Upaya Mendukung Pemerintah dalam Mencapai Net Zero Carbon
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perubahan iklim menjadi salah satu ancaman terbesar bagi umat manusia. Solidaritas, kemitraan, kerjasama semua pihak menjadi kunci dalam menghadapi ancaman tersebut.
Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF), melalui program Djarum Trees for Life (DTFL) pun berupaya untuk terus mendukung pemerintah dalam upaya mencapai net zero carbon .
"Kami selalu memulai program kami dari rumah sendiri, maka dari itu untuk program trembesi kami awali di jalur Kudus-Demak di tahun 2010, kemudian Pantura, tol Trans Jawa," ujar Vice President Dicector Djarum Foundation, FX Supanji, dalam keterangan resminya, Selasa (30/11/2021).
Baca juga: Kadar Kolesterol Orang Indonesia, Ini Kisaran Angkanya
"Akhirnya di tahun 2020 lalu, kami pun mulai melakukan penanaman di tol Trans Sumatera. Ini merupakan salah satu bentuk komitmen kami dalam upaya mendukung program pemerintah," lanjutnya.
Tingginya volume kendaraan di berbagai ruas jalan, baik tol maupun jalur antar kota menjadi latar belakang kuat bagi DTFL untuk melakukan penanaman di sekitar area tersebut. Hal ini guna mengurangi emisi karbon yang hadir di jalan raya.
Menurut dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Ir. H. Endes N. Dahlan, trembesi dapat menyerap CO2 sebesar 28,5 ton/pohon/tahun dibandingkan dengan pohon akasia yang mampu menyerap 5,3 ton/tahun dan kenanga 0,5 ton/tahun.
"Kandungan 78 persen nitrogen di udara membuat trembesi mampu bertahan hidup di lahan-lahan marjinal hingga lahan-lahan kritis, seperti lahan bekas tambang. Bahkan, trembesi dapat bertahan pada tanah dengan tingkat kesamaan tinggi dan kering," jelasnya.
Sementara itu, dalam upaya penanaman trembesi, BLDF melakukan pembibitan trembesi di Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) yang berlokasi di Kudus. Di sanalah, bibit-bibit trembesi dirawat hingga akhirnya siap untuk ditanam di berbagai ruas jalan.
Baca juga: Viral! Pasutri Keliling Dunia Naik Motor sampai Menara Eiffel
BLDF juga melakukan perawatan trembesi selama tiga tahun hingga pohon trembesi tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri. "Perawatan yang dilakukan termasuk pendangiran, penyiraman, pemberian pupuk, hingga penggantian bibit pohon yang mati," tutup FX Supanji.
Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF), melalui program Djarum Trees for Life (DTFL) pun berupaya untuk terus mendukung pemerintah dalam upaya mencapai net zero carbon .
"Kami selalu memulai program kami dari rumah sendiri, maka dari itu untuk program trembesi kami awali di jalur Kudus-Demak di tahun 2010, kemudian Pantura, tol Trans Jawa," ujar Vice President Dicector Djarum Foundation, FX Supanji, dalam keterangan resminya, Selasa (30/11/2021).
Baca juga: Kadar Kolesterol Orang Indonesia, Ini Kisaran Angkanya
"Akhirnya di tahun 2020 lalu, kami pun mulai melakukan penanaman di tol Trans Sumatera. Ini merupakan salah satu bentuk komitmen kami dalam upaya mendukung program pemerintah," lanjutnya.
Tingginya volume kendaraan di berbagai ruas jalan, baik tol maupun jalur antar kota menjadi latar belakang kuat bagi DTFL untuk melakukan penanaman di sekitar area tersebut. Hal ini guna mengurangi emisi karbon yang hadir di jalan raya.
Menurut dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Ir. H. Endes N. Dahlan, trembesi dapat menyerap CO2 sebesar 28,5 ton/pohon/tahun dibandingkan dengan pohon akasia yang mampu menyerap 5,3 ton/tahun dan kenanga 0,5 ton/tahun.
"Kandungan 78 persen nitrogen di udara membuat trembesi mampu bertahan hidup di lahan-lahan marjinal hingga lahan-lahan kritis, seperti lahan bekas tambang. Bahkan, trembesi dapat bertahan pada tanah dengan tingkat kesamaan tinggi dan kering," jelasnya.
Sementara itu, dalam upaya penanaman trembesi, BLDF melakukan pembibitan trembesi di Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) yang berlokasi di Kudus. Di sanalah, bibit-bibit trembesi dirawat hingga akhirnya siap untuk ditanam di berbagai ruas jalan.
Baca juga: Viral! Pasutri Keliling Dunia Naik Motor sampai Menara Eiffel
BLDF juga melakukan perawatan trembesi selama tiga tahun hingga pohon trembesi tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara mandiri. "Perawatan yang dilakukan termasuk pendangiran, penyiraman, pemberian pupuk, hingga penggantian bibit pohon yang mati," tutup FX Supanji.
(nug)