Studi: Jarang Berhubungan Seks Picu Wanita Menopause Lebih Dini
A
A
A
JAKARTA - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa bagi wanita, kehidupan seks yang membosankan awal dari menopause. Peneliti Inggris yang melacak kehidupan seks dan status menopause hampir 3.000 wanita Amerika Serikat selama satu dekade, dan menemukan bahwa mereka yang sedikit melakukan aktivitas seks lebih mungkin untuk memulai menopause pada usia lebih dini.
Menukil dari WebMD, tubuh wanita dapat bereaksi terhadap berkurangnya aktivitas seksual dengan dasar gunakan atau hilangkan. "Temuan penelitian kami menunjukkan jika seorang wanita tidak melakukan hubungan seks, dan tidak ada kemungkinan kehamilan, maka tubuh memilih untuk tidak berinvestasi dalam ovulasi, karena itu tidak ada gunanya," ungkap penulis studi Megan Arnot.
"Mungkin ada pertukaran energi biologis antara menginvestasikan energi ke dalam ovulasi dan berinvestasi di tempat lain, seperti tetap aktif dengan menjaga cucu," kata dia.
Sementara itu, Dr. Jennifer Wu, dokter kandungan di Lenox Hill Hospital di New York City, menjelaskan, dokter telah lama mengetahui bahwa ada banyak manfaat dari aktivitas seksual yang berkelanjutan. Dr. Wu menunjukkan bahwa menopause dini dapat berarti tulang yang lebih kuat dan kadar kolesterol yang lebih baik.
Dr. Wu juga menunjukkan bahwa menurut penelitian tersebut, aktivitas seksual yang terkait dengan menopause juga mencakup seks oral, cumbuan, dan masturbasi. Dia menambahkan bahwa wanita tanpa pasangan dapat memetik manfaat dari menopause dini.
Dalam studi tersebut, kelompok Arnot menganalisis data dari hampir 3.000 wanita yang kali pertama diwawancarai pada usia 45 tahun di 1996-1997. Seluruh responden belum ada yang memasuki menopause, tetapi 46% mulai memiliki gejala perimenopause, seperti perubahan dalam siklus menstruasi dan hot flash. Selain itu, sisanya sebesar 54% tidak memiliki tanda-tanda perimenopause.
Selama lebih dari 10 tahun penelitian, 45% wanita mulai mengalami menopause alami, dengan usia rata-rata mulai 52 tahun. Studi ini tidak dapat membuktikan sebab-akibat. Namun, dibandingkan dengan wanita yang melakukan hubungan seks kurang dari sekali dalam sebulan, mereka yang melakukan hubungan seks setiap minggu 28% lebih kecil kemungkinannya untuk memulai menopause pada usia berapa pun, dan mereka yang melakukan hubungan seks setiap bulan memiliki kemungkinan 19% lebih kecil.
Temuan ini sesuai dengan apa yang para antropolog juluki sebagai Hipotesis Nenek. Teori ini menunjukkan bahwa menopause awalnya berevolusi pada manusia untuk mengurangi konflik reproduksi antara generasi perempuan yang berbeda. Dan memungkinkan wanita untuk meningkatkan kebugaran inklusif mereka melalui investasi pada cucu mereka. Jadi, penghentian aktivitas seksual dapat mengirim sinyal untuk memulai transisi fisiologis itu.
Dr Mitchell Kramer, Ketua Kebidanan dan Ginekologi di Rumah Sakit Huntington Northwell Health di Huntington, NY, mencatat bahwa penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa wanita yang menikah cenderung memasuki menopause lebih lambat daripada wanita lajang. Satu teori untuk menjelaskan tren ini adalah bahwa wanita yang sudah menikah mungkin lebih sering berhubungan seks.
"Semua wanita pada akhirnya akan mengalami penghentian menstruasi dan memasuki masa menopause, tetapi peningkatan frekuensi aktivitas seksual dalam beberapa cara mempengaruhi sistem reproduksi untuk menunda perubahan menopause," ungkap Kramer.
Menukil dari WebMD, tubuh wanita dapat bereaksi terhadap berkurangnya aktivitas seksual dengan dasar gunakan atau hilangkan. "Temuan penelitian kami menunjukkan jika seorang wanita tidak melakukan hubungan seks, dan tidak ada kemungkinan kehamilan, maka tubuh memilih untuk tidak berinvestasi dalam ovulasi, karena itu tidak ada gunanya," ungkap penulis studi Megan Arnot.
"Mungkin ada pertukaran energi biologis antara menginvestasikan energi ke dalam ovulasi dan berinvestasi di tempat lain, seperti tetap aktif dengan menjaga cucu," kata dia.
Sementara itu, Dr. Jennifer Wu, dokter kandungan di Lenox Hill Hospital di New York City, menjelaskan, dokter telah lama mengetahui bahwa ada banyak manfaat dari aktivitas seksual yang berkelanjutan. Dr. Wu menunjukkan bahwa menopause dini dapat berarti tulang yang lebih kuat dan kadar kolesterol yang lebih baik.
Dr. Wu juga menunjukkan bahwa menurut penelitian tersebut, aktivitas seksual yang terkait dengan menopause juga mencakup seks oral, cumbuan, dan masturbasi. Dia menambahkan bahwa wanita tanpa pasangan dapat memetik manfaat dari menopause dini.
Dalam studi tersebut, kelompok Arnot menganalisis data dari hampir 3.000 wanita yang kali pertama diwawancarai pada usia 45 tahun di 1996-1997. Seluruh responden belum ada yang memasuki menopause, tetapi 46% mulai memiliki gejala perimenopause, seperti perubahan dalam siklus menstruasi dan hot flash. Selain itu, sisanya sebesar 54% tidak memiliki tanda-tanda perimenopause.
Selama lebih dari 10 tahun penelitian, 45% wanita mulai mengalami menopause alami, dengan usia rata-rata mulai 52 tahun. Studi ini tidak dapat membuktikan sebab-akibat. Namun, dibandingkan dengan wanita yang melakukan hubungan seks kurang dari sekali dalam sebulan, mereka yang melakukan hubungan seks setiap minggu 28% lebih kecil kemungkinannya untuk memulai menopause pada usia berapa pun, dan mereka yang melakukan hubungan seks setiap bulan memiliki kemungkinan 19% lebih kecil.
Temuan ini sesuai dengan apa yang para antropolog juluki sebagai Hipotesis Nenek. Teori ini menunjukkan bahwa menopause awalnya berevolusi pada manusia untuk mengurangi konflik reproduksi antara generasi perempuan yang berbeda. Dan memungkinkan wanita untuk meningkatkan kebugaran inklusif mereka melalui investasi pada cucu mereka. Jadi, penghentian aktivitas seksual dapat mengirim sinyal untuk memulai transisi fisiologis itu.
Dr Mitchell Kramer, Ketua Kebidanan dan Ginekologi di Rumah Sakit Huntington Northwell Health di Huntington, NY, mencatat bahwa penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa wanita yang menikah cenderung memasuki menopause lebih lambat daripada wanita lajang. Satu teori untuk menjelaskan tren ini adalah bahwa wanita yang sudah menikah mungkin lebih sering berhubungan seks.
"Semua wanita pada akhirnya akan mengalami penghentian menstruasi dan memasuki masa menopause, tetapi peningkatan frekuensi aktivitas seksual dalam beberapa cara mempengaruhi sistem reproduksi untuk menunda perubahan menopause," ungkap Kramer.
(nug)