Banyak Mitos Soal Pantangan Makanan, Cegah Malanutrisi Pasien Kanker
A
A
A
JAKARTA - Di usia yang masih belia, 26 tahun, Shahnaz Haque, divonis kanker ovarium (indung telur). Penyakit yang sama diderita almarhum ibu dan neneknya.
Saat itu ia belum lagi menikah dan harus menghadapi kenyataan bahwa indung telur sebelah kanan harus diangkat agar kanker tidak menyebar. "Pertama kali didiagnosis tumor padat di ovarium kanan, waktu itu keluhan yang dirasa susah BAB, kembung, dan kaki kesemutan. Akhirnya saya merasa stres, antisosial, dan nafsu makan hilang," ujarnya ketika mengenang pengalaman pada tahun 1998 itu.
Masa itu pun tidak luput dari berbagai hoax yang beredar terkait kanker, terutama soal makanan. Lantaran banyak mitos soal pantangan makanan bagi pasien kanker didukung dengan hilangnya selera makan pasien, alhasil mendiang ibu Shahnaz mengalami malanutrisi dengan tubuh yang sangat kurus. "Ada anggapan kalau kita makan, maka sel kankernya yang makan dan jadi bertambah banyak," katanya dalam acara "Kalbe Peringati Hari Kanker Sedunia" di Tangerang, 29 Februari lalu.
Menanggapi hal ini, dr Maria Inggrid Budiman SpGK mengatakan, justru pasien kanker memerlukan tambahan kalori dibandingkan orang sehat. "Jadi salah kalau kita pantang makan. Makanlah gizi seimbang tapi juga jangan berlebihan sebab bisa menimbulkan penyakit lain," ucap dr Maria. Ia menjelaskan ada pasien kanker yang tidak makan karbohidrat dan lari ke protein. Ada juga yang hanya minum jus.
Padahal, pasien kanker maupun orang sehat sekalipun harus konsumsi makanan beragam. "Daging merah itu sumber protein yang baik yang lengkap asam aminonya," tambah dr Maria. Pernah ada studi soal buruknya daging merah bagi pasien kanker. Padahal, menurut dr Maria, itu adalah studi yang dilakukan oleh ras Kaukasia dan berbeda kondisinya dengan ras Asia.
Penelitian menyebutkan makan daging setiap hari lebih dari 160 gram selama enam tahun berpotensi membahayakan kesehatan. "Di situ daging yang dimaksud adalah daging berproses seperti daging kaleng, daging asap, dan sosis yang jelas banyak bahan tambahannya. Bukan daging merah. Masyarakat kita pun makan daging merah tidak sebanyak itu dan tidak setiap hari," urai dr Maria.
Memang, sel kanker bisa mengeluarkan hormon yang menekan nafsu makan dan cepat kenyang. Akibatnya 80% pasien kanker malanutrisi. Faktanya, makan bukan hanya sebagai sumber tenaga, makanan juga berfungsi untuk mengangkut obat. Kalau status gizi buruk, maka efek dari obat akan berkurang dan tubuh pun akan susah melawan penyakit.
Menurut dr Selvinna, Marketing Manager PT Kalbe Farma Tbk, tujuan diselenggarakan acara peringatan Hari Kanker Sedunia tersebut di antaranya untuk meluruskan mitos yang beredar tentang kanker, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit tersebut. "Kalbe akan terus mewujudkan komitmennya terhadap kesehatan masyarakat, salah satunya penderita kanker. Diharapkan melalui kegiatan ini masyarakat tergerak memperbaiki gaya hidup keseharian," kata dr Selvinna.
Di kesempatan yang sama, dr Michael Buyung Nugroho, Board of Director PT Kalbe Farma, menekankan pentingnya deteksi dini guna mencegah kanker. "Perhatikan kondisi tubuh, kalau ada benjolan, atau BAB berdarah misalnya ataupun kondisi lain segera periksa," sarannya. Menyinggung soal pengobatan alternatif, Shahnaz sendiri sebetulnya tidak anti. Namun, ia mengingatkan bahwa pengobatan tersebut membutuhkan waktu lama sementara perkembangan penyakit ini cukup cepat.
