Memburu Eksotisnya Air Terjun Niagara di Grojogan Watu Purbo

Sabtu, 22 Februari 2020 - 07:30 WIB
Memburu Eksotisnya Air...
Memburu Eksotisnya Air Terjun Niagara di Grojogan Watu Purbo
A A A
SLEMAN - Kabupaten Sleman kini memiliki destinasi wisata baru yang tengah digandrungi para wisatawan, yakni Grojogan Watu Purbo (air tejun batu purba). Terletak di Bangunrejo, Merdikorjo, Tempel, Sleman, destinasi wisata air terjun ini tidak pernah sepi pengunjung, terutama di pagi dan sore hari.

Ketika memasuki hari libur, kedatangan pengunjung semakin membeludak. Mereka kebanyakan datang secara berkelompok, baik yang mengendarai kendaraan bermotor maupun bersepeda. Pada hari-hari biasa rata-rata terdapat kedatangan 2.000 pengunjung, dan saat libur maupun weekend mencapai 10.000 pengunjung.

Bukan tanpa alasan, Grojogan Watu Purbo ini begitu menarik antusias para wisatawan. Di sini, para pelancong penasaran dengan keindahan dan keelokan Grojogan Watu Purbo yang seklias mirip Air Terjun Niagara di perbatasan Amerika Serikat dan Kanada.

Niagaranya-Sleman-03-Priyo

Grojogan Watu Purbo menyajikan wisata alam air terjun dari enam sabo dam di aliran Sungai Krasak yang tersusun bertingkat dengan ketinggian bervariasi, ada yang 7 meter dan juga 3 meter. Masing-masing sabo dam itu dapat dikunjungi wisatawan. Akan tetapi, dari enam sabo dam itu, yang paling banyak dikunjungi yang berada di aliran dam terbawah.

Dari situ, wisatawan dapat melihat air dari dam tertinggi sampai ke bawah yang mengalir dengan teratur layaknya air terjun. Menariknya lagi, apabila cuaca cerah, wisatawan dapat menikmati gagahnya pemandangan Gunung Merapi yang ada di atas Grojogan Watu Purbo. Alhasil, dam terbawah pun menjadi obyek buruan wisatawan yang ingin berswafoto atau selfie dengan latar air terjun dari Sabo Dam dan Gunung Merapi.

Jika Anda hendak ke lokasi wisata Grojogan Watu Purbo, Anda harus sedikit bersusah payah, lantaran harus berjalan kaki sekitar 200 meter dari area parkir kendaraan. Namun, Anda tidak perlu khawatir, medan jalan ke lokasi wisata cukup baik dan terdapat pegangan di sisi kiri dan kanan jalan berundak. Hanya saja, Anda perlu sedikit berhati-hati saat memasuki jalan ke sabo dam paling bawah, sebab jalan masih berupa tanah cukup licin ketika turun hujan.

Untuk saat ini, wisatawan yang berkunjung ke Grojogan Watu Purbo tidak dikenai tarif masuk. Anda hanya cukup membayar parkir kendaraan yang relatif murah, yakni Rp3.000 untuk sepeda, Rp5.000 untuk sepeda motor, dan Rp10.000 untuk mobil.

Niagaranya-Sleman-04-Priyo

Sebagai informasi, Grojogan Watu Purbo awalnya merupakan sabo dam di aliran Sungai Krasak untuk menahan laju lahar dingin dari Gunung Merapi yang dibangun pada 1975. Sebelum dikembangkan menjadi destinasi wisata, dasar sungai di sabo dam terakhir sempat dijadikan penambangan pasir. Sehingga tebing yang ada kanan kiri aliran Sungai Krasak menjadi rusak. Akhirnya, pada 1985 kegiatan penambangan itu dihentikan.

Sisa penambangan tersebut, hingga saat ini masih terlihat di cekungan bekas galian di aliran sungai. Setelah lama tak terurus, pada 2018 masyarakat mulai berinisiatif mengembangan menjadi destinasi wisata alam alternatif. Di awal 2020, Grojogan Watu Purbo diunggah di media sosial dan akhirnya menjadi viral. "Ini merupakan obyek baru, sehingga masih dalam tahap pengembangan dan pembenahan," kata anggota pengelola obyek wisata Grojogan Watu Purbo, Iswanto saat ditemui belum lama ini.

Pria 38 tahun itu mengungkapkan bahwa lokasi wisata ini dinamai Grojogan Watu Purbo, karena di aliran sungai itu banyak ditemukan bebatuan, baik besar dan kecil. Warga tidak mengetahui kapan batu-baru itu ada di tempat tersebut, sehingga akhirnya dinamakan Watu Purbo.

Untuk menjaga perut wisatawan tidak keroncongan, warga setempat menyediakan 42 warung yang mereka kelola sendiri. Selain itu, juga dipersiapkan fasilitas penunjang lainnya, seperti toilet, gazebo mini untuk beristirahat, serta jembatan bambu untuk menghubungkan ke sabo dam. Di sini, wisatawan bisa menyusuri sungai dengan menyewa ban atau motor ATV.

"Meski menjadi obyek wisata yang diminati, namun kami tetap mengharapkan ada perhatian dari pemerintah daerah untuk membenahi dan memperbaiki tempat ini, termasuk menambah fasilitas penunjang. Sebab untuk pengelolaan masih dilakukan secara swadaya masyarakat," harap Iswanto.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6096 seconds (0.1#10.140)