Upaya Jaga Lingkungan, Starbucks Kurangi 30 Juta Sedotan Plastik Tiap Tahun
A
A
A
JAKARTA - Dimulai pada Februari 2020 ini, gerai Starbucks di Indonesia secara bertahap bakal mengganti sedotan plastik yang digunakannya dengan sedotan kertas. Inisiatif ini dalam rangka mengurangi sampah plastik yang bisa mencemari lingkungan.
Melalui siaran persnya, PT Sari Coffee Indonesia sebagai pemegang lisensi Starbucks di Indonesia, menyatakan bahwa pergantian bahan baku sedotan itu akan mengurangi lebih dari 30 juta sedotan plastik setiap tahun.
Sejalan dengan inisiatif tersebut, PT Sari Coffee juga secara proaktif bakal mensosialisasikan penggunaan gelas “For Here” untuk tiap minuman yang dikonsumsi di dalam gerai. Sedangkan untuk minuman yang dikonsumsi di luar gerai, program “Bring Your Own Tumbler” yang telah berjalan selama 11 tahun akan semakin ditingkatkan.
Starbucks mengawali inisiatif penggunaan sedotan kertas pertama kali pada 1 Oktober 2018 melalui gerakan “Greener Nusantara” di Bali, yang kemudian berlanjut di Labuan Bajo, Lombok, dan Bandung pada September 2019.
"Sebagai bagian dari masyarakat, kami berupaya mendukung program dan gerakan dari pemerintah. Termasuk saat ini adalah gerakan untuk mengurangi sampah di Indonesia. "Greener Nusantara" merupakan inisiatif untuk mendukung misi tersebut, sekaligus salah satu bentuk tanggung jawab kami terhadap lingkungan," kata Anthony Cottan, Direktur PT Sari Coffee Indonesia.
"Kami mengajak para pelanggan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam langkah sederhana ini. Tentu "Greener Nusantara" akan terus kami kembangkan sebagai wujud nyata perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan,” lanjutnya.
Sementara itu Senior General Manager, PR & Communications PT Sari Coffee Indonesia Andrea Siahaan mengatakan, mengurangi penggunaan sedotan plastik di lebih dari 430 gerai Starbucks merupakah sebuah langkah yang bisa menciptakan dampak nyata.
"Kami akan terus mensosialisasikan dan mengajak para pelanggan mengurangi sampah dengan cara menggunakan gelas “For Here” ketika menikmati minuman Starbucks di dalam gerai. Hal ini dapat mengurangi penggunaan sampah gelas sekali pakai," ujarnya.
Andrea meyakinkan bahwa program "Greener Nusantara" akan terus berkembang, yang difokuskan pada peningkatan kegiatan untuk lingkungan yang lebih baik. Mulai dari pemilahan sampah, daur ulang sampah plastik, pemanfaatan ampas kopi, ataupun program tata kelola sisa makanan.
"Saat ini berbagai inisiatif tersebut sedang kami pelajari dan tinjau secara konsisten. Kami berharap, melalui inisiatif "Greener Nusantara" dapat menginspirasi para karyawan serta pelanggan Starbucks untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan," sebut Andrea.
Salah satu langkah pada "Greener Nusantara" selaras dengan inisiatif Starbucks global untuk menyingkirkan penggunaan sedotan plastik pada akhir 2020. Menyambut hari jadi Starbucks yang ke-50 pada 2021, Starbucks telah mengumumkan sebuah aspirasi multidekade pada Januari lalu untuk menjadi perusahaan yang bersumber daya positif, memberikan lebih banyak kepada planet ini daripada yang telah diambil, mengurangi limbah, dan menyediakan air bersih.
Melalui siaran persnya, PT Sari Coffee Indonesia sebagai pemegang lisensi Starbucks di Indonesia, menyatakan bahwa pergantian bahan baku sedotan itu akan mengurangi lebih dari 30 juta sedotan plastik setiap tahun.
Sejalan dengan inisiatif tersebut, PT Sari Coffee juga secara proaktif bakal mensosialisasikan penggunaan gelas “For Here” untuk tiap minuman yang dikonsumsi di dalam gerai. Sedangkan untuk minuman yang dikonsumsi di luar gerai, program “Bring Your Own Tumbler” yang telah berjalan selama 11 tahun akan semakin ditingkatkan.
Starbucks mengawali inisiatif penggunaan sedotan kertas pertama kali pada 1 Oktober 2018 melalui gerakan “Greener Nusantara” di Bali, yang kemudian berlanjut di Labuan Bajo, Lombok, dan Bandung pada September 2019.
"Sebagai bagian dari masyarakat, kami berupaya mendukung program dan gerakan dari pemerintah. Termasuk saat ini adalah gerakan untuk mengurangi sampah di Indonesia. "Greener Nusantara" merupakan inisiatif untuk mendukung misi tersebut, sekaligus salah satu bentuk tanggung jawab kami terhadap lingkungan," kata Anthony Cottan, Direktur PT Sari Coffee Indonesia.
"Kami mengajak para pelanggan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam langkah sederhana ini. Tentu "Greener Nusantara" akan terus kami kembangkan sebagai wujud nyata perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan,” lanjutnya.
Sementara itu Senior General Manager, PR & Communications PT Sari Coffee Indonesia Andrea Siahaan mengatakan, mengurangi penggunaan sedotan plastik di lebih dari 430 gerai Starbucks merupakah sebuah langkah yang bisa menciptakan dampak nyata.
"Kami akan terus mensosialisasikan dan mengajak para pelanggan mengurangi sampah dengan cara menggunakan gelas “For Here” ketika menikmati minuman Starbucks di dalam gerai. Hal ini dapat mengurangi penggunaan sampah gelas sekali pakai," ujarnya.
Andrea meyakinkan bahwa program "Greener Nusantara" akan terus berkembang, yang difokuskan pada peningkatan kegiatan untuk lingkungan yang lebih baik. Mulai dari pemilahan sampah, daur ulang sampah plastik, pemanfaatan ampas kopi, ataupun program tata kelola sisa makanan.
"Saat ini berbagai inisiatif tersebut sedang kami pelajari dan tinjau secara konsisten. Kami berharap, melalui inisiatif "Greener Nusantara" dapat menginspirasi para karyawan serta pelanggan Starbucks untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan," sebut Andrea.
Salah satu langkah pada "Greener Nusantara" selaras dengan inisiatif Starbucks global untuk menyingkirkan penggunaan sedotan plastik pada akhir 2020. Menyambut hari jadi Starbucks yang ke-50 pada 2021, Starbucks telah mengumumkan sebuah aspirasi multidekade pada Januari lalu untuk menjadi perusahaan yang bersumber daya positif, memberikan lebih banyak kepada planet ini daripada yang telah diambil, mengurangi limbah, dan menyediakan air bersih.
(tsa)