Gandeng CISC, Ferron Dukung Penyintas Kanker Terus Berkarya
A
A
A
JAKARTA - Hari Kanker Sedunia tiap tahunnya diperingati pada 4 Februari. Tahun ini, dengan semangat mendukung para penyintas kanker untuk tetap terus berkarya, PT Ferron Par Pharmaceuticals bersama Indonesian Cancer Information and Support Center (CISC) menggelar acara jalan sehat Karnaval Penyintas Kanker bertajuk "I Am and I Will: Better Quality of Life After Cancer".
Bukan tanpa alasan PT Ferron Par Pharmaceuticals mendukung terselenggaranya karnaval berbentuk peragaan busana oleh para penyintas kanker ini. "Kami mendukung acara ini agar para penyintas kanker terus bersemangat. Ini sejalan dengan core values Dexa Group yakni Expertise for the Promotion of Health," kata Presiden Direktur PT Ferron, Krestijanto Pandji usai acara di area Car Free Day, Jakarta Pusat, Minggu (23/2).
Menurutnya, salah satu masalah nyata yang dihadapi penyintas kanker adalah mahalnya harga obat-obatan, karena sebagian besar masih diimpor. Sebagai perusahaan farmasi yang memasarkan obat onkologi, PT Ferron juga telah memproduksi obat kanker di dalam negeri, sehingga para penyintas kanker bisa mendapatkan obat yang dibutuhkan dengan harga yang lebih terjangkau.
"Penyintas kanker harus mendapatkan pengobatan yang terbaik. Untuk itu kami akan selalu mendukung kegiatan positif bagi para penyintas kanker. Selain itu, kami akan terus berinovasi salah satunya untuk obat onkologi," ucap Krestijanto.
Sementara itu, berdasarkan data Globocan tahun 2018 menunjukkan bahwa kejadian penyakit kanker di Indonesia rata-rata sebesar 136.2 per 100.000 penduduk. Angka itu menempatkan Indonesia di posisi kedelapan dengan kasus terbanyak di Asia Tenggara, dan peringkat ke-23 se-Asia. Angka kejadian tertinggi pada laki-laki adalah kanker paru sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk. Disusul kanker hati dengan kejadian sebesar 12,4 per 100.000 penduduk, dan rata-rata kematian 7,6 per 100.000 penduduk.
Sedangkan menurut data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1.000 penduduk di 2013 menjadi 1,79 per 1.000 penduduk pada 2018. Prevalensi kanker tertinggi adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1.000 penduduk, diikuti Sumatera Barat 2,47, dan Gorontalo 2,44.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum CISC, Aryanthi Baramuli Putri mengutarakan, para penyintas kanker umumnya rawan dilanda stres akibat terlalu sering memikirkan penyakit, biaya pengobatan, atau masalah emosional lainnya. Alhasil, mereka sangat rawan menghadapi masalah psikososial. "Pengobatan kanker yang mahal dan harus konsisten, harus menjalani kemoterapi, membeli obat, selain itu pejuang kanker juga tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Untuk itu para pejuang kanker membutuhkan dukungan psikososial dari orang-orang sekitar," papar Aryanthi.
Melalui Karnaval Penyintas Kanker ini para penyintas dapat mengekspresikan diri dan terus berkarya. Kegiatan ini diharapkan juga bisa mengajak masyarakat untuk berempati dan terus memberikan dukungan untuk para penyintas kanker. "Peran komunitas sebagai media para penyintas dan pejuang saling sharing, berkumpul, dan berbagi. Itu bisa membantu pejuang kanker lebih tenang dan semangat menjalani pengobatan," kata Aryanthi.
Selain acara karnaval ini, PT Ferron dan CISC pada 2018 juga pernah mengadakan acara peringatan Hari Kanker Limfoma Sedunia bertema "Hidup Lebih CERDIK dengan Lymphoma". PT Ferron pun memasarkan produk pengembangan Bendamustin untuk para penyintas kanker limfoma produksi PT Fonko International Pharmaceuticals yang juga bagian dari Dexa Group. Bernama Fonkomustin, obat tersebut dibuat sesuai dengan standar Eropa.
