Hotel Bintang 5 Ini Membuka Pintu bagi Pasien COVID-19 dan Petugas Medis
A
A
A
JAKARTA - Wuhan yang menjadi pusat wabah COVID-19 beberapa waktu lalu disebut-sebut seperti kota hantu. Jalanan sepi, kereta serta penerbangan pesawat tak beroperasi, dan bahkan sejumlah hotel terkemuka seperti Hilton and Wyndham telah menutup cabangnya di sana.
Marco Polo Wuhan, hotel bintang lima yang berlokasi di tepi Sungai Yangtze, adalah satu dari sedikit hotel yang masih beroperasi.
Hotel yang di hari-hari normal kerap dipenuhi para pelancong dan pebisnis, saat ini menampilkan pemandangan lain di lobinya yang berdesain modern. Pada akhir Januari lalu kantor berita AFP melaporkan, saat itu tak ada satu pun petugas hotel yang berjaga di front desk lobi. Pasalnya, 50 staf inti hotel lebih fokus mengurus sejumlah tamu yang terinfeksi virus COVID-19 dan harus dikarantina.
Hingga Sabtu (22/2) dilaporkan sudah ada 75.000 orang terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia, sementara yang meninggal dunia sebanyak 2.100 orang lebih.
Laman Business Insider yang mengutip laporan dari AFP kemarin menuliskan bahwa staf hotel yang bertahan di Marco Polo Wuhan terdiri dari para chef, petugas keamanan, dan sejumlah manajer hotel. Mereka bertugas mengantarkan layanan room service dan membagikan makanan kepada petugas medis serta para tamu yang sakit. Tak ketinggalan, mereka juga rutin memeriksa temperatur tubuh para tamu yang keluar dan masuk hotel, serta membuat catatan mengenai waktu kedatangan mereka.
Untuk mengatasi kebosanan sekaligus menjaga kesehatan mental mereka, para staf hotel ini juga dianjurkan untuk berolahraga tiap pukul 10.00 pagi. Tentu saja, karyawan hotel tersebut sudah dilengkapi protective mask. Mereka biasa berolaharga di lobi hotel di sela-sela kegiatan staff briefing mengenai perkembangan wabah COVID-19.
"Olahraga rutin berguna untuk menyeimbangkan kesehatan dan imunitas kami. Briefing serta update informasi membuat kami bisa menjaga semangat kerja dan tim," kata General Manager Hotel Marco Polo Wuhan Lee Weng Wai.
Hotel Marco Polo memiliki cabang di 13 lokasi di China, Hong Kong, dan Filipina.
Marco Polo Wuhan, hotel bintang lima yang berlokasi di tepi Sungai Yangtze, adalah satu dari sedikit hotel yang masih beroperasi.
Hotel yang di hari-hari normal kerap dipenuhi para pelancong dan pebisnis, saat ini menampilkan pemandangan lain di lobinya yang berdesain modern. Pada akhir Januari lalu kantor berita AFP melaporkan, saat itu tak ada satu pun petugas hotel yang berjaga di front desk lobi. Pasalnya, 50 staf inti hotel lebih fokus mengurus sejumlah tamu yang terinfeksi virus COVID-19 dan harus dikarantina.
Hingga Sabtu (22/2) dilaporkan sudah ada 75.000 orang terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia, sementara yang meninggal dunia sebanyak 2.100 orang lebih.
Laman Business Insider yang mengutip laporan dari AFP kemarin menuliskan bahwa staf hotel yang bertahan di Marco Polo Wuhan terdiri dari para chef, petugas keamanan, dan sejumlah manajer hotel. Mereka bertugas mengantarkan layanan room service dan membagikan makanan kepada petugas medis serta para tamu yang sakit. Tak ketinggalan, mereka juga rutin memeriksa temperatur tubuh para tamu yang keluar dan masuk hotel, serta membuat catatan mengenai waktu kedatangan mereka.
Untuk mengatasi kebosanan sekaligus menjaga kesehatan mental mereka, para staf hotel ini juga dianjurkan untuk berolahraga tiap pukul 10.00 pagi. Tentu saja, karyawan hotel tersebut sudah dilengkapi protective mask. Mereka biasa berolaharga di lobi hotel di sela-sela kegiatan staff briefing mengenai perkembangan wabah COVID-19.
"Olahraga rutin berguna untuk menyeimbangkan kesehatan dan imunitas kami. Briefing serta update informasi membuat kami bisa menjaga semangat kerja dan tim," kata General Manager Hotel Marco Polo Wuhan Lee Weng Wai.
Hotel Marco Polo memiliki cabang di 13 lokasi di China, Hong Kong, dan Filipina.
(tsa)