Review Film Ip Man 4: The Finale

Rabu, 01 Januari 2020 - 07:30 WIB
Review Film Ip Man 4:...
Review Film Ip Man 4: The Finale
A A A
Lama dinantikan para penggemarnya, Ip Man 4: The Finale akhirnya menutup 2019 dengan aksi yang cukup memikat. Seri ini adalah rangkaian terakhir kisah Ip Man yang telah berlangsung sejak 2008. Film ini sekaligus menjadi perpisahan antara Donnie Yen dengan dunia film kung fu yang telah lama dia geluti.

Ip Man 4: The Finale mengisahkan tentang hari-hari menjelang ajal Ip Man (Donnie Yen). Setelah kematian sang istri, Ip Man berusaha untuk mencarikan kehidupan yang layak bagi putranya, Ip Ching. Dia ingin agar Ching bersekolah dengan baik, tapi Ching punya rencana lain. Dia ingin mempelajari wing chun dan menjadi salah satu ahlinya. Ketidaksukaan Ching bersekolah juga membawa masalah. Ip Man berkali-kali harus dipanggil pihak sekolah karena Ching terus berulah. Di sisi lain, Ip Man tahu kalau dia mengidap kanker leher karena kebiasaannya merokok.

Suatu hari, salah satu murid Bruce Lee (Danny Chan) pergi menemui Ip Man di Hong Kong. Dia memberikan undangan beserta tiket pesawat untuk Ip Man ke San Francisco. Bruce—mantan murid Ip Man—membuka sekolah kung fu di kota di Amerika Serikat itu dan mengajar orang-orang dari etnis lain. Awalnya, Ip Man enggan menerima undangan itu. Namun, setelah mempertimbangkan kondisi kesehatannya dan juga kelakuan Ching, dia pun pergi ke San Francisco. Selain ingin bertemu Bruce, Ip Man juga ingin mencarikan sekolah untuk Ching.

Untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah di kota itu, Ip Man harus mendapatkan persetujuan dan rekomendasi dari CBA, yang diketuai Wan Zong Hua (Wu Yue), yang menguasai kung fu aliran tai chi. Tidak mudah bagi Ip Man mendapatkan rekomendasi mereka karena CBA berseberangan dengan pandangan Bruce. Sementara, Ip Man mendukung usaha Bruce dengan membuka sekolah bela diri untuk semua orang. Ip Man pun gagal mendapatkan rekomendasi itu.

Namun, berkat bantuan seorang rekannya, Ip Man mendapatkan surat rekomendasi. Ip Man pun pergi ke sekolah untuk mendaftarkan anaknya. Sayang, pendaftarannya ditolak karena Ip Man tidak mendapatkan rekomendasi dari CBA. Ketika hendak pergi dari sekolah itu, Ip Man melihat seorang remaja putri dikeroyok sekelompok pemuda. Ip Man pun menolong gadis itu. Tak disangka, dia adalah Yonah Wan (Vanda Margraf), putri ketua Wan. Ip Man kemudian mengantarkan Yonah pulang. Pertarungan antara Wan dan Ip Man pun pecah.

Di sisi lain, usaha Bruce untuk membuka sekolah kung fu di San Francisco tidaklah mudah. Dia menghadapi olok-olokan dan ejekan orang lain yang sudah terlebih dahulu mempelajari karakter. Salah satu muridnya, Hartman Wu (Vaness Wu), seorang tentara angkatan darat AS, sangat ingin memasukkan kung fu sebagai salah satu program pengajaran. Namun, usaha ini ditentang komandannya, Barton Geddes (Scott Adkins). Meski begitu, Hartman tidak patah arang.

Ketika digelar pawai musim gugur, gerombolan militer asuhan Barton mengacau. Beruntung Ip Man ada dan mengalahkan orang-orang tersebut. Di tempat lain, Wan ditangkap petugas imigrasi dan dibawa ke kantor imigrasi untuk dideportasi. Namun, dia kemudian dibawa pergi Barton. Barton dan Wan bertarung di barak militer. Wan kalah dan harus dirawat di rumah sakit. Mendengar hal tersebut, Ip Man pun sedih. Dia ingin membuktikan bahwa kung fu juga punya punya kehebatan tersendiri dan diskriminasi tidak punya tempat di mana pun di muka bumi ini.

Sebagai sebuah penutup, Ip Man 4: The Finale memang terasa sekali drama dan emosinya. Sementara, untuk aksi bak-bik-buk, ada, hanya tidak sebanyak dan seseru seri-seri sebelumnya. Film ini sepertinya memang lebih menitikberatkan pada drama untuk memberikan konklusi yang layak bagi perjalanan Ip Man.

Ada beberapa momen di film ini yang akan menguras emosi Anda. Meski sebenarnya, cerita film ini biasa, tapi penyajian emosinya memang lumayan baik. Anda akan terlarut di dalamnya. Hanya, jika Anda menantikan banyak aksi pertarungan yang banyak, maka tunggu dulu! Pertarungan di film ini tidak banyak, tapi semuanya cukup bagus.

Di sini, akan ditampilkan aksi Bruce Lee melawan orang-orang yang jago karate. Badannya yang kecil tak kalah hebat dari lawan-lawannya yang badannya lebih besar darinya. Peran Bruce memang tidak banyak di sini. Namun, dialah yang membuat cerita perjalanan akhir Ip Man ini ada.

Hubungan bermasalah antara Ip Man dan Ip Ching juga menjadi salah satu cerita di film ini. Anda mungkin akan dibuat gemas dengan perilaku Ching terhadap ayahnya sekaligus kesal dengan Ip Man yang tidak mau mengerti keinginan sang anak. Namun, harus disadari, Ip Man adalah sosok seorang ayah yang menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Seperti apa hubungan mereka pada akhirnya akan menguras emosi Anda.

Ip Man 4: The Finale mungkin bukanlah akhir yang sempurna bagi Ip Man. Namun, film ini memberikan konklusi yang layak untuk dia. Hingga akhir hayatnya, Ip Man adalah sosok yang punya integritas tinggi terhadap apa yang dia lakukan dan punya pandangan terbuka pada banyak hal, tapi kurang memperhatikan keinginan anaknya sendiri.

Ip Man 4: The Finale mempertontonkan integritas seorang Ip Man terhadap dunia kung fu aliran wing chun. Film ini seru, menguras emosi sekaligus menghibur. Film ini pun pas dijadikan tontonan untuk mengisi liburan Anda pada awal tahun ini.

Ip Man 4: The Finale sudah bisa disaksikan di bioskop kesayangan Anda. Film ini mendapatkan rating penonton 17 tahun ke atas atau untuk dewasa karena adegan kekerasan di dalamnya. Bijaklah dalam memilih tontonan untuk keluarga Anda. Selamat menyaksikan!
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1462 seconds (0.1#10.140)