Mencicip Lezatnya Bubur Pecinaan di Selatan Jakarta

Senin, 16 Maret 2020 - 06:30 WIB
Mencicip Lezatnya Bubur Pecinaan di Selatan Jakarta
Mencicip Lezatnya Bubur Pecinaan di Selatan Jakarta
A A A
JAKARTA - Penggemar bubur bisa merasakan sensasi yang berbeda lewat bubur ala pecinaan yang ada di seputaran Cikajang, Jakarta Selatan. Namanya Bubur Cap Tiger. Tak perlu khawatir kehalalannya karena hanya menggunakan kaldu ayam untuk membuat rasanya menjadi sedap.

“Ibu saya juga berjualan bubur di Jakarta Barat Di sana buburnya halal, di sini juga begitu. Saya ingin semua lapisan masyarakat bisa menikmati,” kata John Darmawan, salah satu owner Bubur Cap Tiger.

Tak ada kaldu tambahan pada bubur China karena kaldu sudah dicampur dengan beras saat dimasak, beda dengan bubur Sukabumi yang punya kaldu kuning terpisah. Meski penampilannya sederhana, bubur polos pun bisa dinikmati tanpa menambahkan kecap atau bumbu lain karena rasanya gurih, bahkan untuk jenis bubur yang memakai beras merah pun tetap terasa enak.

Ada empat menu bubur yang disediakan, yakni bubur polos, bubur ayam, bubur ikan dan bubur beras merah. Pecinta kuliner yang memilih bubur ikan akan dapat bubur yang sama, tapi toppingnya berbeda, bukan ayam rebus, melainkan ikan dori.

Sementara, untuk bubur beras merah, makanan yang satu ini didapat dari Sumatera Utara yang berasnya baru bisa dipanen setelah enam bulan. Selain lebih sehat dari beras biasa, beras ini lebih wangi. Menu bubur beras merah ditambahkan untuk mengakomodasi kebutuhan konsumen di Jakarta yang semakin peduli kesehatan. Meski rasa beras merahnya masih terasa betul, meskipun memang sedikit sekitar 10% menambahkan beras putih namun bubur beras merah tetap tak kalah gurih dan lezat.

Nah, setiap menu bubur ini tentunya dilengkapi dengan irisan jahe, daun seledri, potongan cakwe dan potongan cabai rawit dengan kecap asin. Anda yang ingin tambahan topping bisa juga memesan lagi ayam kampung yang direbus atau dipanggang, nasi putih dan nasi hainam serta menu tambahan yang cocok dengan bubur seperti telur ayam kampung, telur pitan, telur asin, telur kecap dan tahu kecap.

Penyuka jeroan juga bisa memilih usus dan ati atau ampela, tapi bentuknya berbeda dengan sate usus atau sate ati ampela pada umumnya. Di restoran knj, jeroan disajikan dengan minyak wijen, kecap asin dan minyak bawang. Porsinya pun banyak, bisa dinikmati dua orang atau lebih.

"Untuk usus, kami pakai usus dari empat ekor ayam untuk seporsi, tidak semuanya bagian dipakai, kami pakai yang paling bersih,” terang John. (Baca juga: Sup Kolagen, Olahan Ceker Ayam yang Atasi Masalah Tulang dan Jantung ).

Untuk pelengkap makan bubur, Bubur Cap Tiger juga menjual liang teh buatan sendiri, minuman herbal China yang berkhasiat menyembuhkan panas dalam. Konsumen juga bisa memilih soda Cap Badak, soda pertama Indonesia hingga air kelapa hijau. Sementara di akhir bersantap tak ada salahnya bila memesan makanan pencuci mulut yang khas pecinaan yaitu kwecang. Bentuknya serupa bacang tanpa isi berukuran lebih kecil yang dilapisi daun bambu. Teksturnya seperti jeli dan enak disantap setelah dicocol dengan gula aren.

Bubur biasanya menjadi makanan yang dinikmati saat sarapan, namun bubur China lekat dengan citra santapan malam. Bubur Cap Tiger dibuka pukul 5 petang hingga lewat tengah malam. Pada Jumat dan Sabtu, restoran dibuka hingga pukul 03.00 pagi, Selasa hingga Kamis dan Minggu dibuka hingga pukul 01.00 pagi.

Bubur paling enak disantap saat masih panas, karena itu sejauh ini Bubur Cap Tiger tidak bekerja sama dengan layanan pesan antar dari aplikasi ojek online. Namun, bukan berarti pembeli tidak bisa memesan untuk dikirim, hanya saja restoran ini tidak terdaftar di restoran dengan layanan pesan antar. Harga Harga bubur yang termurah adalah bubur polos dengan harga Rp25.000. untuk bubur ayam dan ikan dijual Rp40.000 dan Rp45.000 dan bubur merah, harganya ditambah Rp5.000.

Sementara ayam rebus atau panggang dihargai mulai dari Rp55.000 untuk seperempat ekor hingga Rp220.000 per ekor. Bila sedang mengirit, bubur polos bisa jadi pilihan karena lezat untuk disantap meski tanpa tambahan ini dan itu.

Tak hanya buburnya yang nikmat, restoran yang agak terpencil, tapi representatif untuk destinasi kuliner di Jakarta Selatan. Terasa atmosfer ala Hong Kong yang dipadukan dengan toko-toko pecinan era 1950-an.

Film Hong Kong "In The Mood for Love" jadi salah satu inspirasi dekorasi. Dinding yang dihiasi benda-benda seperti hiasan tegel, lukisan, serta sisi lainnya juga dilapisi motif-motif bernuansa merah khas pecinaan, namun tetap ada sisi modern.

Restorannya sempit dan memanjang dengan kapasitas sekitar 50 orang ini juga menyuguhkan pemandangan open kitchen dan alunan musik ala suasana di Hong Kong. Tujuannya agar pecinta kuliner tidak bosan.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8622 seconds (0.1#10.140)