangannya cukup rumit karena lapisannya bisa sampai 11 lapis. Mahkota ini merupakan mahkota yang cukup berat dibandingkan dengan mahkota pernikahan adat lainnya, yaitu bisa mencapai berat antara 5-6 kg.
8. Mahkota pengantin adat Bali
Terinspirasi dari Kerajaan Badung, busana pernikahan adat Bali memiliki warna cerah. Busana payas agung ini dilengkapi dengan mahkota yang terbuat dari emas. Beratnya bisa mencapai tiga kilogram. Mahkota ini terdiri dari hiasan bunga sandat yang berwarna emas dalam jumlah banyak. Hiasan tersebut ditusukkan ke rambut yang sudah ditata terlebih dahulu.
9. Mahkota pengantin adat Bugis
Mahkota pengantin Bugis ini disebut saloko dan didudukkan di atas kepala seperti bando. Terlihat menyerupai burung merak, mahkota ini memiliki berat sekitar 2,5 kg. Selain menggunakan mahkota, rambut pengantin Bugis ini dibentuk menjadi sanggul yang berdiri tegak di bagian belakang kepala.
10. Mahkota pengantin adat Lampung
Mahkota pengantin Lampung ini memiliki nama yang sama dengan pengantin dengan adat Sunda yaitu Siger atau sigor. Ujung mahkota siger yang runcing, dihiasi bunga logam dan melati merupakan lambang dari sungai di Lampung. Ukurannya yang cukup besar membuat bobot siger Lampung cukup berat, yaitu antara 3,5-4 kg.
(poe)