Bukan tanpa alasan PT Ferron Par Pharmaceuticals mendukung terselenggaranya karnaval berbentuk peragaan busana oleh para penyintas kanker ini. "Kami mendukung acara ini agar para penyintas kanker terus bersemangat. Ini sejalan dengan core values Dexa Group yakni Expertise for the Promotion of Health," kata Presiden Direktur PT Ferron, Krestijanto Pandji usai acara di area Car Free Day, Jakarta Pusat, Minggu (23/2).
Menurutnya, salah satu masalah nyata yang dihadapi penyintas kanker adalah mahalnya harga obat-obatan, karena sebagian besar masih diimpor. Sebagai perusahaan farmasi yang memasarkan obat onkologi, PT Ferron juga telah memproduksi obat kanker di dalam negeri, sehingga para penyintas kanker bisa mendapatkan obat yang dibutuhkan dengan harga yang lebih terjangkau.
"Penyintas kanker harus mendapatkan pengobatan yang terbaik. Untuk itu kami akan selalu mendukung kegiatan positif bagi para penyintas kanker. Selain itu, kami akan terus berinovasi salah satunya untuk obat onkologi," ucap Krestijanto.
Sementara itu, berdasarkan data Globocan tahun 2018 menunjukkan bahwa kejadian penyakit kanker di Indonesia rata-rata sebesar 136.2 per 100.000 penduduk. Angka itu menempatkan Indonesia di posisi kedelapan dengan kasus terbanyak di Asia Tenggara, dan peringkat ke-23 se-Asia. Angka kejadian tertinggi pada laki-laki adalah kanker paru sebesar 19,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk. Disusul kanker hati dengan kejadian sebesar 12,4 per 100.000 penduduk, dan rata-rata kematian 7,6 per 100.000 penduduk.
Sedangkan menurut data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI, prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1.000 penduduk di 2013 menjadi 1,79 per 1.000 penduduk pada 2018. Prevalensi kanker tertinggi adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1.000 penduduk, diikuti Sumatera Barat 2,47, dan Gorontalo 2,44.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum CISC, Aryanthi Baramuli Putri mengutarakan, para penyintas kanker umumnya rawan dilanda stres akibat terlalu sering memikirkan penyakit, biaya pengobatan, atau masalah emosional lainnya. Alhasil, mereka sangat rawan menghadapi masalah psikososial. "Pengobatan kanker yang mahal dan harus konsisten, harus menjalani kemoterapi, membeli obat, selain itu pejuang kanker juga tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Untuk itu para pejuang kanker membutuhkan dukungan psikososial dari orang-orang sekitar," papar Aryanthi.
Melalui Karnaval Penyintas Kanker ini para penyintas dapat mengekspresikan diri dan terus berkarya. Kegiatan ini diharapkan juga bisa mengajak masyarakat untuk berempati dan terus memberikan dukungan untuk para penyintas kanker. "Peran komunitas sebagai media para penyintas dan pejuang saling sharing, berkumpul, dan berbagi. Itu bisa membantu pejuang kanker lebih tenang dan semangat menjalani pengobatan," kata Aryanthi.
Selain acara karnaval ini, PT Ferron dan CISC pada 2018 juga pernah mengadakan acara peringatan Hari Kanker Limfoma Sedunia bertema "Hidup Lebih CERDIK dengan Lymphoma". PT Ferron pun memasarkan produk pengembangan Bendamustin untuk para penyintas kanker limfoma produksi PT Fonko International Pharmaceuticals yang juga bagian dari Dexa Group. Bernama Fonkomustin, obat tersebut dibuat sesuai dengan standar Eropa.
(nug)