"Kita harus kejar waktu, boleh saja menjalani alternatif tapi berbarengan dengan tindakan medis," tutur presenter ini. Sebagai pasien kanker, ia memberi saran agar ketika kontrol ke dokter, pastikan membawa catatan pertanyaan agar tidak lupa apa saja yang ingin ditanyakan. Tema yang diangkat dalam peringatan tahun ini ialah "I Am and I Will". Sekitar 250 pasien, survivor, dan pemerhati kanker hadir dalam acara ini yang meliputi talkshow edukasi kanker, serta pemeriksaan dan konsultasi kesehatan. Peringatan ini bekerja sama dengan Bethsaida Hospital dan Supermal Karawaci. (Sri Noviarni)
Saat itu ia belum lagi menikah dan harus menghadapi kenyataan bahwa indung telur sebelah kanan harus diangkat agar kanker tidak menyebar. "Pertama kali didiagnosis tumor padat di ovarium kanan, waktu itu keluhan yang dirasa susah BAB, kembung, dan kaki kesemutan. Akhirnya saya merasa stres, antisosial, dan nafsu makan hilang," ujarnya ketika mengenang pengalaman pada tahun 1998 itu.
Masa itu pun tidak luput dari berbagai hoax yang beredar terkait kanker, terutama soal makanan. Lantaran banyak mitos soal pantangan makanan bagi pasien kanker didukung dengan hilangnya selera makan pasien, alhasil mendiang ibu Shahnaz mengalami malanutrisi dengan tubuh yang sangat kurus. "Ada anggapan kalau kita makan, maka sel kankernya yang makan dan jadi bertambah banyak," katanya dalam acara "Kalbe Peringati Hari Kanker Sedunia" di Tangerang, 29 Februari lalu.
Menanggapi hal ini, dr Maria Inggrid Budiman SpGK mengatakan, justru pasien kanker memerlukan tambahan kalori dibandingkan orang sehat. "Jadi salah kalau kita pantang makan. Makanlah gizi seimbang tapi juga jangan berlebihan sebab bisa menimbulkan penyakit lain," ucap dr Maria. Ia menjelaskan ada pasien kanker yang tidak makan karbohidrat dan lari ke protein. Ada juga yang hanya minum jus.
Padahal, pasien kanker maupun orang sehat sekalipun harus konsumsi makanan beragam. "Daging merah itu sumber protein yang baik yang lengkap asam aminonya," tambah dr Maria. Pernah ada studi soal buruknya daging merah bagi pasien kanker. Padahal, menurut dr Maria, itu adalah studi yang dilakukan oleh ras Kaukasia dan berbeda kondisinya dengan ras Asia.
Penelitian menyebutkan makan daging setiap hari lebih dari 160 gram selama enam tahun berpotensi membahayakan kesehatan. "Di situ daging yang dimaksud adalah daging berproses seperti daging kaleng, daging asap, dan sosis yang jelas banyak bahan tambahannya. Bukan daging merah. Masyarakat kita pun makan daging merah tidak sebanyak itu dan tidak setiap hari," urai dr Maria.
Memang, sel kanker bisa mengeluarkan hormon yang menekan nafsu makan dan cepat kenyang. Akibatnya 80% pasien kanker malanutrisi. Faktanya, makan bukan hanya sebagai sumber tenaga, makanan juga berfungsi untuk mengangkut obat. Kalau status gizi buruk, maka efek dari obat akan berkurang dan tubuh pun akan susah melawan penyakit.
Menurut dr Selvinna, Marketing Manager PT Kalbe Farma Tbk, tujuan diselenggarakan acara peringatan Hari Kanker Sedunia tersebut di antaranya untuk meluruskan mitos yang beredar tentang kanker, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit tersebut. "Kalbe akan terus mewujudkan komitmennya terhadap kesehatan masyarakat, salah satunya penderita kanker. Diharapkan melalui kegiatan ini masyarakat tergerak memperbaiki gaya hidup keseharian," kata dr Selvinna.
Di kesempatan yang sama, dr Michael Buyung Nugroho, Board of Director PT Kalbe Farma, menekankan pentingnya deteksi dini guna mencegah kanker. "Perhatikan kondisi tubuh, kalau ada benjolan, atau BAB berdarah misalnya ataupun kondisi lain segera periksa," sarannya. Menyinggung soal pengobatan alternatif, Shahnaz sendiri sebetulnya tidak anti. Namun, ia mengingatkan bahwa pengobatan tersebut membutuhkan waktu lama sementara perkembangan penyakit ini cukup cepat.
"Kita harus kejar waktu, boleh saja menjalani alternatif tapi berbarengan dengan tindakan medis," tutur presenter ini. Sebagai pasien kanker, ia memberi saran agar ketika kontrol ke dokter, pastikan membawa catatan pertanyaan agar tidak lupa apa saja yang ingin ditanyakan. Tema yang diangkat dalam peringatan tahun ini ialah "I Am and I Will". Sekitar 250 pasien, survivor, dan pemerhati kanker hadir dalam acara ini yang meliputi talkshow edukasi kanker, serta pemeriksaan dan konsultasi kesehatan. Peringatan ini bekerja sama dengan Bethsaida Hospital dan Supermal Karawaci. (Sri Noviarni)
(ysw)