Buka Toko Baru, The North Face Kenalkan Teknologi Future Light
A
A
A
JAKARTA - Merek outdoor premium The North Face kembali membuka gerai terbarunya pada Kamis (12/12). Gerai ke-15 The North Face ini terletak di Mall Pacific Place, kawasan SCBD, Jakarta.
The North Face menghadirkan brand ambassador Rikas Harsa dalam peremian toko terbarunya. Selain itu juga, turut hadir sejumlah selebritas, seperti Christian Sugiono, Ricky Harun, Syamsir Alam dan Kevin Julio.
Di tengah pembukaan toko baru ini, The North Face sekaligus memperkenalkan teknologi anyarnya yang diberi nama Future Light. Teknologi ini merupakan teknologi terbaru waterproof breathability-nya (kemampuan melepaskan uap lengas badan) jauh di atas Gore-tex yang sering dikenal dengan teknologi yang membuat lapisan jaket antiair dan kedap udara, namun tetap bisa mengalirkan udara panas di dalam jaket untuk keluar.
"Teknologi future light kami memiliki 100 persen tingkat breathability dan mengutamakan kenyamanan untuk penggunanya dengan bahan yang lebih lembut," ungkap Brand Manager The North Face Indonesia, Anita Hartanus di sela peresmian pembukaan toko.
Menurut Anita, teknologi Future Light sudah lama dikembangkan di Amerika Serikat dan telah diuji oleh 15 atlet selama 400 hari. "Future light saat ini telah menggantikan teknologi Gore-tex yang telah lama digunakan North Face untuk urusan waterproof dan breathability," tambahnya.
Teknologi Future Light ini telah diadopsi The North Face untuk produk-produk barunya, seperti jaket, celana, dan ikat pinggang atau sabuk. Teknologi ini, ucap Anita, akan menggantikan bahan Gore-tex yang sebelumnya sudah cukup lama diandalkan The North Face.
"Ini sangat cocok untuk segala cuaca. Di Indonesia yang tropis, Future Light bisa mendukung aktivitas olahraga mendaki lebih baik," kata Anita.
Sementara itu, Rikas Harsa, yang seorang pendaki gunung, mengungkapkan jika teknologi Future Light ini membuatnya jauh lebih optimal dalam aktivitasnya mendaki Gunung Abuji Holy Mountain di Yunnan, Cina pada bulan lalu.
Jaket yang dikenakannya mampu menahan air dari luar tubuh, sehingga badannya menjadi tetap kering. "Antiairnya sangat membantu, selain itu breathability-nya juga tinggi, badan tetap hangat meski mendaki sampai ketinggian 4.380 meter mdpl," tukas Rikas.
The North Face menghadirkan brand ambassador Rikas Harsa dalam peremian toko terbarunya. Selain itu juga, turut hadir sejumlah selebritas, seperti Christian Sugiono, Ricky Harun, Syamsir Alam dan Kevin Julio.
Di tengah pembukaan toko baru ini, The North Face sekaligus memperkenalkan teknologi anyarnya yang diberi nama Future Light. Teknologi ini merupakan teknologi terbaru waterproof breathability-nya (kemampuan melepaskan uap lengas badan) jauh di atas Gore-tex yang sering dikenal dengan teknologi yang membuat lapisan jaket antiair dan kedap udara, namun tetap bisa mengalirkan udara panas di dalam jaket untuk keluar.
"Teknologi future light kami memiliki 100 persen tingkat breathability dan mengutamakan kenyamanan untuk penggunanya dengan bahan yang lebih lembut," ungkap Brand Manager The North Face Indonesia, Anita Hartanus di sela peresmian pembukaan toko.
Menurut Anita, teknologi Future Light sudah lama dikembangkan di Amerika Serikat dan telah diuji oleh 15 atlet selama 400 hari. "Future light saat ini telah menggantikan teknologi Gore-tex yang telah lama digunakan North Face untuk urusan waterproof dan breathability," tambahnya.
Teknologi Future Light ini telah diadopsi The North Face untuk produk-produk barunya, seperti jaket, celana, dan ikat pinggang atau sabuk. Teknologi ini, ucap Anita, akan menggantikan bahan Gore-tex yang sebelumnya sudah cukup lama diandalkan The North Face.
"Ini sangat cocok untuk segala cuaca. Di Indonesia yang tropis, Future Light bisa mendukung aktivitas olahraga mendaki lebih baik," kata Anita.
Sementara itu, Rikas Harsa, yang seorang pendaki gunung, mengungkapkan jika teknologi Future Light ini membuatnya jauh lebih optimal dalam aktivitasnya mendaki Gunung Abuji Holy Mountain di Yunnan, Cina pada bulan lalu.
Jaket yang dikenakannya mampu menahan air dari luar tubuh, sehingga badannya menjadi tetap kering. "Antiairnya sangat membantu, selain itu breathability-nya juga tinggi, badan tetap hangat meski mendaki sampai ketinggian 4.380 meter mdpl," tukas Rikas.
(nug)