Chloroquine, Obat Antimalaria yang Efektif Melawan Covid-19

Jum'at, 20 Maret 2020 - 19:30 WIB
Chloroquine, Obat Antimalaria...
Chloroquine, Obat Antimalaria yang Efektif Melawan Covid-19
A A A
JAKARTA - Selain Avigan, pemerintah Indonesia juga telah memesan Chloroquine untuk menyembuhkan pasien COVID-19. Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan, bahwa sebanyak 3 juta butir Chloroquine yang dipesan ini akan sampai ke pasien melalui dokter keliling dari rumah ke rumah, serta melalui rumah sakit dan puskesmas di kawasan terinfeksi.

Di sisi lain, obat ini telah dicoba di tiga negara dan terbukti memberikan kesembuhan. Pada dasarnya Chloroquine merupakan obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati malaria. Chloroquine bersifat sisontosida darah dan gametosida P. vivax dan P. malariae. Obat ini biasanya diberikan pada penderita malaria di daerah endemik atau area yang diketahui berisiko tinggi terjangkit malaria.

Dilansir dari The Guardian, Chloroquine merupakan obat murah dan tersedia luas yang telah digunakan sejak tahun 1945 melawan malaria dan kondisi lainnya. Obat ini aman dikonsumsi oleh wanita hamil dan anak-anak. Studi laboratorium menunjukkan bahwa obat antivirus ini efektif terhadap virus corona, setidaknya dalam cawan petri, dan hasil dari penelitian kecil Perancis pada 24 pasien menunjukkan, Chloroquine dapat mempercepat pemulihan. (Baca Juga: Lawan Corona, Pemerintah Siapkan 5 Juta Avigan dan Chloroquine )

Chloroquine bekerja dengan cara memblokir infeksi dengan mengganggu kemampuan beberapa virus, termasuk virus corona untuk memasuki sel. Dilansir dari Science News, Manli Wang dari Institut Virologi Wuhan di Akademi Ilmu Pengetahuan China dan rekannya menemukan obat itu juga dapat membatasi pertumbuhan COVID-19 jika diberikan setelah masuk.

Di sisi lain, Chloroquine juga terbukti dapat membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus tanpa menghasilkan reaksi berlebihan yang dapat menyebabkan kegagalan organ. Sementara itu, dokter di Marseille di selatan Perancis mengklaim bahwa pasien COVID-19 telah berhasil diobati dengan Chloroquine. Dalam sebuah penelitian terhadap 36 pasien diberikan obat ini. Setelah enam hari, 70% pasien Chloroquine dianggap sembuh, di mana virus tidak lagi terdeteksi dalam sampel darah, dibandingkan 12,5% dari kelompok kontrol pasien.

"Ini adalah efek yang signifikan. Namun, penelitian ini dilakukan pada sejumlah kecil pasien dan perlu direplikasi dalam skala yang jauh lebih besar untuk meyakinkan secara ilmiah," kata Dr Andrew Preston, pembaca dalam patogenesis mikroba di University of Bath. seperti dilansir dari Telegraph. (Baca Juga: Mengenal Avigan, Antivirus yang Dibeli Pemerintah untuk Obati Covid-19 )

Dokter di Australia dan China juga telah melihat hasil yang menjanjikan dari obat ini dan berharap untuk memulai uji coba dalam beberapa minggu ke depan. Selama sekitar 10 tahun telah ada penelitian yang melaporkan efek antivirus Chloroquine dan digunakan untuk mengobati pasien dalam wabah sindrom pernapasan akut (Sars) dari tahun 2002 hingga 2003.

“(Chloroquine) menerima perhatian yang relatif sedikit ketika wabah Sars. Menyadari bahwa virus COVID-19 saat ini adalah kerabat dekat, beberapa peneliti telah menguji apakah Chloroquine mungkin merupakan terapi untuk pandemi saat ini," ujar Preston.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1040 seconds (0.1#10.140)