Sabrina Carpenter Beranjak dari ‘Bayang-bayang’ Disney
A
A
A
Imejnya dekat dengan bintang Disney sejak masih kecil. Kali ini aktris sekaligus penyanyi Sabrina Annlynn Carpenter atau biasa dikenal sebagai Sabrina Carpenter semakin menunjukkan kemampuan lain yang dia miliki.
Sabrina Carpenter memang sudah tak seperti dulu lagi saat dia berperan sebagai Maya Hart di serial Disney berjudul Girl Meets World. Kini Sabrina tak hanya bisa tampil ‘manis’ di karakter Disney saja, melainkan bisa memerankan banyak karakter sesuai dengan tuntutan naskah.
Dia bukan tipe selebrita muda yang membuat nama di televisi hanya untuk mengumumkan jika mereka benar-benar menganggap diri mereka sebagai penyanyi. Tapi lebih dari itu. Dia benar-benar selalu terlibat dalam akting dan musik.
Pertengahan tahun lalu Sabrina baru saja merilis album keempatnya ‘Singular: Act II’. Saat ini dia juga sedang sibuk mencoba profesi baru sebagai produser eksekutif yang memproduksi dan membintangi ‘Work It’, mengembangkan adaptasi layar lebar mendatang dari ‘The Distance From Me To You’. Dia juga disebut-sebut sedang sibuk mempersiapkan tur dunianya.
Karir Sabrina di dunia akting dan musik hampir berjalan berbarengan. Dia adalah bagian dari generasi baru multitasker Gen-Z, bergabung dengan orang-orang seperti Billie Eilish dan sesama bintang Disney Dove Cameron, yang melejit pada usia muda. Dan memiliki sekitar 17 juta follower di Instagram.
Pada usia sepuluh tahun, dia berhasil masuk ke urutan ketiga dalam kompetisi menyanyi yang disebut ‘The Next Miley Cyrus Project’. Kemudian, dia mulai memposting video di YouTube setelah ayahnya membangun studio rekaman berwarna ungu di lemari ruang bawah tanah mereka.
Di usianya yang baru 12 tahun, ia menandatangani kontrak dengan label rekaman pertamanya. “Saya ingin orang-orang dapat mendengarkan musik saya dan merasa seperti mereka mengenakan pakaian yang mereka sukai, itu memberi Anda postur, energi, sikap yang berbeda,” terangnya.
Dari sinilah kehidupannya berubah. Dia mulai mendapatkan beberapa peran berulang di berbagai serial TV. Kesempatan besarnya datang ketika dia mendapatkan peran di ‘Girl Meets World’, reboot Disney Channel pada 2014 dari sitkom kesayangan tahun 1990-an ‘Boy Meets World’.
Kala itu, di usianya yang masih 14 tahun, Sabrina menuai ketenaran di dunia serial. Sabrina belajar banyak hal dari dunia peran. Termasuk di film terbarunya ‘Tall Girl’ yyang sarat dengan pesan sosial di kehudipan remaja. Lalu saat berperan di film ‘The Hate U Give’ yang sarat dengan pesan rasisme.
Aktris berusia 20 tahun pada 11 Mei tahun lalu ini mengatakan peran itu adalah langkah strategis untuk peran akting utama pertamanya setelah Disney. Dia seolah-olah ingin beranjak dari ‘bayang-bayang’ Disney. “Saya pikir sangat mudah bagi orang-orang untuk melihat anak-anak yang datang dari Disney dan melihatnya sebagai wajah dan bukan suara. Saya ingin penggemar saya dapat belajar sesuatu dari sesuatu yang saya lakukan,” terangnya.
Akting aktris yang dibesarkan di Greenville Timur, Pennsylvania ini melejit seiring dengan lagu-lagunya yang naik ke tangga lagu Radio Disney. Dia masuk dalam daftar panjang penyanyi atau selebritis yang terkenal dari acara Disney Channel seperti Miley Cyrus, Selena Gomez, Zendaya, dan Demi Lovato.
Kembali ke musik
Seminggu setelah serial ‘Girl Meets World’ dibatalkan di musim ketiga, Sabrina kembali mengetahui jika dia akan berakhir di musik. “Itu adalah pengalaman yang sangat indah, saya tidak akan mengubahnya. Tapi saya baru saja akan berusia 18, dan saya sangat senang pindah ke hal berikutnya,” ujarnya.
Dia secara teratur menulis lagu di lokasi syuting. Dia menulis semua lagunya sendiri. Dia melakukan tiga tur dan bermain di Madison Square Garden. ‘Kegagalan’ ‘Girl Meets World’ tidak menyedihkan bagi dia. “Saya meninggalkan zona nyaman selimut kecil yang saya bungkus ketika saya berada di Disney ke dunia anak besar, di mana orang-orang jauh lebih keras,” katanya, dikutip Refinery29.
Dan dia sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sabrina meluangkan waktu untuk mengejar musik di luar jadwal produksinya yang sibuk. Dia menulis dan merekam dua album pertamanya di lokasi syuting yakni ‘Eyes Wide Open’ pada 2015 dan ‘EVOLution’ pada 2016.
Menurut situs Marie Claire, dia menggunakan media sosial (medsos) untuk mempromosikan keduanya, membangun jaringan penggemarnya di dunia online yang bisa mengenalnya lebih dari sekadar karakter di televisi. Salah satu lagu di album terbarunya ‘In My Bed’ berkisah tentang bagaimana ia mengatasi kecemasan yang kadang-kadang mengganggu dirinya.
