Tangkal Hepatitis A dengan Vaksinasi secara Berkala
A
A
A
Tidak seorang pun perlu berisiko terkena Hepatitis A, karena sudah ada pencegahan yang efektif melalui vaksinasi, sayangnya masih banyak masyarakat yang belum memahami hal ini. Kesimpulan tersebut didukung oleh data Riskesdas Kementerian Kesehatan 2018, yang menunjukkan prevalensi atas diagnosis terhadap beberapa penyakit kritis di Indonesia terus meningkat.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), ketersediaan suplai air bersih, kebersihan makanan, menjaga kebersihan sanitasi, mencuci tangan, dan melakukan vaksinasi merupakan cara yang efektif dalam menanggulangi penyebaran wabah ini. Vaksinasi pun menjadi salah satu bentuk intervensi kesehatan yang efektif. Melalui vaksinasi seseorang diharapkan memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi tertentu.
Dr. dr. Astrid Sulistomo, MPH, Sp.Ok, Direktur Pelayanan Primer, Rumah Sakit Universitas Indonesia membenarkan pernyataan tersebut. "Vaksinasi merupakan salah satu intervensi kesehatan yang terbukti paling efektif dan merupakan investasi kesehatan jangka panjang," bebernya.
Infeksi hepatitis virus merupakan sebuah fenomena gunung es, dimana penderita yang tercatat atau yang datang ke layanan kesehatan lebih sedikit dari jumlah penderita sesungguhnya. Menurut hasil Riskesdas tahun 2013 bahwa jumlah orang yang didiagnosis Hepatitis di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan gejala?gejala yang ada, menunjukan peningkatan 2 kali lipat apabila dibandingkan dari data tahun 2007.
Adapun jenis hepatitis yang banyak menginfeksi penduduk Indonesia adalah hepatitis B (21,8 %) dan hepatitis A (19,3 %). Kementerian Kesehatan RI menduga KLB hepatitis A itu disebabkan karena air bersih yang tercemar.
Pada kesempatan terpisah Spesialis Penyakit Dalam dr Ari Fahrial Syam, SpPD, mengatakan bahwa sepanjang pengalaman klinisnya, jumlah kasus penyakit ini akan meningkat di akhir musim kemarau dan di masa awal musim hujan seperti sekarang. "Hepatitis A merupakan infeksi organ hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A, ditularkan melalui makanan dan minuman. Pada beberapa kasus juga bisa karena kontak langsung," kata dr. Ari.
Ia mengingatkan, hubungan seksual juga dapat menularkan virus ini baik secara anal atau oral. Virus ini, lanjut dr Ari, terdapat pada feses pasien yang terinfeksi, oleh karena itu makanan dan minuman menjadi media utama penyebab penularan infeksi ini.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), ketersediaan suplai air bersih, kebersihan makanan, menjaga kebersihan sanitasi, mencuci tangan, dan melakukan vaksinasi merupakan cara yang efektif dalam menanggulangi penyebaran wabah ini. Vaksinasi pun menjadi salah satu bentuk intervensi kesehatan yang efektif. Melalui vaksinasi seseorang diharapkan memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi tertentu.
Dr. dr. Astrid Sulistomo, MPH, Sp.Ok, Direktur Pelayanan Primer, Rumah Sakit Universitas Indonesia membenarkan pernyataan tersebut. "Vaksinasi merupakan salah satu intervensi kesehatan yang terbukti paling efektif dan merupakan investasi kesehatan jangka panjang," bebernya.
Infeksi hepatitis virus merupakan sebuah fenomena gunung es, dimana penderita yang tercatat atau yang datang ke layanan kesehatan lebih sedikit dari jumlah penderita sesungguhnya. Menurut hasil Riskesdas tahun 2013 bahwa jumlah orang yang didiagnosis Hepatitis di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan gejala?gejala yang ada, menunjukan peningkatan 2 kali lipat apabila dibandingkan dari data tahun 2007.
Adapun jenis hepatitis yang banyak menginfeksi penduduk Indonesia adalah hepatitis B (21,8 %) dan hepatitis A (19,3 %). Kementerian Kesehatan RI menduga KLB hepatitis A itu disebabkan karena air bersih yang tercemar.
Pada kesempatan terpisah Spesialis Penyakit Dalam dr Ari Fahrial Syam, SpPD, mengatakan bahwa sepanjang pengalaman klinisnya, jumlah kasus penyakit ini akan meningkat di akhir musim kemarau dan di masa awal musim hujan seperti sekarang. "Hepatitis A merupakan infeksi organ hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A, ditularkan melalui makanan dan minuman. Pada beberapa kasus juga bisa karena kontak langsung," kata dr. Ari.
Ia mengingatkan, hubungan seksual juga dapat menularkan virus ini baik secara anal atau oral. Virus ini, lanjut dr Ari, terdapat pada feses pasien yang terinfeksi, oleh karena itu makanan dan minuman menjadi media utama penyebab penularan infeksi ini.
(don)