Wave Of Tommorow Gelar Workshop Proses Pembuatan Pedang Star Wars
A
A
A
JAKARTA - Festival seni media baru berbasis teknologi, Wave of Tomorrow 2019, siap digelar pada 20-29 Desember 2019 di The Tribrata, Dharmawangsa, Jakarta Selatan. Menariknya, tahun ini akan ada workshop serta sharing sesion membuat lightsaber atau pedang ikonik yang digunakan dalam film Star Wars. Seperti apa?
"Dalam Wave Of Tommorow tahun ini akan ada sharing sesion dan workshop. Ada yang menarik, yaitu membuat pedang lightsaber. Intinya media art dan ada unsur kekinian serta pembelajaran dari orang-orang yang datang," ujar kurator Wave of Tomorrow 2019 Mona Liem di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Tak hanya itu, Wave of Tomorrow 2019 juga akan menyuguhkan konsep kekinian namun timeless. Karya seni yang ditampilkan bakal menceritakan apa yang terjadi di masa kini dan memprediksi yang akan terjadi di tahun mendatang. Ini adalah karya dari sembilan seniman dengan 19 karya seni eksperimental yang bakal memuaskan dahaga pecinta seni Tanah Air. "Ada tiga fase yang kami buat untuk konsep Wave of Tomorrow 2019 yaitu Legacy, Now, dan Tomorrow. Selama ini kan anak-anak kalau ngomongin soal masa lalu dianggap kuno. Kami mau mengubah dan mengingatkan pentingnya menghargai masa lalu," ungkap Mona.
Pada bagian Legacy, pengunjung akan menemui karya dari Maika dan Farhanaz Rupaidha. Maika berbicara soal warisan Borobudur yang menjadi kekayaan Indonesia dan Farhanaz soal Majapahit. Pada scene Now, Wave of Tomorrow 2019 menantang isu-isu terkini yang ada. Misalnya Notanlab yang menyentil isu tentang gadget atau telepon seluler. Dan yang terakhir pada bagian Tomorrow, seluruh seniman menulis ulang yang terjadi dalam sejarah namun bisa dibilang sebagai hal yang memprediksi masa depan. Seniman Tundra asal Rusia dan Ouchh asal Istanbul, Turki, salah satu yang mewakili di bagian Tomorrow.
Wave of Tomorrow kali ini menampilkan sederet seniman seperti Rubi Roesli, Sembilan Matahari, Kinara Dharma x Modulight, Maika, U Visual, Ricky Janitra, Motionbeast, Notanlab, Farhanaz Rupaidha, serta seniman mancanegara yaitu Nonotak, Tundra, Ouchhh, dan Jakob Steensen.
"Dalam Wave Of Tommorow tahun ini akan ada sharing sesion dan workshop. Ada yang menarik, yaitu membuat pedang lightsaber. Intinya media art dan ada unsur kekinian serta pembelajaran dari orang-orang yang datang," ujar kurator Wave of Tomorrow 2019 Mona Liem di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Tak hanya itu, Wave of Tomorrow 2019 juga akan menyuguhkan konsep kekinian namun timeless. Karya seni yang ditampilkan bakal menceritakan apa yang terjadi di masa kini dan memprediksi yang akan terjadi di tahun mendatang. Ini adalah karya dari sembilan seniman dengan 19 karya seni eksperimental yang bakal memuaskan dahaga pecinta seni Tanah Air. "Ada tiga fase yang kami buat untuk konsep Wave of Tomorrow 2019 yaitu Legacy, Now, dan Tomorrow. Selama ini kan anak-anak kalau ngomongin soal masa lalu dianggap kuno. Kami mau mengubah dan mengingatkan pentingnya menghargai masa lalu," ungkap Mona.
Pada bagian Legacy, pengunjung akan menemui karya dari Maika dan Farhanaz Rupaidha. Maika berbicara soal warisan Borobudur yang menjadi kekayaan Indonesia dan Farhanaz soal Majapahit. Pada scene Now, Wave of Tomorrow 2019 menantang isu-isu terkini yang ada. Misalnya Notanlab yang menyentil isu tentang gadget atau telepon seluler. Dan yang terakhir pada bagian Tomorrow, seluruh seniman menulis ulang yang terjadi dalam sejarah namun bisa dibilang sebagai hal yang memprediksi masa depan. Seniman Tundra asal Rusia dan Ouchh asal Istanbul, Turki, salah satu yang mewakili di bagian Tomorrow.
Wave of Tomorrow kali ini menampilkan sederet seniman seperti Rubi Roesli, Sembilan Matahari, Kinara Dharma x Modulight, Maika, U Visual, Ricky Janitra, Motionbeast, Notanlab, Farhanaz Rupaidha, serta seniman mancanegara yaitu Nonotak, Tundra, Ouchhh, dan Jakob Steensen.
(tsa)