Ahli: Tak Ada Peningkatan Risiko COVID-19 pada Ibu Hamil

Selasa, 31 Maret 2020 - 01:02 WIB
Ahli: Tak Ada Peningkatan...
Ahli: Tak Ada Peningkatan Risiko COVID-19 pada Ibu Hamil
A A A
JAKARTA - Di tengah kekhawatiran akan bahaya virus corona, ada sepercik kabar baik bagi para ibu hamil. Sebab, hingga saat ini belum ada bukti yang menjelaskan bahwa mereka masuk ke dalam kelompok yang rentan terpapar virus. Begitu pun dengan bayi yang dikandung, karena penelitian belum menemukan bukti bahwa mereka bisa tertular COVID-19 dari sang ibu yang terinfeksi.

Pernyataan tersebut disampaikan melalui guideline yang dikeluarkan Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, Royal College of Midwives, serta Royal College of Paediatrics and Child Health Inggris. Guideline itu menyebutkan bahwa sampai sekarang belum ditemukan bukti ataupun data pasti apakah wanita hamil di negeri Ratu Elizabeth beserta bayi yang mereka kandung masuk dalam kelompok rentan COVID-19.

Ibu hamil memiliki sistem kekebalan tubuh yang berubah-ubah, di mana hal tersebut membuat mereka mudah mengalami komplikasi penyakit saat terinfeksi virus seperti virus flu, misalnya. Beberapa penyakit pernapasan juga dapat menyebabkan penyakit kritis pada bayi. Meski demikian, berdasarkan data yang tersedia, tak satu pun dari pola tersebut menimpa para wanita hamil pada kasus COVID-19.

"Karena ini adalah virus yang sangat baru, jadi kami masih mempelajarinya sehingga guideline akan terus ditinjau secara berkala sejalan dengan bukti-bukti baru yang muncul," kata Edward Morris, Ketua Royal College of Obstetricians and Gynecologists, seperti dikutip dari laman The Guardian.

"Dalam beberapa pekan dan bulan ke depan, mungkin saja wanita hamil di Inggris dinyatakan positif mengidap coronavirus. Berhubung data saat ini masih terbatas, bisa dipastikan bahwa untuk sementara belum ditemukan bukti kalau virus bisa tertular kepada bayi yang dikandung ibunya," lanjut Morris.

Guideline yang dimiliki Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, Royal College of Midwives, serta Royal College of Paediatrics and Child Health ini dibuat berdasarkan pengamatan di China, termasuk juga laporan WHO, yang menyebutkan bahwa dari 147 wanita hamil, 64 di antaranya dikonfirmasi terinfeksi virus corona. Sementara 82 orang dalam status pengawasan dan satu kasus tak memiliki gejala. Dari jumlah kasus yang terinfeksi, 8%-nya memiliki gejala yang parah dan 1% sakit kritis.

Lalu, ada lagi penelitian lain yang dituangkan melalui jurnal kesehatan Lancet mengenai masalah ini. Penelitian itu melibatkan sembilan wanita hamil yang telah dinyatakan positif COVID-19 di Wuhan, China. Peneliti menemukan bahwa pada saat sudah dilahirkan, yang semuanya dilakukan secara caesar, bayi-bayi dari para ibu tersebut dinyatakan sehat. Selain itu juga tidak ditemukan bukti kalau virus masuk ke dalam ASI, darah tali pusat, dan cairan ketuban. (deslita krissanta sibuea)
(tsa)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1661 seconds (0.1#10.140)