Meskipun dia tidak terlalu suka membicarakannya. “Sangat sulit untuk mendefinisikannya, itu datang dalam gelombang. Saya harus terus-menerus mengingatkan diri sendiri jika saya melakukan apa yang saya sukai dan ada banyak yang harus disyukuri. Saya bisa menyalurkannya ke beberapa lagu ini,” terangnya.
Sabrina Carpenter memang sudah tak seperti dulu lagi saat dia berperan sebagai Maya Hart di serial Disney berjudul Girl Meets World. Kini Sabrina tak hanya bisa tampil ‘manis’ di karakter Disney saja, melainkan bisa memerankan banyak karakter sesuai dengan tuntutan naskah.
Dia bukan tipe selebrita muda yang membuat nama di televisi hanya untuk mengumumkan jika mereka benar-benar menganggap diri mereka sebagai penyanyi. Tapi lebih dari itu. Dia benar-benar selalu terlibat dalam akting dan musik.
Pertengahan tahun lalu Sabrina baru saja merilis album keempatnya ‘Singular: Act II’. Saat ini dia juga sedang sibuk mencoba profesi baru sebagai produser eksekutif yang memproduksi dan membintangi ‘Work It’, mengembangkan adaptasi layar lebar mendatang dari ‘The Distance From Me To You’. Dia juga disebut-sebut sedang sibuk mempersiapkan tur dunianya.
Karir Sabrina di dunia akting dan musik hampir berjalan berbarengan. Dia adalah bagian dari generasi baru multitasker Gen-Z, bergabung dengan orang-orang seperti Billie Eilish dan sesama bintang Disney Dove Cameron, yang melejit pada usia muda. Dan memiliki sekitar 17 juta follower di Instagram.
Pada usia sepuluh tahun, dia berhasil masuk ke urutan ketiga dalam kompetisi menyanyi yang disebut ‘The Next Miley Cyrus Project’. Kemudian, dia mulai memposting video di YouTube setelah ayahnya membangun studio rekaman berwarna ungu di lemari ruang bawah tanah mereka.
Di usianya yang baru 12 tahun, ia menandatangani kontrak dengan label rekaman pertamanya. “Saya ingin orang-orang dapat mendengarkan musik saya dan merasa seperti mereka mengenakan pakaian yang mereka sukai, itu memberi Anda postur, energi, sikap yang berbeda,” terangnya.
Dari sinilah kehidupannya berubah. Dia mulai mendapatkan beberapa peran berulang di berbagai serial TV. Kesempatan besarnya datang ketika dia mendapatkan peran di ‘Girl Meets World’, reboot Disney Channel pada 2014 dari sitkom kesayangan tahun 1990-an ‘Boy Meets World’.
Kala itu, di usianya yang masih 14 tahun, Sabrina menuai ketenaran di dunia serial. Sabrina belajar banyak hal dari dunia peran. Termasuk di film terbarunya ‘Tall Girl’ yyang sarat dengan pesan sosial di kehudipan remaja. Lalu saat berperan di film ‘The Hate U Give’ yang sarat dengan pesan rasisme.
Aktris berusia 20 tahun pada 11 Mei tahun lalu ini mengatakan peran itu adalah langkah strategis untuk peran akting utama pertamanya setelah Disney. Dia seolah-olah ingin beranjak dari ‘bayang-bayang’ Disney. “Saya pikir sangat mudah bagi orang-orang untuk melihat anak-anak yang datang dari Disney dan melihatnya sebagai wajah dan bukan suara. Saya ingin penggemar saya dapat belajar sesuatu dari sesuatu yang saya lakukan,” terangnya.
Akting aktris yang dibesarkan di Greenville Timur, Pennsylvania ini melejit seiring dengan lagu-lagunya yang naik ke tangga lagu Radio Disney. Dia masuk dalam daftar panjang penyanyi atau selebritis yang terkenal dari acara Disney Channel seperti Miley Cyrus, Selena Gomez, Zendaya, dan Demi Lovato.
Kembali ke musik
Seminggu setelah serial ‘Girl Meets World’ dibatalkan di musim ketiga, Sabrina kembali mengetahui jika dia akan berakhir di musik. “Itu adalah pengalaman yang sangat indah, saya tidak akan mengubahnya. Tapi saya baru saja akan berusia 18, dan saya sangat senang pindah ke hal berikutnya,” ujarnya.
Dia secara teratur menulis lagu di lokasi syuting. Dia menulis semua lagunya sendiri. Dia melakukan tiga tur dan bermain di Madison Square Garden. ‘Kegagalan’ ‘Girl Meets World’ tidak menyedihkan bagi dia. “Saya meninggalkan zona nyaman selimut kecil yang saya bungkus ketika saya berada di Disney ke dunia anak besar, di mana orang-orang jauh lebih keras,” katanya, dikutip Refinery29.
Dan dia sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sabrina meluangkan waktu untuk mengejar musik di luar jadwal produksinya yang sibuk. Dia menulis dan merekam dua album pertamanya di lokasi syuting yakni ‘Eyes Wide Open’ pada 2015 dan ‘EVOLution’ pada 2016.
Menurut situs Marie Claire, dia menggunakan media sosial (medsos) untuk mempromosikan keduanya, membangun jaringan penggemarnya di dunia online yang bisa mengenalnya lebih dari sekadar karakter di televisi. Salah satu lagu di album terbarunya ‘In My Bed’ berkisah tentang bagaimana ia mengatasi kecemasan yang kadang-kadang mengganggu dirinya.
Meskipun dia tidak terlalu suka membicarakannya. “Sangat sulit untuk mendefinisikannya, itu datang dalam gelombang. Saya harus terus-menerus mengingatkan diri sendiri jika saya melakukan apa yang saya sukai dan ada banyak yang harus disyukuri. Saya bisa menyalurkannya ke beberapa lagu ini,” terangnya.
(don)